It's a Decision, Not a Statement

1.5K 176 39
                                    

Chapter 33 : It's a Decision, Not a Statement

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 33 : It's a Decision, Not a Statement

---------------------

"Xiao Zhan, kau tenang saja. Aku akan melakukan yang terbaik untuk operasi bibi." Hu Yitian menghampiri Xiao Zhan, menepuk pundaknya dengan lembut.

"Xiao Jiu," panggilnya.

Namun, Xiao Jiu justru mengalihkan pandangan dan membalikkan badan ke arah Zhou Keyu yang berdiri di sampingnya.  Hu Yitian mengulas senyum tipis, lalu berkata, "Aku tahu kau juga mengkhawatirkan bibi. Dia pasti akan baik-baik saja."

Xiao Jiu mendengus kasar. "Siapa juga yang mengkhawatirkannya. Jika bukan karena Xiao Zhan memaksaku untuk tetap di sini, aku sudah pergi."

Meski jawaban yang diperoleh oleh Hu Yitian berupa elakan, tetapi mampu mampu membuat beberapa orang di sekitarnya terkekeh-kekeh ringan.

"Dokter Hu, aku mohon lakukan yang terbaik," ujar Wang Yibo.

"Baiklah."

Hu Yitian mengangguk tegas, lalu membungkukkan badan sebelum meninggalkan mereka semua untuk masuk ke dalam ruang operasi.

Tujuh jam berlalu, lampu indikator ruang operasi akhirnya dimatikan. Xiao Zhan juga Wang Yibo segera bangkit dan mendekat ke pintu ruangan untuk menyambut kepala dokter yang menangani operasi tersebut.

Begitu pintu terbuka, raut berseri di wajah Dokter Hu Yitian seketika membuat Xiao Zhan merasa lega. Dia buru-buru meraih tangan Hu Yitian dan bertanya, "Operasinya berjalan dengan lancar, 'kan? Bagaimana kondisi mama? Apa dia sudah sadar? Apa dia baik?"

Rentetan pertanyaan yang dilontarkan Xiao Zhan hanya ditanggapi dengan senyuman. "Hei, Xiao Zhan ... tenanglah. Biarkan aku mengambil napas lebih dulu."

"Kondisi bibi saat ini sudah stabil. Dia sempat mengalami stupor, dan pendarahan cukup hebat. Tapi beruntungnya, tim kami berhasil menangani itu semua. Untuk beberapa minggu ke depan bibi masih harus dirawat secara intensif dan diawasi oleh dokter kami. Jika kondisinya semakin hari semakin membaik, dan tidak ada kendala atau efek yang ganjil maka dia diperbolehkan untuk pulang."

Xiao Zhan langsung mengusap wajahnya menggunakan kedua telapak tangan. Cairan bening menetes dari mata kanan diikuti tawa riang dan raut kegirangan. Ini adalah salah satu mimpinya. Menyembuhkan mamanya yang terbaring cukup lama kini akhirnya tercapai.  Xiao Zhan menatap Yibo yang memberikan senyuman hangat, kemudian melompat untuk memeluk laki-laki itu dengan erat.

"Terima kasih," bisiknya di sela-sela isak tangis.

Hu Yitian yang menyaksikan pemandangan itu ikut mengulas senyum. Dia akhirnya merasa lepas dan lega saat melihat Xiao Zhan telah bertemu dengan sosok yang mampu memberikan kebahagiaan pasti untuknya. Sebelum beranjak pergi, dia sempat memanjatkan doa dan berharap yang terbaik untuk Xiao Zhan dan keluarganya.

Fake Innocent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang