lima belas - last

5.3K 331 8
                                    

[RESIGN]

Satu tahun berlalu, Raffa masih bekerja sebagai sekretaris direktur sky cooperation tapi bertambah status menjadi pasangan hidup Raga. Keduanya kini terikat janji suci. Walaupun ditentang oleh para pemegang saham sampai Raga diminta mundur dari jabatannya, namun dengan restu orang tuanya dua anak adam itu akhirnya melangsungkan pernikahan.

Kenapa buru - buru menikah? Ini bukan karena Raffa ingin, atau orang tua Raga yang ingin bunsu mereka lekas - lekas menikah. Jika kalian pikir itu karena Raga orang yang romantis dan takut kehilangan Raffa, setengah jawaban kalian benar.

flashback on

Acara lamaran mendadak itu terjadi sekitar enam bulan setelah malam panas yang mereka lalui itu. Pagi itu Raga bangun lebih dulu dari Raffa. Pemuda tan itu dengan cepat dan terburu - buru membangunkan sang kekasih. Raffa bangun dengan cepat berpikir ada hal buruk terjadi, namun..

"Bi.. Ravindra siapa?!" Kalimat tanya tersebut langsung keluar segera setelah Raffa membuka matanya.

Pemuda rubah itu menatap kekasihnya bingung, kembali bertanya "Ravindra siapa apanya?"

"Iya Ravin siapa?!" Nada bicara Raga persis seperti ketika pemuda tan itu merajuk karena Raffa bertemu dengan Juna dua bulan setelah keduanya balikan.

"Ravin siapa sih?" Raffa yang baru bangun juga bingung dengan pertanyaan Raga yang tiba - tiba itu. Dia ingat dengan jelas tidak memiliki teman bernama Ravindra atau siapa pun itu.

"Semalam aku mimpi.." Raga dengan sengaja menggantung kalimatnya membuat Raffa menepuk dahinya.

"Ya kan mimpi bego!!" Si rubah hendak bangun dan pergi ke kamar mandi namun tangannya segera ditahan oleh Raga membuat tubuh yang lebih kecil kembali terduduk di kasur.

"YA TAPI RAVIN SIAPA YANG?!" Raffa benar - benar berpikir untuk memukul kepala Raga dengan batu bata karena berpikir kekasihnya itu seperti orang bodo.

"YAMANA GUA TAU KAN LU YANG MIMPI!!" Raffa ikut meninggikan suaranya sembari melempar bantal ke wajah Raga kemudian bangkit dari kasur.

"KOK KAMU BISA SAMA DIA?!" Pemuda tan itu mengeraskan suaranya karena Raffa yang sudah berjalan masuk ke kamar mandi.

"Tau ah goblok banget si kampret ganggu ketentraman aja." Si rubah membanting pintu kamar mandi dengan keras kemudian menguncinya dari dalam, meninggalkan Raga yang masih kesal dengan mimpinya sendiri.

Cukup lama waktu yang Raffa habiskan di kamar mandi, tentu saja Raga masih dikamar menunggu si rubah selesai dengan rutinitas paginya.

"Kita nikah aja." Raffa tersedak liurnya sendiri ketika mendengar ucapan Raga begitu dia keluar dari kamar mandi. Terdengar bercanda namun wajah si tan tampak sangat serius.

"Seenak jidat nikah aja. Dikira nikah kek kawin apa sekali jleb langsung oke." Sahut si rubah kemudian melangkah keluar dari kamar hendak menyiapkan sarapan.

Pemuda tan itu bukannya pergi mandi malah terus mengekori Raffa seperti seekor anak anjing dan tanpa henti terus berucap "Ayo nikah Bii.." membuat Raffa jenuh dan akhirnya mengajak si tan untuk bicara serius.

"Kamu tiba - tiba kepengen nikah cuman karena mimpi kayak gitu?" Keduanya kini duduk berhadapan dimeja makan dengan Raffa yang menatap intens si tan.

"Bukan gitu. Niat nikah mah dari pas kamu ketemu si Arjuna itu." Raga menatap tak kalah serius membuat Raffa menghela nafas panjang.

"Arjuna udah punya pacar Langit. Alasan kita ketemu waktu itu juga dia cuman minta saran hadiah buat pacarnya kok." Jawab Raffa dengan tenang sembari meraih tangan sang kekasih.

[✅] Re sign || MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang