Protektif

1.4K 221 147
                                    

Safa mengerjap-ngerjapkan matanya ketika mendengar ponselnya berbunyi. Ia mencoba membuka matanya perlahan. Kaget banget pas lihat ada tangan terulur meluk dia dari belakang. Pas noleh ke kiri ternyata tangan Harvan. Anaknya masih merem nyandarin dagunya di bahu Safa.

"Kak Harvan. Bangun." Safa nepuk pipi Harvan pelan.

"Hmmm." Gumam Harvan.

"Bangun kak. Ini pelukannya lepasin dulu Safa mau angkat telepon."

Harvan buka matanya pelan terus lepasin pelukannya. "Selamat pagi Sa."

"Iya selamat pagi juga kak." Jawab Safa acuh.

Ia buru-buru ngangkat telepon di ponselnya yang masih bunyi itu. "Iya halo Na."

"Sa. Gue udah di depan rumah lo nih."

"Hah??? Mau ngapain?"

"Balikin buku catatan lo yang ilang. Udah ketemu. Sama kita kan mau kerja kelompok. Gue yang jemput. Gimana sih?"

Safa menepuk dahinya. "Astaga gue lupa, oke gue ke depan dulu. Gue baru bangun masak? Lo masuk dulu ya gue mau siap-siap sama mandi. Tungguin gue. Teleponnya gue matiin dulu."

Safa langsung matiin teleponnya terus lari ke arah depan masih dengan piyamanya bikin Harvan geleng-geleng kepala.

"Bagus anak muda. Tidur bareng di depan TV. Enak banget kayaknya." Sindir Sammy yang turun dari tangga.

"Iri kan lo kak? Rezeki gue ini sih." Jawab Harvan.

"Kalo Safa gak lo peluk tadi, udah gue guyur pakek air lo mah. Bisa-bisanya ngambil kesempatan dalam kesempitan." Sammy sekarang berdiri di belakang sofa.

"Lah Safa duluan yang tidur kejengkang ke belakang tadi malem. Kurang baik apa sih gue bikin posisi dia nyaman sama ngasih kehangatan buat dia?"

"Lo bisa bawa dia ke kamar ya setan! Bisa banget ini bocah ngelesnya." Sammy melemparkan bantal sofa ke depan wajah Harvan.

"Aaaaa gemes banget bangun tidur." Suara asing itu mengalihkan atensi Sammy dan Harvan.

Safa masuk ke dalam rumah sama seorang cowok yang cubit-cubit pipinya gemes. "Gue makan lo ya."

"Jangan cubit pipi gue!" Bentak Safa.

Sementara cowok itu cuma ketawa aja.

"Kak Sammy, kak Harvan. Ini temen Safa namanya Nana. Safa mau keluar abis ini sama dia. Titip dia bentar ya, Safa mau mandi."

"Lo duduk di sofa sana. Gue ke kamar dulu." Safa langsung ninggalin cowok itu ke kamarnya.

"Duduk!" Suruh Sammy.

Bulu kuduk Nana berdiri. Tapi dia tetep nurut duduk di sofa. Ini kenapa hawanya jadi mencekam gini?

"Anak mana?" Tanya Harvan.

"Belum punya kak." Jawab Nana.

"Dih ngelawak lo ya? Tempat tinggal lo maksudnya."

"Lumayan deket kak. Di blok J."

"Temennya Safa?" Tanya Sammy.

"Iya kak, sekelas."

"Mau bawa dia kemana?"

Nana nelen ludahnya kasar. Seriusan. Ini dia cuma mau ngajak Safa kerja kelompok doang.Tapi udah berasa mau minta izin buat ngelamar Safa aja rasanya. Ya Tuhan.

"Mau kerja kelompok doang kak."

"Jangan ngebut naik motornya. Awas Safa pulang lecet. Gue tandain muka lo ya." Ucap Harvan.

Choose Your Love | Seungcentric ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang