|| Happy Reading ||
Aiden duduk diruang tamu dengan sesekali mengelus kepalanya yang masih terasa nyut - nyutan.
Ya selepas ia bilang ingin jadi pacar Bunda, Bunda Vio kaget dan reflek memukul kepalanya lumayan kencang.
Bunda Vio menengok wajah Aiden yang cemberut kesal, ia lantas menghampiri Aiden dan mengelus kepala Aiden pelan.
"Duh iden sayang, emang nya sakit banget ya? Maaf ya nak bunda abisnya kaget" Bunda Vio menatap Aiden dengan pandangan khawatir, Ah, ia memang tidak bisa melihat Aiden kesusahan atau kesakitan.
Aiden lantas tersenyum lembut dan mengecup tangan Bundanya "Bunda iden gak sakit, iya sih nyut nyutan tapi iden gak mau buat Bunda khawatir"
Bunda Vio balas tersenyum lembut lalu mengecup puncak kepala Aiden "Yasudah lain kali kamu jangan ngomong sembarangan bikin Bunda kaget jadinya"
Aiden mengerjapkan matanya "Tapi kata Saka boleh loh kalo iden ajak Bunda pacaran"
Bunda Ovi berdecak dan memijit kening nya "Ya engga bisa sayang, Bunda kan yang lahirin kamu masa iya diajak pacaran, Saka tuh pikiran nya cuma 50 persen kamu jangan peduliin kata katanya"
"Kalo Saka 50 persen iden boleh 60 persen Bunda? " balas Aiden
"Boleh sayang mau 1000 juga boleh" Balas Bunda Ovi dengan senyum lembut.
Aiden cengengesan, ia merangkul sang Bunda lalu mengajak nya berjalan ke luar rumah, namun Bunda Ovi tiba - tiba menghentikan langkah nya.
"Iden kamu mau bawa Bunda kemana sih? "
"Oh iya ya Bunda, iden mau beli permen sugus di sebrang" ucap Aiden lalu merogoh kantong celananya dan mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu.
"Mau Bunda temenin? " tawar Bunda Ovi.
Aiden mengelus punggung tangan Bunda Ovi lalu mencium nya "Engga Bunda iden bukan anak kecil"
Bunda Ovi menghela nafasnya pelan "Hati - hati kalau kamu nyebrang tengok ka- "
"Tengok kanan kiri, kalau udah aman baru nyebrang" Aiden berucap memotong ucapan Bunda Ovi.
Bunda Ovi geleng - geleng kepala lalu Aiden segera mengecup pipi Bunda dan mulai berjalan ke mini market sebrang.
🐳🐳🐳
Sambil bersenandung riang Aiden tak henti-hentinya untuk tebar tersenyum hingga menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Bude Bunga!" Sapa Aiden seraya melambaikan tangan nya pada wanita paruh baya yang sedang menata Bunga di depan tokonya.
Wanita paruh baya yang disebut Bude Bunga itu nama Aslinya Wati itu langsung menengok dan tersenyum lembut mendapati siapa yang menyapanya "Nak Aiden sini mampir"
"Engga Bude lain kali aja ya! " ucap Aiden lalu mulai memperhatikan jalan saat ia ingin menyebrang.
Setelah memastikan aman ia menyebrang dan masuk ke dalam mini market.
"Assalamualaikum " reflek Aiden lalu tersadar menepuk bibirnya pelan dan cengengesan.
"Dikira ini rumah iden kali ya" Aiden meneruskan jalan nya ke rak berisi ice cream.
Matanya berbinar menatap jejeran macam-macam ice cream, tangan putih nya menyentuh rak pendingin itu lalu menempelkan pipinya, Ah sejuk sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy 👶🏻
Teen FictionAiden Hafidz Anggara, laki-laki polos, periang, kekanakan, sangat manja tentunya ini sudah menempuh kelas 12 SMA. Namun karena sedari ia masih bayi sampai sekarang pun Ayah Bunda nya terlalu memanjakan laki-laki ini. Ini kisah cinta, persahabatan...