Fake Innocent [✓]

Xiao Family Tragic Story

19 : Xiao Family Tragic Story

=======================

Sepuluh tahun yang lalu.

Xiao Zhan berdiri di balik pintu kamarnya yang megah. Tubuh meringkuk menekuk kedua lutut, punggung bersandar dengan kepala menengadah. Hatinya sedang kacau saat ini, belum lagi suara-suara ribut di luar pintu semakin membuat kepalanya serasa mau pecah.

Ini masih sore, waktu juga masih menunjukkan pukul tiga, tetapi kedua orang tuanya udah bertengkar hebat diiringi teriakkan juga makian. Dalam hati Xiao Zhan membatin, tidak bisakah mereka berhenti? Xiao Jiu sebentar lagi pulang sekolah, bagaimana jika dia melihat pertengkaran ini?

Tidak ada akibat terjadi tanpa sebab.

Semua berawal dari kegagalan bisnis Tuan Xiao beberapa bulan yang lalu. Investasi besar-besaran yang digadang-gadang akan menghasilkan keuntungan berlipat ganda, nyatanya justru menimbulkan malapetaka.

Tuan Xiao sendiri menanggung kerugian besar, dalam sekejap semua habis dalam kebangkrutan. Belum lagi, ada setumpuk utang yang akhirnya menjadi beban. Hal inilah yang memicu pertengkaran di antara mereka.

Keluarga yang semula tenang, damai dan tampak sejahtera kini justru sangat kacau dan berantakan.

Xiao Zhan menutup kedua telinga. Dia tidak kuasa mendengar ibunya dimaki-maki oleh sang ayah, tetapi ketika suara tamparan keras menerobos ke dalam telinga melalui celah-celah jarinya seketika Xiao Zhan bangkit. Mengepalkan erat-erat kedua tangannya kemudian membuka pintu kamar dengan kasar.

Begitu keluar, ekspresi datar Xiao Zhan langsung berubah tegas. Sorot matanya tajam menghujam dan giginya bergemelutuk, saling berkerit satu sama lain.

"Ma!" serunya seraya membantu sang ibu yang duduk bersimpuh di permukaan lantai bangun.

"Pa! Kenapa kau menampar mama? Kalau kau marah dan kesal atas apa yang menimpa pada keluarga kita, seharusnya kau menyalahkan dirimu sendiri!"

"Xiao Zhan, sudahlah," bujuk sang mama.

"Ma, si tua bangka itu semakin keterlaluan. Dia yang membuat masalah dan membuat keluarga kita jadi seperti ini, tapi dia menyalahkan orang lain dan berlaku kasar. Apa dia masih waras?"

Xiao Zhan menggertak kasar yang langsung dihadiahi pukulan telak dari sang ayah. Saking kerasnya tubuh Xiao Zhan sampai terdorong membentur dinding dan sudut bibirnya berdarah.

"Anak tidak tahu diri. Kau hanya tahu sekolah, makan dan tidur. Apa selama ini kau memikirkan apa yang tua bangka ini lakukan, hah? Hidupmu terlalu nyaman sejak bayi karena itu kau bisa bicara kurang ajar seperti itu pada ayah kandungmu."

Tuan Xiao murka. "Kemari kau! Akan kuberi kau pelajaran," serunya sambil menjambak kuat rambut Xiao Zhan, menyeretnya untuk turun dari lantai atas.