|| Happy Reading ||
Aiden menghembuskan nafasnya pelan, Ah ia benci situasi bosan. Aiden memutuskan untuk pergi ke rumah teman bocah nya, siapa lagi kalau bukan Doni.
Doni anak yang ceria, ia sering tak punya teman di sekitar rumah nya, lantaran teman - teman sebaya Doni malah mengacuhkan Doni lantaran hanya karena Doni berasal dari keluarga yang kurang berada, hanya Aiden yang mau berteman dengan Doni.
Banyak yang bertanya heran mengapa ia mau berteman dengan anak kecil daripada yang seusianya, jawaban nya karena mereka natural, mereka jujur dan asik. Sejauh ini ia memang tidak punya teman lagi selain Doni, Saka dan teman masa kecil nya dulu.
"Bunda, Aiden pergi ke rumah Doni dulu ya! " pekik Aiden kencang lantaran Bunda Ovi lagi di Ruang kamarnya.
Tanpa menunggu balasan dari Bunda nya, ia bergegas pergi menuju rumah Doni yang arah nya lumayan dekat, hanya terhalang 5 rumah.
Aiden sampai dirumah Doni, ia mengetukkan pintu rumah Doni pelan, lantaran ia ngeri takut kalau ia mengetuk kencang malah membuat pintu nya rusak, memang pintu rumah Doni kayu yang sudah agak rusak disekitar pinggir dan terlihat rapuh.
"Doni.. Assalamualaikum Doni Doni Doni " panggil Aiden riang.
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya sedang menggendong Doni.
"Eh Waalaikumussalam nak Aiden, ini Doni nya loh tadi ngambek gara-gara mainan" Wanita paruh baya itu menurunkan Doni lalu menatap Aiden dan tersenyum.
"Kamu main ya, Ibu mau ke Warteg bantu bapak kamu" Wanita paruh baya itu mengelus kepala Doni pelan.
Doni menganggukkan kepalanya lalu tersenyum.
Aiden segera menyalimi tangan Ibu Doni sopan dengan tersenyum "Ibu Doni, Iden ajak Doni main ya! "
Wanita paruh baya itu tersenyum lembut dan menggangguk sebelum ia melangkah kan kaki nya keluar.
Doni segera menatap Aiden lalu menundukkan kepalanya "Abang muka Doni jadi jelek gara-gara nangis"
Aiden terkekeh "Iya muka kamu tuh kaya badak bercula satu "
"Abang jahat " Doni mengerucutkan bibirnya lucu.
Aiden malah makin tertawa dibuat nya, lalu ia memutuskan untuk mengambil kelereng yang ada disekitar rumah Doni dan mengajak Doni bermain kelereng, hal ini memang bagi sebagian orang membosankan tapi bagi Aiden dan Doni ini hal paling menyenangkan.
Aiden memutuskan untuk pulang karena hari semakin sore, ia teringat hari ini ada pr atau tidak, namun pikiran nya tidak sejalan dengan tingkah nya, bukannya mengecek tugas ia malah merebahkan tubuh nya dikasur dan memejamkan matanya perlahan.
Bunda Ovi melihat meja dapur memastikan ada Aiden, karena ini sudah pukul 7 dan biasanya Aiden duduk dimeja makan.
"Loh kemana Aiden belum nongol buntut nya " gumam Bunda Ovi lalu memutuskan ke kamar Aiden, dilihat lah Aiden dengan kondisi tidur nyenyak dengan posisi yang sudah miring, bahkan guling sudah terjatuh dilantai.
"Hey bangun, loh kamu cape banget abis main sama Doni, ayo makan malam nak" Bunda Ovi mengguncang bahu Aiden dan menepuk pipinya.
Aiden mengerjapkan matanya perlahan lalu duduk "Bunda iden ngantuk tau "
"Iya makanya abis makan, belajar, tidur" Bunda Ovi menarik tangan Aiden namun Aiden malah menahan tubuh nya.
"Aiden hayo bunda gigit nih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy 👶🏻
Roman pour AdolescentsAiden Hafidz Anggara, laki-laki polos, periang, kekanakan, sangat manja tentunya ini sudah menempuh kelas 12 SMA. Namun karena sedari ia masih bayi sampai sekarang pun Ayah Bunda nya terlalu memanjakan laki-laki ini. Ini kisah cinta, persahabatan...