Ink Pours, Hammer Beats Loud

1.6K 230 89
                                    

21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21. Tinta tertuang, Ketukan palu melantang

-----

"Bro, apa kau masih mencari dia?"

"Dia ... tentu saja. Mana mungkin aku bisa melupakannya begitu mudah. Dia orang yang sangat berharga untukku."

"Ini sudah lima tahun berlalu, dan sampai sekarang aku tidak bisa mendapatkan informasi apa pun."

Xu Kai menghela napas panjang. Pasalnya tugas ini sudah diberikan Yibo sejak lama, tapi dia sendiri kesulitan untuk mencari data sosok yang diinginkan Yibo. Terlebih-lebih, tidak ada petunjuk apa pun berupa nama atau foto, jadi bagaimana caranya untuk menemukan orang itu hanya berdasarkan gambaran lisan yang ungkapkan Yibo?

"Apa kau sudah mencari datanya ke rumah sakit?"

"Itu adalah rumah sakit yang sama, yang sering didatangi Xiao Zhan bukan? Apa kau pikir mereka akan buka suara?"  Xu Kai menumpukan kedua telapak tangan di atas permukaan meja, tubuh sedikit membungkuk dia berkata lirih dan hati-hati, "Kalau kau sudah berhasil mendapatkan data orang itu, Xiao Zhan bagaimana?"

" ... "

Hingga beberapa menit tidak ada jawaban yang meluncur dari bibir Wang Yibo. Lelaki itu masih duduk tenang tanpa menampakkan ekspresi di wajahnya. "Akan kupikirkan nanti," jawab Yibo pada akhirnya. "Pertama-tama, selesaikan dulu soal perceraian itu. Urusan Xiao Zhan, kau tidak perlu khawatir. Aku sendiri yang akan menanganinya."

Xu Kai menegakkan badan lalu mengedikkan bahu. "Baiklah," katanya sambil berjalan ke luar ruangan.

"Tapi aku berharap kali ini kau tidak mencampakkan dia seperti apa yang kau lakukan sebelumnya," tambah Xu Kai sebelum menutup pintu ruangan.

*****

Mansion Wang dalam keadaan tenang. Pendar lampu  kuning oranye yang tersebar di sudut-sudut bangunan menambah elok sajian mansion Wang ketika malam datang.

Sorot terang baru saja memasuki halaman, sosok di balik kemudi mengangkat kepala dan menajamkan penglihatan saat sepasang maniknya menangkap sesosok wanita berdiri di pembatas balkon lantai dua. Itu Chengxiao, mengenakan jubah tidur panjang berwarna putih dengan rambut tergerai mematung sembari berpegang pada pagar pembatas. Jika Yibo tidak mengenali penutup kepala bertelinga kelinci itu mungkin dia sudah mengiranya sebagai hantu.

Wang Yibo keluar dari mobil, menengadahkan kepala untuk bertemu tatap dengan Chengxiao kemudian berseru, "Ke ruang tengah! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Ruang tengah mansion Wang terbilang lengang, hanya ada suara televisi menyala menayangkan sebuah berita entertainment. Wang Yibo mengeryitkan dahi dan membatin, kenapa televisi dibiarkan menyala sementara satu-satunya makhluk penghuni rumah justru bertengger di balkon lantai dua? Aneh.

Fake Innocent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang