❖Enambelas❖

82 24 0
                                    

Jihan dengan ragu menggerakan bibirnya. Dengan ragu menggerakan tangannya meraih ujung jas Davin. Ditengah ciumannya Davin berhenti dan melihat Jihan memejamkan matanya, lalu dia menyeringai.

"Ini balasan yang kamu mau?"

Jihan membelalak, suara detak jantungnya tak bisa dikontrol lagi. Suara Davin begitu rendah dan terdengar sexy.

Satu detik setelah Davin bicara dia kembali melumat kembali bibir Jihan. Kini Jihan mulai berani melakukannya, dia sedikit membuka mulutnya dan membiarkan Davin menyusuri setiap mulutnya. Tangan Jihan mulai meremas rambut Davin. Menyadari hal ini, Davin semakin liar, dia melepas jasnya. Tangannya mulai sedikit menyusup kebalik baju Jihan.

Jihan tidak ingin melakukannya terlalu jauh.

"Mmpphh..Kak Davin." Jihan hampir kehilangan nafasnya. Dia sedikit mendorong Davin agar berhenti. "Too much."

"Mulai sekarang bibir itu milikku. Tidak boleh ada merebutnya dariku." Tatapan Davin tajam dan gelap.

Glek

"Ah sepertinya aku harus memberi tanda lain."

Jihan hanya menatapnya tak bisa menjawab apapun.

"Bolehkah?" Davin berbisik di telinga Jihan dengan pelan. Anggukan kecil itu membuat Davin tersenyum. "Kenapa kamu mengangguk? Kalo aku melakukannya kamu tidak bisa menutupinya bodoh."

"Mm...ja-jadi gue..." Jihan kehilangan kata-kata, jantungnya berdetak terlalu keras, otaknya tidak bisa berfikir.

"Iya, aku pacarmu sayang." Suara Davin begitu rendah, sangat pelan. Matanya menatap Jihan.

"Ok."

"Hm?? Itu reaksimu?"

"Ya lu pikir gue mesti loncat? Lu aja masih pelukkin gue gini sialan gue gerogi parah. Tolong ink kapan kelar. Aaaakkkhhh bisa pingsan lama-lama diliatin gini. Gue beneran pacaran sama Davin? Sumpah? Demi apa? Gegara gue berak ditoilet dia doang? Anjir aneh bgt. Tapi seneng. Please mau pingsan. Aaaaaaaa!!"

Jihan menggigit bibir bawahnya. Dia benar-benar tidak menyangka Davin akan benar-benar menerima cintanya begitu cepat.

"Rahasiakan ini dulu. Aku akan mengumumkan hubungan kita dengan lebih baik. Tunggu saja." Davin akhirnya melepaskan Jihan. Dia ambil jas miliknya yang tergeletak di bawah.

"A-ak..mmm gue pergi." Jihan berjalan tak tahu arah. Dia benar-benar salah tingkah. Dia membuka pintu yang terkunci berkali-kali. Davin tertawa, dia mendekatinya dan membuka kunci pintunya.

Dengan cepat Jihan berlari. Davin merapihkan jasnya. Dia menyentuh bibir bawahnya mengingat kejadian tadi. Lalu tersenyum.

"Jadi aku punya pacar? Hahahaha."

Davin duduk melihat semua pekerjaannya hari ini. Dia menghubungi adiknya untuk tidak perlu repot menyiapkan acara konser. Davin akan mengurus semuanya.

Rasa bahagia dia terlalu ketara, berjalan keluar ruangannya dengan senyum lebar. Bahkan dia menggratiskan semua makanan di restoran hotel untuk 2 hari. Jihan terheran-heran dengan bosnya yang begitu senang.

Hubungan Jihan dan Davin sudah lewat satu minggu dan tidak ada yang tahu tentang mereka. Jihan belum membicarakannya dengan siapapun bahkan Enji.

(foto bunga)
Jiensa Thanks babe, see you
Enji Ngaku lu pacaran sama siapa?
Yerin Pak Davin gimana Ji?
Jun Bukan dari Pak Davin kan ya Ji?
Jino Pacaran sama siapa ni anak?
Sua pasti beli bunga sendiri foto sendiri

OH MY BOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang