44. SAKIT

517 18 0
                                    

Please jangan sakit. Gue bener-bener gak bisa liat lo menderita.


_Gaeza_


Saat Arabella berjalan di lorong, Gaeza  menghampiri gadis itu. Kebetulan lorong sedang sepi karena jam pelajaran sudah mulai.

"Ra... Ara!" Panggil Gaeza sembari berlari kecil mengejar Arabella. Lalu Arabella pun menghentikan langkahnya. Gaeza menghampiri Arabella dan kini ia berdiri di hadapan gadis itu. "Lo gak papa? Biar gue anter balik." Lanjut Gaeza yang terlihat khawatir sembari memegang kedua bahu Arabella.

"Gue bisa balik sendiri." Jawab Arabella dingin sembari melepaskan tangan Gaeza dari bahunya. "Udah cukup Za. Kita sekarang udah gak ada hubungan lagi. Lo gak perlu perduli atau khawatir lagi sama gue. Sikap lo kaya gini ke gue, malah bikin semua orang yang liat, semakin benci sama gue. Kalo lo mau gue baik-baik aja. Stop sampe disini Za, gue mohon." Ucap Arabella sembari menatap sendu Gaeza. Lalu Arabella pun melanjutkan langkahnya.

"Oke!" Ucap Gaeza sedikit tegas yang membuat Arabella kembali menghentikan langkahnya. Gaeza kembali berjalan menghampiri Arabella dan berdiri di hadapan gadis itu. "Oke, kalo itu mau lo. Tapi satu hal yang harus lo tau Ra. Rasa sayang gue ke lo, bukan main-main. Siapapun itu, gak berhak paksa gue untuk berenti sayang sama lo, termasuk lo sendiri. Inget itu." Lalu Gaeza melepas jaketnya dan mengenakannya kepada Arabella. "Jangan dilepas, atau gue gak bakal biarin lo pergi sendiri." Lanjutnya. Arabella tak bergeming sama sekali. Ia hanya diam dengan memasang wajah dingin dan datar, seolah ia tak perduli dengan semua ucapan Gaeza. Lalu Arabella pun melangkah pergi meninggalkan Gaeza tanpa sepatah kata pun. Gaeza hanya bisa menghela nafas berat, ia pasrah apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia sangat berharap kalau hubungannya bisa membaik dan kembali seperti dulu.

Arabella berjalan dengan tatapan hampa. Hatinya merasa sangat sakit, ingin rasanya ia berteriak untuk melampiaskan segala hal yang sudah tertumpuk di dalam hati. Namun apa dayanya, saat ini hanya air mata yang bisa ia keluarkan. Lidahnya pun terasa kelu, tak sanggup untuk mengucap sepatah kata pun. Ia hanya berharap, dirinya bisa bertahan hingga akhir dan semua pengorbanan nya tidak akan sia-sia.

Setelah Arabella sudah berada diluar gerbang sekolah, tepatnya di bawah pohon besar di tepi jalan. Arabella bersandar, tubuhnya terasa lemas dan menggigil. Wajahnya sudah sangat pucat, ia bersandar di bawah pohon sembari memejamkan matanya dan memeluk dirinya sendiri agar tidak terlalu menggigil kedinginan. Sebenarnya Arabella sedang menunggu taksi, namun sialnya tidak ada taksi yang lewat dan lebih sialnya ia menitipkan ponselnya pada Fefey sehingga ia tidak bisa memesan taksi online.

Tak berapa lama dari itu pun, sebuah mobil Alphard putih berhenti di depan Arabella. Arabella pun membuka matanya dan ia melihat gadis cantik keluar dari mobil tersebut. Ternyata itu adalah Ayla.

"Arabella? Kamu kenapa? Kok berdiri disini?" Tanya Ayla saat sudah berada di hadapan Arabella.

"Gue lagi tunggu taksi lewat Ay. Lo sendiri kok bisa ada disini?" Arabella menegakkan tubuhnya dan berbicara seraya tersenyum. Ia sama sekali tidak memperlihatkan pada Ayla bahwa dirinya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

"Aku abis pergi dari butik dan kebetulan lewat sini. Kamu beneran gak papa? Muka kamu pucet banget loh. Terus kenapa kamu bisa basah kuyup kaya gini? Kamu sakit?"

"Enggak kok, gue gak papa Ay. Tadi keran di toilet tiba-tiba aja rusak dan jadilah gue basah kaya gini. Make up gue juga luntur karna kena air, makanya keliatan pucet." Jawab Arabella berbohong diakhiri dengan senyuman.

"Yaudah kamu ikut aku aja. Kebetulan katanya semua driver taksi lagi pada demo, entah demo apa dan kamu gak akan dapetin taksi walaupun nunggu berjam-jam disini. Kamu ikut aku aja ya?"

GARA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang