Lelaki itu telah berhasil merubah cara pandangnya terhadap dunia. Walau hanya dengan sekedar memperhatikannya saja, Megumi telah terpengaruh oleh setiap tindakannya.
"Terakhir kali aku babak belur. Dia marah padaku......"
Megumi tersenyum tipis, meskipun tiada rasa humor dalam nada berbicaranya ataupun dari sinar matanya. Itu adalah senyuman pahit yang sudah menjadi kebiasaannya semenjak kecil, Tsumiki sudah hafal betul akan ekpresi wajah tersebut.
Kalau Megumi sudah seperti itu. Berarti dia saat ini sedang setengah merajuk, karena dia merasa dirinya benar namun juga tak berani menyalahkan orang yang memarahinya duluan.
"Dia memang tidak mengomeliku ataupun menjahiliku seperti Gojo sensei. Tapi aku merasa......aku tidak mau lagi kalau dia marah padaku untuk kedua kalinya," senyuman itu kemudian berubah menjadi senyuman miris penuh ketabahan. Megumi bersedekap dada, seolah sedang berusaha melindungi dirinya sendiri dari ingatannya mengenai kejadian tempo hari.
"......dia menyembuhkan ku. Waktu itu dia tidak mengatakan apapun, hanya memelototiku dan setelah itu dia malah kembali normal. Jujur saja.....aku bingung bagaimana harus menanggapinya....." jelasnya diikuti helaan nafas yang tertahan. Megumi terlihat sangat tidak nyaman dengan keadaannya sekarang.
Walaupun tadi dia yang dimaksud baru saja datang ke rumahnya dan bertingkah biasa saja. Rupanya diam-diam Megumi menahan perasaan bersalahnya.
"Hmm....." Tsumiki berdehem pelan seraya bertopang dagu di atas mejanya. "Hanya dengan seperti itu dan dia berhasil membuatmu ketakutan huh?" komentarnya sambil menghela nafas tak percaya. Padahal selain Gojo Satoru masih banyak orang lain yang berusaha meluruskan jalan pikiran pemuda tersebut.
"A--aku sendiri juga tidak paham...." jawab Megumi lalu menundukan kepalanya. "Mungkin karena aku terlalu mengaguminya?" tanyanya kemudian sambil tersipu malu-malu. Pemuda itu nampak jelas gugupnya dengan kebiasaannya yang suka memutar jempolnya sambil melipat tangannya.
".....jangan katakan itu di depan ayah. Nanti dia bisa menangis," ujar Tsumiki setengah bercanda.
Megumi yang dengan polosnya sama sekali tak memahami candaannya makin memperdalam tekukan bibirnya, menatapnya risih, sinar mata pemuda itu pun terdengar bagaikan sebuah teguran untuk tak membahas Toji di tengah pembicaraan ini.
"Kalau kau tidak enak hati. Kenapa kau tidak minta maaf saja?" tanya Tsumiki sebagai jalan keluar yang paling masuk akal menurutnya. Lagipula dari awal memang Megumi yang salah kan? Karena tidak pernah menjaga badannya dengan baik dan suka membuat orang lain cemas.
".....minta maaf?" Megumi lantas termenung sebentar. "Kurasa kau benar. Aku memang sudah banyak merepotkannya," gumamnya lalu mengangguk kecil beberapa kali.
Melihat tingkahnya yang penurut jadi sedikit mengingatkan Tsumiki pada Megumi waktu SD. Kalau tidak salah, Megumi juga pernah berdebat dengan Satoru yang sama-sama kepala batu dan menyesal setelah itu.
"Setelah selesai meminta maaf. Pastikan kau juga berterima kasih padanya," Tsumiki menambahkan sambil tersenyum bangga dan mengusap puncak kepala adiknya itu.
OXO
Keesokan lusanya. Megumi datang ke tempat yang dijanjikan, harus datang tepat waktu agar tidak terkesan seperti ayahnya maupun gurunya yang menyebalkan itu.
Pemuda berpakaian serba hitam itu menunggu sendirian, sampai tak lama kemudian kakak kelasnya tiba. Dari kejauhan nampak Yuta melambaikan tangannya sambil tersenyum ramah, dan mendatangi Megumi yang memilih berdiri tak jauh dari sebuah pancuran air di tengah taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Petra
FanficDiscontinued Pairing: Okkotsu Yuta x Fushiguro Megumi Rating : M Type : semi AU Summary: Fushiguro Megumi adalah murid pindahan yang baru saja masuk ke SMA Jujutsu. Ini pertama kalinya dia menjalani kehidupan remajanya sebagai seorang ahli...