CB || Delapan 🐢

936 33 0
                                    

|| Happy Reading |||

Mengetuk ketuk sepatunya ke lantai koridor sekolah, laki-laki itu mengedarkan pandangan nya ke sekitar lorong ini. Jam masih menunjukkan pukul 06.15 yang artinya belum banyak murid yang datang ke sekolah, yang sudah datang biasanya kebagian tugas piket.

Laki-laki itu mengeluarkan ponsel dari saku celana nya, dan membaca pesan masuk.

Rie ❤

Kok aku liat kamu udah jalan duluan sih van? Tumben banget

Revan

Iya, maaf. Sarapan ada dimeja makan.

Setelah membalas pesan, ia memasukkan lagi ponsel nya ke saku, kaki nya melangkah menuju gudang yang jarang di masuki murid, karena gudang itu memang hanya berisi kursi atau meja yang sudah rusak.

Ia mendorong pintu gudang itu pelan, bagaimana laki-laki itu bisa masuk? Karena ia mencuri kunci gudang diruang guru. Mengapa juga ia tidak ketauan?

Jawabannya karena guru pun tidak pernah datang untuk sekedar mengetahui gudang tersebut, jadi kunci gudang itu hilang pun tidak ada yang tau.

Ia duduk disalah satu kursi yang sudah berdebu, mengeluarkan rokok dari saku yang lain. Membakar rokok tersebut lalu mulai menghisap nya.

Ia bahkan terlihat sesekali memejamkan matanya, menikmati rokok tersebut.

Ting

Bunyi ponsel berisi pesan masuk memenuhi suara seisi gudang.

Rie ❤

Van, aku liat dia lagi. Dimana-mana ada bayangan dia.

Revan

Aku kesana sekarang.

Laki-laki itu memasukkan ponsel ke saku dengan terburu-buru dan menjatuhkan rokok yang bahkan baru terbakar sebagian lalu menginjaknya.

Ia melangkah keluar gudang dengan targesa-gesa sampai tidak menyadari ia menabrak bahu seseorang.

"Aduh ih siapa sih nabrak iden nyebe–"

Iya, dia Aiden yang ditabrak laki-laki itu.

Aiden tidak meneruskan ucapannya begitu tau siapa yang menabrak dia. Aiden bahkan langsung menunduk dalam, menggenggam jemarinya yang tiba-tiba bergetar.

"Oh lo yang gue tabrak, gue pengen liat muka lo yang ketakutan gitu." Laki-laki tersebut mendekatkan diri ke Aiden dan memegang bahu Aiden pelan, lalu mencengkeram nya kencang.

"Shh sakit R–revan." Aiden meringis, ia juga menahan air matanya yang ingin segera keluar.

Laki-laki itu melepaskan tangan nya dari bahu Aiden, lalu terkekeh sinis.

"Lemah."

"Lo beruntung hari ini gue buru-buru, lain kali.. Lo bakal habis sama gue." lanjut Revan datar namun penuh penekanan.

Revan terkekeh sinis lagi.

Ia mulai berjalan menjauhi Aiden, dengan langkah lebar ia segera teringat bahwa ada seseorang yang membutuhkan nya.

Childish Boy 👶🏻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang