|| Happy Reading ||
Drtt drrt
Getaran di ponsel Embun membuat Embun berhenti berjalan dan melihat ponselnya.
Papa
Ternyata dari Papa. Embun menggigit bibir bawah nya pelan, ia bingung ingin menjawab telfon nya atau tidak.
Akhirnya setelah menimbang-nimbang Embun mengangkat telfonnya dan menjawab dengan suara lirih.
"Halo pa."
"Halo Embun, kamu nanti pulang sekolah bareng Elang. Papa gak mau tau."
"Eh? Ta–tapi pa ak–"
Belum sempat Embun meneruskan bicaranya, panggilan terputus.
Embun menggeram kesal, ia melempar ponsel nya kedepan. Namun tidak ada suara barang jatuh, Embun mendongak dan melihat Elang memegang ponsel nya yang artinya Elang yang menangkap ponsel nya.
Embun tidak peduli dengan ponselnya, ia muak melihat wajah orang itu. Embun berbalik badan dan mulai berjalan dengan cepat.
Langkah lebar Embun dapat dikejar Elang, Elang menahan tangan Embun dan menarik pinggang Embun untuk mendekat ke arahnya.
Embun melotot kaget, ia berontak melepaskan tangan Elang yang tenaganya sangat kuat menahan pinggangnya.
"Apa-apaan sih lo! Lepas, gue benci sama lo!" Embun berteriak kencang, ia tidak peduli apabila siswa dan guru yang lewat.
Embun melihat ke samping kanan kiri, lorong ini sepi. Kemana semua orang disaat Embun butuh pertolongan.
"Tolong gue di lecehin!" teriak Embun kencang dan ide otak nya menyuruh untuk menggigit tangan Elang dan tangan Elang tak lagi menahannya.
"Berani lo sama gue?!" bentak Elang, sorot matanya tajam.
Elang mendekati Embun, Embun tiba-tiba merasa takut. Ia ingin lari namun kakinya hanya bisa mundur perlahan.
"Gue baik-baik sama lo, lo suka yang kejam-kejam?" Langkah Elang semakin dekat dengan Embun.
Embun mengepalkan tangan nya, ia ingin menampar wajah sialan orang itu namun tangan nya malah gemetar.
"HEH MAU BUAT HAL SUAMI ISTRI YA!" Pekik siswa dari arah Elang, siswa tersebut perlahan mendekat.
Siswa tersebut sudah sampai didepan Embun dan Elang, matanya siswa tersebut melihat Elang.
Siswa tersebut menatap tajam Elang. "Cowo apa cowo lo ini, kok ngelakuin hal aneh. Gak malu sama orang ya?"
Siswa tersebut juga menatap Embun. "Lo juga jadi ce–"
Siswa tersebut tidak jadi meneruskan karena yang ia lihat perempuan tersebut adalah Embun si Mak Lampir.
Embun juga kaget ternyata siswa tersebut Aiden si bocil resek, lalu Embun menarik tangan Aiden dan hal yang mengejutkan adalah Embun mengecup pipi Aiden.
Aiden melongo sendiri dibuat nya, ia menatap Embun meminta penjelasan. Namun Embun hanya menggigit bibir bawahnya lalu mengedipkan mata ke Aiden.
"Apa-apaan ko lo cium Iden." Aiden mengelap bekas ciuman Embun dipipi nya.
Elang menatap tajam Embun dan Aiden secara bergantian. Ia menunjuk Embun kesal.
"Bitch." suara Elang datar lalu berjalan meninggalkan Aiden dan Embun.
"Kurang ajar! Dia pacar gue, gue bebas ngapain aja. Lo yang bajingan!" Teriak Embun sekuat tenaga, tapi matanya berkaca-kaca.
Langkah Elang berhenti sejenak namun langsung lanjut berjalan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy 👶🏻
أدب المراهقينAiden Hafidz Anggara, laki-laki polos, periang, kekanakan, sangat manja tentunya ini sudah menempuh kelas 12 SMA. Namun karena sedari ia masih bayi sampai sekarang pun Ayah Bunda nya terlalu memanjakan laki-laki ini. Ini kisah cinta, persahabatan...