Ternyata bahagia gue gak bertahan lama. Tapi gue bersyukur karna punya mereka semua di hidup gue.
_Arabella_
Setelah kejadian Arabella pingsan di kantin. Akhirnya Alex memutuskan Arabella untuk di bawa pulang dan Gaeza lah yang mengantar dan akan menemani Arabella dirumah. Setelah kejadian itu, Arabella sangat ketakutan. Ia hanya bisa diam dengan memikirkan beribu cara untuk menjauhkan Steven dari dirinya juga orang-orang terdekatnya.Kini Arabella sudah berada di kamarnya. Duduk bersandar di tempat tidurnya. Wajahnya pucat dan tatapannya kosong, namun otaknya terus berfikir.
"Ra... Lo gak papa?" Tanya Gaeza yang duduk disebelah Arabella sembari menggenggam tangan gadis itu. Namun Arabella tidak bergeming dan tetap diam. "Hey... Lo jangan khawatir. Semua pasti baik-baik aja." Lanjut Gaeza sembari mengelus pipi Arabella seraya tersenyum.
Arabella pun menatap Gaeza dengan tatapan sendu. "Lo bilang kaya gitu karna lo gak tau siapa pengirim ancaman itu Za. Tapi gue gak akan bilang ke lo, biar gue sendiri yang selesaiin ini semua, karna gue juga yang mulai ini semua." Gumam Arabella dalam hati.
"Lo mau makan apa? Nanti abis makan lo harus minum obat."
"Gue gak laper Za." Jawab Arabella yang terdengar lemas.
"Tapi lo harus makan dan minum obat. Gue gak mau lo sakit. Gue gak mau lo tambah kurus, nanti dikira gak dapet kasih sayang dari pacarnya lagi." Ucap Gaeza diakhiri dengan senyuman dan Arabella pun ikut tersenyum tipis. "Gue minta bi Arnes bikinin lo bubur. Tunggu bentar ya." Ucap Gaeza seraya tersenyum dan mengelus puncak kepala Arabella. Arabella pun hanya mengangguk seraya tersenyum tipis.
Setelah Gaeza pergi meninggalkan kamar Arabella. Tak berapa lama, ponsel Arabella yang berada di meja sebelahnya berdering karna ada telfon masuk. Saat Arabella melihatnya, ternyata itu adalah nomor baru yang tidak Arabella kenali. Seperti sudah tahu siapa yang menelfon, Arabella menghela nafas terlebih dahulu, barulah setelah itu ia mengangkatnya.
"Halo?" Ucap Arabella dengan nada rendah.
"Halo sayang... Gimana? Suka sama hadiahnya?" Ucap seseorang di sebrang sana dan Arabella sangat mengenali suara itu. Steven, orang itu adalah Steven yang sekaligus menjadi dalang dalam peneroran yang Arabella terima.
"Mau lo apa sih? Gue capek Stev. Apa belum cukup sama semua luka yang udah lo kasih ke gue?" Ucap Arabella dengan nada yang masih terdengar rendah.
"Mau gue? Mau gue lo harus jadi milik gue. Kalo itu gak bisa, lo juga gak bisa jadi milik siapapun itu, terutama Gaeza." Jawab Steven yang terdengar sedikit mengancam.
"Milik lo? Terus kenapa disaat gue jadi milik lo, lo malah berani mesum sama cewek lain? Menurut lo setelah gue ngeliat itu semua dengan mata kepala gue sendiri, gue harus tetep diem dan terima? Gak mungkin Stev, karna gue paling gak suka berbagi apalagi menyangkut hubungan dan lo udah nyakitin gue karna itu."
"Lo salah paham Ra. Dia jebak gue, sampe gue mabuk berat dan dia manfaatin gue."
"Cih! Di jebak? Gue rasa kata itu lebih pantes untuk gue, karna udah terjebak di hubungan yang gak murni ada kepercayaan dan saling menghargai. Dan gue gak lupa kalo lo kuat soal minum, alesan itu gak berarti bagi gue."
"Udahlah males gue bahas itu. Intinya kalo lo mau semua orang yang lo sayang aman. Lo harus jadi milik gue balik. Nanti malem gue tunggu lo di basecamp REGALZA, dateng kesini sendiri karna gue mau ngomong penting sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA √
Подростковая литератураGARA atau Gaeza dan Ara, dua orang yang memiliki sifat yang sama namun tidak pernah damai jika sudah bertemu. Playboy and badgirl adalah julukan mereka di sekolah, sama-sama memiliki pesona yang luar biasa tak tertandingi. Gaeza sebagai ketua basket...