|| Happy Reading ||
"Ya gue gak tau pasti sih, eh lupa gue mau beli es batu, wait tungguin bocah nya disini lo!" peringat Embun.
"Iya iya, iden tungguin."
Embun lalu berlari kecil menuju warung sebrang, sedangkan Aiden mengajak ngorol anak kecil itu.
🤰👶🏻🤰
Langkah kaki kedua remaja tersebut semakin dekat menuju sebuah ruangan.
"Van, ini kita beneran mau ketemu sama Wita?" ucap Valerie dengan mata yang terus berbinar.
"Iya Rie."
"Kenapa Wita kerjanya di tempat RSJ kaya gini sih, serem banget."
"Aku juga gak tau Rie."
'Maaf Rie, aku terpaksa' batin Revan.
Ceklek
Pintu dibuka, mereka masuk ke dalam ruangan tersebut, tidak menakutkan saat mereka berjalan dilorong tadi, karena saat masuk ruangan ini suasananya begitu beda.
Ruangan disisi tembok ini berwarna pink, dihiasi berbagai gambar hewan kartun, seperti sekolah khusus anak TK.
"Lucu banget!" pekik Valerie riang, ia berjalan sambil menatap sekitar ruangan dengan berbinar.
"Bagus kalau kamu suka." Wanita paruh baya dengan memakai seragam putih khas dokter tersenyum lembut menatap keduanya.
"Wita! I miss you so bad." Valerie memeluk wita dengan sangat erat.
"I know, makanya nanti kan kamu bakalan sering kesini." ucap Wita sembari mengelus puncak kepala Valerie pelan.
"Iyakah?" tanya Valerie ke arah Revan, dan Revan hanya mengangguk.
Lalu Valerie dibiarkan untuk masuk menjelajahi ruangan itu, karena sangat luas. Sementara itu Wita dan Revan akan membicarakan hal serius.
"Gak usah basa-basi lagi, pokoknya gue mau dia sembuh, berapapun biayanya gue bayar." ucap Revan tegas.
Wita tersenyum lalu menjawab "Baik nak akan diusahakan, kamu bisa meninggalkan Valerie sementara disini."
"Pokoknya harus beres, dan jangan sampe dia benci gue."
"Iya siap nak, tenang saja."
Revan mengeluarkan amplop putih berisi uang lalu memberinya ke Wita, dan ia berjalan keluar.
Apapun demi Valerie. Ya, demi kembaran nya tersayang.
"Wita, Revan mana?" Valerie yang sudah puas menjelajahi ruangan itu langsung keluar berniat mencari Revan.
"Dia sedang cari makan untuk mu, kamu disuruh tunggu disini." Lalu Wita menarik Valerie untuk duduk disofa.
Dua perawat berseragam putih tiba-tiba masuk ruangan dan membawa banyak peralatan.
"Siapkan dia." ucap Wita memberi titah.
Dua perawat tersebut berjalan menghampiri Valerie dan menyiapkan peralatan untuk membius Valerie.
"Hey kenapa gue dipegangin gini sih?!" pekik Valerie kesal.
"Tenang nona." jawab perawat tersebut lalu menyuntikan cairan ditangan Valerie.
Valerie lemas, ia tidak tau apa yang mereka lakukan kepadanya. Ia bisa mendengar sayup-sayup percakapan mereka.
"Segerakan lakukan perawatan."
Apa ini? Untuk apa ini semua? Dimana Revan..
🤰👶🏻🤰
"Bunda, iden mau ceritaa." Aiden menghampiri Ovi yang sedang menata makan malam dimeja.
"Cerita apa nak?"
"Em bunda, waktu itu iden liat Ninin lagi sama orang serba hitam gitu bunda.."
Ovi yang masih menata menjadi menghentikan aktivitas nya, dan mendengarkan Aiden.
"Terus?"
"Yang bikin iden gak percaya itu karena Ninin kenal ngajak mereka semua masuk ke mobil, kaya aneh gak sih bun?"
Ovi juga ikut bingung, karena untuk apa teman anak nya kenal dengan orang seperti itu.
"Nak, dengerin ya. Bunda gak ingin hal dulu terulang lagi, lebih baik kamu jauhin Nina sementara. Buat jaga-jaga." Ovi mengelus surai Aiden lembut, jelas sekali betapa takut dan khawatir nya ia saat anaknya mengalami peristiwa buruk dimasa lalu.
Aiden tersenyum lembut dan mengecup pipi Ovi. "Tenang aja bunda, Iden kan kuat. Tapi untuk jauhin Ninin, mungkin membatasi aja, dan sesekali iden boleh lah ya ngobrol."
"Iya nak, hati-hati dimanapun kamu berada ya."
Ibu dan anak itu saling memeluk erat satu sama lain, jangan sampai hal buruk terjadi, lagi.
-
-
-
Yaampun udah lama bgt ga update :'
Tapi tetep bakal update sih muehehe😽
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy 👶🏻
Teen FictionAiden Hafidz Anggara, laki-laki polos, periang, kekanakan, sangat manja tentunya ini sudah menempuh kelas 12 SMA. Namun karena sedari ia masih bayi sampai sekarang pun Ayah Bunda nya terlalu memanjakan laki-laki ini. Ini kisah cinta, persahabatan...