Ternyata perasaan itu cuma angin lewat. Gue pikir bisa berubah. Ternyata dia masih ngaselin.
_Arabella_
Matahari kini sudah mengambil posisi bulan. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi. Arabella yang malamnya terganggu, ia lampiaskan dengan kenyenyakan di balik selimut. Gadis itu terlalu mengantuk sampai lupa kalau hari ini ia harus pergi ke sekolah. Arabella benar-benar merasa berada di rumahnya sendiri, tidak ada gangguan di pagi hari kecuali bi Arnes untuk membangunkan dari tidur nyenyaknya.Tok! Tok! "Arabella...! Lo udah siap belum?" Gaeza yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya, kini berdiri di depan pintu kamar Arabella. Tok! Tok! Tok! "Ara! Arabella!" Gaeza yang tidak mendapat jawaban apapun akhirnya mencoba membuka pintu kamarnya dan ternyata tidak dikunci. Betapa terkejutnya Gaeza saat melihat Arabella yang masih tidur nyenyak di balik selimut tebal berwarna biru. Gaeza berjalan menghampiri Arabella, seketika matanya terkunci saat melihat wajah polos cantik yang sedang terpejam itu. Namun itu tak lebih dari satu menit dan Gaeza menggoyahkan bahu Arabella pelan.
"Ara bangun." Ucap Gaeza yang masih terdengar lembut.
"Ah... Lima menit lagi." Gumam Arabella dalam pejamnya sembari menaikan selimutnya sampai sebatas leher.
"Arabella bangun. Lo mau sekolah gak?" Gaeza kembali menggoyah bahu Arabella agar gadis itu bangun.
"Ah... Lima menit lagi. Biarin Ara tidur bi." Gerutu Arabella yang malah menaikan selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya. Lelaki itu pun terkejut, bi? Maksud gadis itu apa memanggilnya bi? Dia pikir ini rumahnya dan yang membangunkannya adalah pelayan rumahnya.
"Bi? Lo pikir gue bibi lo? Arabella, kalo lo gak mau bangun sekarang, gue tinggal ke sekolah!" Ucap Gaeza dengan nada sedikit tinggi, lalu ia beranjak pergi. Suara Gaeza pun berhasil mengusik ketenangan gadis itu, Arabella bangun dan duduk perlahan sembari menggeliat. Lalu ia menatap kearah pintu dan mencoba memperjelas penglihatannya. Ia melihat punggung seorang lelaki yang keluar dari pintu kamarnya dan kembali menutupnya. Seketika Arabella mengucek matanya agar lebih jelas melihatnya, saat gadis itu sadar kalau saat ini ia berada dirumah seorang laki-laki, bukan dirumahnya bahkan dikamar tercintanya.
"Sial!" Umpat Arabella yang mengacak rambutnya kasar dan langsung beranjak dari duduknya, berlari ke kamar mandi untuk bersiap.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh tepat, Arabella yang sudah siap langsung turun kebawah untuk menemui Gaeza. Namun saat sudah dibawah, ia tidak menemui seorang pun.
"Bi! Bi Ipah?" Panggil Arabella sembari berjalan ke dapur.
"Iya non." Bi Ipah yang merasa terpanggil pun langsung menghampiri sumber suara.
"Gaeza mana bi?" Tanya Arabella to the point.
"Den Eza udah pergi dari tadi. Katanya non Ara ke sekolahnya naik taksi aja." Sial! Umpat Arabella dalam hati. Lagipula mengapa lelaki itu sangat pagi berangkatnya, membuat Arabella kesal saja.
"Yaudah bi, Ara langsung berangkat aja takut telat. Assalamualaikum." Arabella langsung berjalan ke luar rumah Gaeza.
"Wa'alaikumsalam. Sarapannya non!" Teriak bi Ipah.
"Nanti aja di kantin!" Balas Arabella yang berteriak. Arabella berlari dan langsung mencari angkutan umum saat sudah berada di depan pintu gerbang rumah Gaeza. Untung saja Tuhan sedang berbaik hati padanya, sebuah angkot pun datang dan Arabella langsung menaikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA √
Novela JuvenilGARA atau Gaeza dan Ara, dua orang yang memiliki sifat yang sama namun tidak pernah damai jika sudah bertemu. Playboy and badgirl adalah julukan mereka di sekolah, sama-sama memiliki pesona yang luar biasa tak tertandingi. Gaeza sebagai ketua basket...