14 : Pain Is Like A Friend For Life
***
Kehidupan seseorang tidak ada yang tahu. Mungkin dari sampulnya terlihat begitu tegar dan kuat, tetapi siapa tahu justru di bagian dalam sebenarnya sangat lemah.
Xiao Zhan duduk di depan Dokter Hu dalam diam, menundukkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah dua patah kata. Kedua tangannya bertaut, jari-jarinya saling berkutik satu sama lain seolah-olah sedang meredam kecemasan. Sementara itu, Dokter Hu memandangnya dalam-dalam. Ada semacam ekspresi cemas yang tersirat di sorot mata dokter tampan itu, hanya saja dia tak berani mengungkapkan apa yang dirasa.
"Maaf, aku benar-benar tak bisa mempertahankan itu."
"Dokter, bukankah kau sudah berjanji akan menyimpannya untukku?"
Merasa bersalah, Hu Yitian menghela napas panjang. Kemudian dia berkata, "Benar. Aku tidak menepati janjiku, tapi aku tidak punya pilihan lain. Pasien lain mendadak sangat membutuhkan itu, sementara kau juga belum sanggup untuk menyelesaikan administrasinya. Rumah sakit juga tidak bisa membiarkan aku untuk tetap mempertahankannya, Xiao Zhan. Aku minta maaf, tetapi secepatnya aku akan mencarikan pendonor untukmu."
Xiao Zhan akhinya mengangkat kepala. Maniknya tampak kosong dan sayu, kantung matanya benar-benar terlihat jelas seperti beberapa hari dia tidur istirahat barang sedikit pun. Itulah kenyataannya, Xiao Zhan memang tidak dapat memejamkan mata atau sekadar tidur ayam.
Di kepalanya banyak sekali hal yang dipikirkan, membutuhkan solusi dan mencari cara mengatasi kesenjangan dalam kehidupannya.
"Aku mengerti. Kalau begitu, aku pergi dulu."
Baru saja membalik badan tiba-tiba Xiao Zhan membungkuk sambil mencengkeram erat perutnya. Rada nyeri mendadak menyerang, kepala terasa sedikit pening dan pandangan berputar-putar.
"Xiao Zhan, kau baik-baik saja?" Hu Yitian segera menangkap tubuh Xiao Zhan yang limbung.
Sejenak terdiam berusaha menenangkan diri, Xiao Zhan menjawab, "Aku baik-baik saja, hanya kurang istirahat."
"Apa kau makan dengan teratur, minum obat secara rutin? Xiao Zhan kau tidak boleh abai akan kesehatanmu. Kau belum menjalani pe---"
"Dokter Hu," Xiao Zhan memotong ucapan Hu Yitian. Dia menarik napas dalam-dalam kemudian menegakkan tubuh. Melemparkan senyum tipis, serta melayangkan tatapan mata yang tampak sendu. "Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir," lanjutnya.
"Aku pergi dulu. Selamat siang, Dok."
Sembari berjalan perlahan dab memegangi perut, Xiao Zhan mencoba menahan sekuat mungkin rasa nyeri yang menunjam. Ini bukan pertama kalinya Xiao Zhan mengalami seperti hal seperti ini, dan baginya rasa sakit yang dirasakan selama beberapa tahun belakangan ini sudah seperti teman yang tak pernah pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Innocent [✓]
FanfictionXiao Zhan, seorang model yang baru saja menjajaki dunia hiburan. Terjun melalui sebuah perjanjian Sugar Daddy yang dilakukan dengan CEO Wang Empire, Wang Yibo, dia jadi tahu betapa kotornya industri yang akan dia geluti ini. Kehancuran keluarga, ke...