"Boleh aku menciummu?"
Walaupun dia bertanya demikian namun dia tidak cukup sabar untuk menunggu jawabannya. Pada saat itulah posisi Megumi menjadi tersudutkan, tiada jalan kabur lagi selain mendorong kakak kelasnya.
Anehnya Megumi tidak melakukannya. Lelaki yang muda itu membiarkan sang kakak kelas menyentuh bibirnya, menyapu bibir kecilnya dengan ibu jari. Tiada jarak diantara mereka, sangat dekat sampai-sampai mereka bisa melihat bayangan satu sama lain di dalam pantulan sinar mata masing-masing.
Jantung Megumi berdebar kencang, sedikit membuatnya ketakutan. Berdekatan dengan Yuta membawa efek yang luar biasa. Sekujur tubuhnya menjadi terasa aneh, seolah setiap sentuhan akan membakarnya.
Dan yang lebih anehnya. Megumi malah tidak membenci perasaan tersebut. Justru dia akan lebih kecewa dan sedih kalau Yuta tiba-tiba berhenti di tengah jalan dan membiarkannya sendirian di sana.
"Aah.....apa yang telah terjadi padaku?"
Megumi lantas membatin seraya memejamkan matanya dengan erat, begitu juga dengan kedua tangannya yang mengepal keras, begitu kaku lantaran tidak tahu harus diposisikan bagaimana. Kepalanya sedikit terkantuk batang pohon di belakangnya dan Yuta yang memegangi kedua sisi pundaknya.
Di tengah ketakutan serta seluruh kegugupannya. Mungkin dia bersyukur karena tidak lagi ada jalan untuknya kabur.
Mau tak mau Megumi hanya bisa menerima. Tidak lama kemudian. Dirasakannya sesuatu yang lembut dan kenyal menyentuh bibirnya, bersamaan dengan aroma tubuh maskulin yang wangi dan familiar terhirup masuk kedalam indera penciumannya. Entah mengapa itu terasa nikmat sekaligus menggelitik. Gila memang tapi ini seolah ada ribuan kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya.
"....okkotsu senpai?"
Pemuda berseragam putih di depannya itu tidak menjawab. Yuta melihatnya dengan tatapan lapar, dengan tatapan predator yang sangat asing. Megumi yang sempat menatap matanya sebentar sebelum memejamkan mata kembali dibuatnya pasrah.
Tatapan semacam itu memang menakutkan. Terutama kalau itu datang dari seorang lelaki kuat semacam penyihir tingkat khusus seperti Okkotsu Yuta yang seharusnya sinar mata kebiruannya selalu menunjukan kelembutan dan sesekali kenaifannya.
Megumi berjengit saat Yuta mulai menjilatinya, memaksanya untuk membuka lebar mulutnya. Tangan yang sedari tadi tetap menahan pundak adik kelasnya kini malah memeluk pinggang ramping pemuda tersebut, melenyapkan semua jarak yang tadi masih tersisa.
Yuta mulai melumat bibirnya, menciumnya dengan lembut dan sesekali mengusap punggungnya. Megumi merasa nyaman sekaligus nikmat karenanya. Tanpa disadarinya dia pun membalas pelukan Yuta dan membuka mulutnya dengan suka rela.
Ciuman itu semakin dalam, menyentuh setiap titik sensitifnya. Megumi pun mendesah pelan dengan suara tertahan, walaupun suaranya itu akhirnya sempat keluar karena Yuta yang tak hent-hentinya mempermainkan rongga mulutnya.
Apa yang di perbuat Yuta membuatnya mabuk, seakan dia telah meminum alkohol manis. Pikirannya melayang dan tubuhnya merasa lebih ringan. Terutama karena ciuman tersebut semakin begitu lembut dan pelan, sama sekali tidak menuntut oksigen.
Saat Yuta memisahkan tautan bibir mereka. Dan Megumi yang telah kehilangan tenaga di bagian kedua kakinya hampir saja merosot, kalau saja Yuta tidak tetap menopang tubuhnya.
"...umm......"
Megumi pun mengeluarkan erangan lembut saat Yuta masih ingin menciumnya. Kali ini sang kakak kelas itu mencium perpotongan lehernya. Dan seolah masih ingin mencicipi, Yuta lalu menyapu kulit halus Megumi dengan lidahnya, membuat sekujur tubuh pemuda itu bergidik geli sekaligus merasakan sesuatu yang lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Petra
FanfictionDiscontinued Pairing: Okkotsu Yuta x Fushiguro Megumi Rating : M Type : semi AU Summary: Fushiguro Megumi adalah murid pindahan yang baru saja masuk ke SMA Jujutsu. Ini pertama kalinya dia menjalani kehidupan remajanya sebagai seorang ahli...