Punten sebelum nya yaa, vote sama komen nya jangan lupa yaa, spam komen juga boleh. tencuuu ✨
|| Happy Reading ||
Berulang kali Aiden untuk tidak memikirkan ucapan Nina, ia mencoba untuk fokus terhadap guru yang sedang menjelaskan materi.
Flashback on
"Lo yakin ketemu dia? " Nina bertanya memastikan, memang jarang Laki-laki itu muncul dilingkungan sekolah, entah kemana laki-laki itu.
Aiden yang mendengar Nina tidak percaya mendengus "Kalo Ninin gak percaya yauda."
Nina mengacak rambut Aiden sampai membuat Aiden mengerucutkan bibirnya kesal "Iya bukan nya gitu, lo kalo ketemu apalagi ngomong sama dia, lo hati - hati bisa aja lo kena masalah sama dia"
Aiden hampir berkaca-kaca, ia merasa seperti nya Revan akan terus menghampiri nya dan itu hal yang tidak diinginkan sama sekali mengingat bagaimana cara laki-laki itu punya aura yang menakutkan.
Nina yang melihat perubahan Aiden langsung menepuk pundak nya pelan "Nggak apa-apa, dia cuma iseng kali sama lo"
Aiden tidak membalas ucapan Nina, pikiran nya seakan memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Flashback off
Menghembuskan nafasnya perlahan, ia menolehkan kepalanya kesamping, melihat Saka yang tertidur pulas dengan buku diletakkan di depan untuk menutupi kepalanya.
Aiden menyenggol Saka pelan "Saka, Saka.. " bisik Aiden pelan.
Saka membuka matanya perlahan namun tertutup kembali "Gak usah ganggu gue, ngantuk."
Aiden mendengus, Ah niat nya ia ingin menceritakan hal yang terjadi kepada Saka, bagi nya Saka adalah teman terbaik yang selalu ada, walau kadang Saka berbuat jahil terhadap nya.
Akhirnya ia memutuskan untuk memfokuskan lagi kedepan, mendengarkan guru menjelaskan, membuang jauh-jauh pikiran buruknya.
Setelah 20 menit, pelajaran selesai dijelaskan dan guru pun keluar, bel istirahat berbunyi mengundang sorakan riang murid-murid.
Aiden memasukkan perlengkapan alat tulis ke tas dengan gerakan lambat, ia menjadi tidak bersemangat saat ini, ini seperti bukan dirinya.
Saka menguap lebar lalu menolehkan kepala ke samping. "Heh bocah lo kenapa."
Aiden menggeleng pelan dan mulai berdiri menarik tangan Saka untuk mengikutinya, mungkin melihat suasana kantin Aiden jadi bersemangat.
Saka mengikuti dengan langkah malas dan langkah nya secara tiba-tiba berhenti. "Den gue ke meja gadis pujaan hati gue dulu, tar gue ke lo lagi. "
Aiden melihat Saka perlahan menjauhinya dan berjalan menuju meja berisi perempuan dengan rambut sebahu dan memakai kacamata bulat dia Vani, gebetan Saka.
Aiden memilih membiarkan Saka dan memesan jus Mangga kesukaannya, dan memilih tempat duduk yang berada di pojok.
"Kenapa iden jadi gak semangat sih, iden gak suka kaya gini, coba aja ada Doni." gerutu Aiden.
Aiden meminum jus nya dengan tenang lalu hampir tersedak saat ada seseorang yang menepuk bahu nya keras.
"Cih bocah, gue cuma tepuk kaget kaya gitu." Embun lalu duduk dimeja yang sama dengan Aiden sambil mengunyah permen karet dimulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy 👶🏻
Teen FictionAiden Hafidz Anggara, laki-laki polos, periang, kekanakan, sangat manja tentunya ini sudah menempuh kelas 12 SMA. Namun karena sedari ia masih bayi sampai sekarang pun Ayah Bunda nya terlalu memanjakan laki-laki ini. Ini kisah cinta, persahabatan...