★Dua★

163 30 1
                                    

"Jihaaaan!"

Seorang dosen bersuara lantang menghentakan bukunya ke meja karena melihat Jihan cekikikan sambil tertunduk.

"Iya siap pak!" Dengan sigap Jihan berdiri dan semua mata tertuju pada dirinya. Mereka menahan tawa melihat kelakuan Jihan.

"Sini hp nya!"

"Hah? Ga ada Pak."

"Kasih hpnya atau saya kasih E!"

Jihan berdecak sebal, dia pun bergegas memberikan ponselnya pada si dosen dengan wajah jutek. Dosen tadi langsung lihat apa yang ada di layar ponsel Jihan.

"Emmm ganteng juga gebetanmu." Dosen tadi melihat foto instagram Davin yang baru saja di upload 1 jam yang lalu. Jihan menutup muka dengan buku karena malu. Dosennya masih melihat hpnya dan membacakan dengan lantang isi komentar Jihan.

"Bukannya kuliah malah cinta-cintaan ya kamu Ji."

Jihan membelalak. Berharap Dosen tadi tidak...

"KAK DAVIN NIKAHIN AKU PLEASE TANDA SERU TIGA KALI, EMOT CIUM SAMA LOVE WARNA MERAH."

...membacakannya sangat keras. Seisi ruangan tertawa. Jihan menutup muka dengan buku semakin rapat.

Kejadian itu sudah berlalu. Sekitar 1 tahun yang lalu sebelum dia wisuda. Setelah lulus, dia memulai tahap kehidupan baru sebagai pengangguran dan tahap dimana orang tanya kapan nikah.

Lamaran yang dia masukan sudah cukup banyak di glints. Saatnya bagi Jihan kembali menggoda Davin. Lelaki tampan yang dia temukan di instagram sejak semester 5. Dia setiap hari membalas semua story yang dibuat oleh Davin, memberikan komentar dan meminta join dalam live instagram.

Live instagram yang dilakukan Davin hanya sekedar diam sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya lalu bicara satu dua kata dan play musik jazz kesukaan dia.

"Kak Davin anjir terima request gue. Akhhh kak bur..."

Davin mungkin tak sengaja menyetujuinya. Jihan melompat dari posisi tidur lalu duduk. Membuat sheetmasknya terlipat kebawah menutupi setengah wajah.

"Aaaa Kawk Daffviin loove you."

Davin dan ratusan orang yang menonton kaget. Live seketika berkahir begitu saja. Davin merasa dirinya harus mandi dan membersihkan pikiran setelah melihat hal mengerikan tadi.

Kejadian memalukan itu sudah berlalu sekitar 1 bulan. Notifikasi di instagramnya sempat ramai DM dari pengikut Davin. Mereka mengolok-olok Jihan dan mengatakan wanita tidak tahu malu. Tapi hal itu tidak begitu dihiraukan Jihan.

Jihan masih selalu sibuk dengan ponselnya, dia mendapat email dari salah satu Hotel yang dia lamar. Akhirnya penantiannya berakhir.

Diterima disebuah Hotel bintang 5 yang mewah. Atasannya cukup baik, yang terlihat waktu wawancara si begitu. Namanya Junior. Junior ini memang terkenal baik dan suka berbagi sesama rekan kerja. Jihan disambut dengan ramah oleh semua rekannya.

"Jihan lu kalo ada apa-apa bilang ya. Tanggung jawab housekeeping sama gue soalnya." Kata Jun, dia adalah orang yang bertanggung jawab atas di bagian housekeeping.

"Siap Kak Junior ganteng."

Satu minggu sebelumnya.
Jihan sedang duduk didepan rumah sebagai pengangguran. Dia tidak punya pacar tapi sering mendengar "Neng Jihan kapan nikah atuh."

Awalnya Jihan hanya membiarkannya tapi lama-lama kesal. Kenapa orang menanyakan hal itu setiap hari, setiap menit. Dia bahkan baru lulus kuliah dan masih sibuk scroll lowongan kerja.

"Bilang sama Bu Romlah gausah tanya kapan Jihan nikah. Ntar kalo tahu calon suami Jihan ganteng dan tajir malah kaget."

"Gausah ngayal. Nyatanya lu itu tiap hari cuma liatin foto laki ga jelas itu."

"Dih Mamih kok ikutan. Awas aja ni yaa nanti Jihan bawa calon suami ganteng. Liat nih mi liat." Jihan pergi dari rumah memakai baju olahraganya. Dia sudah siap jogging.

Hubungan Jihan dan maminya sedikit memanas sejak ditinggal Burhan ayah Jihan. Dia meninggal ketika Jihan masih SMP. Suminten jadi sering marah-marah dan memukul Jihan.

Jihan lari ke taman diluar kompleks perumahannya. Biasanya jam 9 pagi disana banyak orang jogging atau sekedar foto sepatu buat di upload di instagram dengan caption "Workout" tapi aslinya cuma duduk sambil makan bubur ayam.

Kali ini misi Jihan mencari lelaki tampan yang bisa dia ajak kenalan. Dia melakukan pemanasan dengan wajah sok manis biar para lelaki melirik.

Kerumunan orang mengalihkan perhatian Jihan yang sedang melakukan squat. Dia melihat beberapa orang minta foto dengan lelaki yang tak asing bagi Jihan.

"Masa Kak Davin sih? Emang dia tinggal di sekitar sini?" Gumamnya. Kerumuman tadi semakin berkurang, akhirnya Jihan bisa melihat lelaki dengan topi hitam dan kaos putih.

Jihan tak pikir panjang. Ini saatnya dia buktikan pada semua orang kalau dia bisa bawa calon suami ganteng dan tajir. "Liat aja lu Romlah, kicep liat pacar gue." Jihan bersiap lari, melakukan peregangan dan pasang kuda-kuda.

Dia lari menghampirinya dan berhenti tepat didepan Davin sambil menjulurkan tangan meminta berhenti. Jihan mengatur nafas sebelum bicara.

"Kak, (hosh hosh)....mau jadi, pacar gue gak?" Dengan suara yang ngos-ngosan Jihan beraninya bertanya seperti itu pada Davin di tempat umum.

Tanggapan Davin hanya,
"Kamu siapa?"

OH MY BOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang