Chapter 3. Mata dibayar mata, kerugian pun akan dibayar dengan kerugian pula.

589 67 0
                                    

_You in Me_

Third Person POV.
•°•°•°•°•
Sreeettt!

Pintu ruko itu dibuka dan si pemilik terkejut saat ada yang tidur di depan ruko miliknya.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Jimin segera bangkit dan membungkuk hormat.

"Ah, kami hanya menumpang tidur. Tadi malam hujannya sangat deras dan sepertinya kami ketiduran, hehe," kilah Dopyeong.

Si pemilik ruko lantas memandang aneh keduanya. Dilihatnya satu berpakaian rapi dan yang satu membawa tas seperti habis diusir.

"Iya. Kalau begitu pergilah. Ini sudah pagi dan sudah tidak hujan lagi. Aku harus membuka tokoku."

"Ya, terima kasih atas tumpangannya." Basa-basi Dopyeong sambil keduanya berlalu pergi.

Jimin terus berjalan dan ia merasa Dopyeong terus mengikutinya. Seketika perasaan aneh hinggap di benaknya. Karena ketidaknyamanan tersebut, Jimin mempercepat jalannya. Dopyeong tetap mengikuti. Kemudian ia langsung berlari sambil menentengi kopernya yang berat.

"Owalah! Kok malah lari anak itu!" Dopyeong dengan segera ikut mengejar Jimin. Namun sebuah lampu hijau menghentikan langkahnya. Jimin kelihatan menunggu dengan perasaan campur aduk.

Ia berharap bisa menghindari orang aneh itu. Di saat Dopyeong mulai mendekat, lampu merah menyala dan Jimin kembali berlari. Namun siapa sangkah sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi, membuat Jimin terpelongo.

"Oh, andwae!" teriak Dopyeong mencoba menolong. Tapi baru turun zebra cross mobil itu berhenti mendadak. Membuat jantung Dopyeong akhirnya lega.

Kaki Jimin gemetaran dan saat itu juga ia terjatuh karena sebuah mobil dengan jarak beberapa senti lagi akan mematahkan kakinya.

"Eoh, Nak Jimin kau baik-baik saja?" Dopyeong menanyai Jimin yang syok.

Dopyeong segera memarahi si pengendara yang ugal-ugalan tersebut. Lalu Dopyeong terkejut melihat siapa yang ada di dalam mobil itu. Ia pun melihat plat mobilnya dan terkejut bukan main.

Sang pemilik mobil keluar dengan baju kantor yang begitu rapi, dibarengi dengan kacamata hitam yang membuat gayanya semakin cool.

"T-t-tuan." Dopyeong segera membungkuk hormat.

"Sudah kubilang tunggu di sana 'kan?" Pria itu berbisik kasar dan menepuk pundak sang supir pribadinya.

"Ma-maaf Tuan. Tapi anak muda ini yang pergi. Aku hanya mengikutinya." jelasnya berbisik.

Taehyung melepas kacamatanya dan memberikan pada Dopyeong. Lalu ia setengah berjongkok di hadapan Jimin. Ia tersenyum ramah pada pemuda yang ketakutan ini.

"Kau masih ingat denganku?" Jimin tak bisa berkata apapun lagi. Detak jantungnya tak terkontrol dan ia berpikir ia akan mati. Walau feeling-nya ingin mencoba mati, tapi nyatanya kematian itu menakutkan.

"Masuklah. Kita ngobrol di dalam." Tanpa basa basi sekali. Dopyeong langsung menerima perintah untuk memasukkan barang-barang Jimin ke dalam mobil. Begitu akan diangkat, Jimin menghalau.

"A-aniyo! Aku tidak ingin ikut." Taehyung menghentikan langkahnya.

"Kau harus ikut. Tenang saja. Kau akan baik-baik saja, hm? Dia tidak menyeramkan, oke?" bujuk Dopyeong.

"Bukan begitu. A-a-a ...."

"A apa? Sudahlah naik saja. Ayo!"

"Ahjussi, aku harus kuliah hari ini." Dopyeong menatap Jimin.

You in Me [VMIN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang