28. JANJI TIGA HARI

671 28 0
                                    

Tiga hari gak masalah bagi gue. Jangankan tiga hari, bahkan gue akan terus jaga lo selamanya.

_Gaeza_

Tok! Tok! Terdengar suara ketukan dari pintu kaca balkon kamar Arabella. Sontak Arabella pun langsung menoleh, gadis itu langsung menaruh ponselnya dan langsung menghampiri sumber suara. Saat Arabella membuka gorden nya, ia menghela nafas saat melihat sosok Gaeza yang berdiri di depan pintu. Dengan malas ia membuka pintunya.

"Kebiasaan banget sih!" Gerutu Arabella dan Gaeza pun masuk ke dalam lalu menutup kembali pintu serta gordennya.

"Gak kangen apa? Cowoknya dateng bukannya di sambut sama pelukan atau ciuman, malah dimarahin." Dengan menatap sedikit sinis, akhirnya Arabella pun mendekat dan memeluk tubuh Gaeza. Lelaki itu pun tersenyum bahagia dan membalasnya dengan lembut. "Gue kangen banget sama lo. Jangan marah lagi sama gue, gue minta bener-bener minta maaf soal tadi." Arabella langsung menjauhkan wajahnya agar bisa melihat wajah Gaeza dengan tangan yang masih melingkar di pinggang lelaki itu.

"Enak banget minta maaf?" Lalu Arabella melepaskan tangannya dari pinggang Gaeza. "Lo tau apa yang udah lo lakuin? Dan lo tau yang terjadi sebenernya? Cowok tadi nyamperin gue, terus ngegoda gue dan ngajak gue pergi, mana ngatain gue tukang sayur lagi. Eh, gak lama pacarnya dateng dan langsung marah-marah sama gue, terus nampar gue. Menurut lo gue harus apa? Jelas gue tampar balik, karna gue gak suka sama orang yang songong. Bukannya sadar, dia malah semakin menjadi dengan jambak rambut gue, ya gue jambak lagi lah. Sampe gak lama lo sama anak-anak dateng. Bukannya ngebelain gue, lo malah bentak gue di depan anak-anak. Menurut lo, dengan kata maaf semuanya bisa selesai?" Jelas Arabella dengan tegas. Lalu Gaeza pun mendekat dan menelungkupkan kedua tangannya di pipi Arabella.

"Gue tau gue salah dan gue bener-bener minta maaf sama lo karna udah kelepasan bentak lo tadi. Tapi lo harus tau satu hal Ra, gak semua hal bisa diselesin dengan cara berantem, apalagi di pinggir jalan kaya tadi dan lo cewek. Gue tau gak seharusnya gue ngomong kaya gini, karna gue sendiri sadar lebih sering selesain masalah dengan cara kekerasan. Tapi, lo cewek gue, cewek dari ketua DARLEGIOS. Gue gak akan biarin laki-laki manapun nyentuh bahkan sampe nyakitin cewek gue. Gue suka cara lo ngadepin cewek-cewek di PKL tadi dan gue berharap lo ngelawan mereka dengan cara kaya tadi. Karna itu adalah sikap dari seorang pemimpin, ngelawan dengan cara cerdas dan bukan ngegas." Jelas Gaeza yang terdengar sangat lembut diakhiri dengan senyuman.

"Tapi dia nampar gue duluan Za. Padahal cowoknya duluan yang ngeganggu gue. Masa iya gue cuma bales dia pake omongan? Yang ada gue di balas tamparan lagi."

"Iya gue tau dan gue percaya sama lo. Gue gak ngelarang lo ngebales dengan cara yang sama kalo mereka berani cari masalah sama lo. Tapi, kalo lo masih bisa kontrol emosi lo, gue berharap lo bisa bersikap lebih rasional lagi. Oke?" Jelas Arabella seraya tersenyum dan mengelus pipi Arabella.

"Iya, gue ngerti. Lagian berani banget cari masalah sama gue. Mana ngatain gue tukang sayur lagi." Gerutu Arabella yang membuat Gaeza terkekeh kecil. Cup! Gaeza mengecup lembut bibir Arabella yang membuat gadis itu membulatkan matanya karna terkejut.

"Love you." Ucap Gaeza setelahnya seraya tersenyum.

"Gaezaaa...." Arabella langsung mendorong tubuh Gaeza karna ia merasakan suhu tubuhnya memanas dan jantung nya berdebar. Lalu Arabella pun duduk di tempat tidurnya sembari mengontrol detak jantungnya yang berpacu lebih cepat. Seperti biasa, Gaeza pun hanya tersenyum. Saat Gaeza hendak duduk, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok! "Ra...! Lo belum tidur kan?" Suara William terdengar di balik pintu kamar Arabella. Seketika Arabella dan Gaeza pun tersentak kaget. Gaeza yang hendak duduk pun, kembali berdiri.

GARA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang