Second : Panorama

491 93 15
                                    

"Nunu, ayo mandi." ajak appa yang membuat Nufa mengernyitkan dahinya.

"Appa, ini macih jam dua ciang. Kenapa kita mandi cepat-cepat?" walaupun bibirnya berucap protes, tapi ia tetap menurut dan mengikuti sang appa masuk ke kamar mandi.

"Loh, hari ini Mas Gilang ulang tahun. Nunu nda tau?" ujar appa yang membuat Nufa kembali mengingat ucapan Gilang waktu di mansion Azmi.

"Hari Sabtu nanti mas ulang tahun, Nufa jangan lupa datang ya. Mas abis belajar bikin puding sama kakakmu, dijamin enak deh."

"Oh iya? Oke deh!"

"Oh, Mach Gilang udah bilang waktu di mancion. Kenapa Nunu lupa, aduh Nunu jahat ya appa..." Nufa menepuk keningnya dan menatap appa dengan raut bersalah.

"Haha, engga kok. Nunu ga jahat, buktinya sekarang Nunu ingat kan?" Nufa hanya mengangguk.

"Nah, berarti Nunu ga jahat. Nanti kita beli kado buat Mas Gilang, Nufa yang pilih kadonya ya?"

"Iya!"

Setelah mandi yang cukup membuat appa basah kuyup karena Nufa yang tak pernah bisa diam saat mandi, kini Nufa sudah tampan dengan setelah pilihan appa. Celana jeans berwarna navy, kaos hijau muda, dan sweater berwarna coklat gelap. Tak lupa kaos kaki putih dan sepatu kets berwarna kuning. Appa benar-benar pandai dalam memilih style kasual. Rambut Nufa juga disisir rapi dengan memperlihatkan sedikit bagian kanan dahinya.

"Yang terakhir, apa itu?" tanya appa.

"Pupul!" jawab Nufa sambil mengangkat tempat bedak bayi.

"Pinter."

Setelah memakaikan bedak tanpa cemong diwajah si kecil, appa membawa Nufa ke ruang tengah dimana Salsa sudah duduk cantik dengan dress sederhana berwarna ungu.

"Adeknya noona ganteng banget ih!" puji Salsa yang membuat Nufa tersenyum lebar dengan pipi memerah.

"Noonanya Nunu juga cantik banget, kayak puteli-puteli." Nufa duduk disamping Salsa, dan mereka berdua menonton televisi sembari menunggu eomma dan appa bersiap.

"Sudah? Ayo pergi."

"Leggo!"

•••

Kediaman Rumadja tidak seramai yang diduga. Bahkan jika tidak ada dua mobil di tempat parkir dan pintu ditutup rapat, orang-orang akan mengira bahwa tidak ada sebuah acara ulang tahun dirumah itu.

"AWI!!"

"Eoh? UJI!!"

Nufa yang baru turun dari mobil langsung berlari dan memeluk Fauzi sambil menggotong sebuah tas kado ditangannya.

"Ayo masuk, didalam udah rame." Fauzi menggandeng tangan Nufa dan membawanya masuk ke rumah besar itu.

"Eh, Nufa udah dateng! Ayo duduk disini." Gilang yang melihat Nufa digandeng Fauzi langsung menyapa anak itu dan menarik salah satu kursi untuk Nufa.

"Ini, Mach Gilang. Celamat ulang tawun!" Nufa menyerahkan tas kado yang diterima dengan senyum cerah oleh Gilang.

"Terima kasih, Nufa."

"Macama."

Srek!

"MAS HENDRAAA! INI KURSI UJI LOH! MAS HENDRA KAN DISANA TADI!" suara Fauzi yang menggelegar membuat orang-orang disana mengalihkan perhatian pada Fauzi dan Hendra yang berebut kursi disamping Nufa.

Panorama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang