Second : Shoot!

722 107 10
                                        

"Makasih ya."

"No need to thanks, dia cucuku." Ujar Nenek.

"Kalo gitu sekarang kita pulang, kakak mau istirahat." Eomma mengelus kepala Nufa dan Salsa yang cemberut.

"Tapi masih mau main..."

"Tapi kakak harus istirahat..." Appa ikut membujuk dua anak itu.

"Nanti main agi, ya?"

"Iya, nanti kita kesini biar bisa main sama kakak lagi."

Kedua anak itu akhirnya mengangguk, "Oke."

"Kami pamit dulu, ya. Titip salam buat Kakek."

"Iya, sering-seringlah mampir, kasihan dia sendiri terus."

"Kami usahakan ya, Nek."

"Dadah, Nenek!"

•••

"Nunu mau ketemu Uji, ga?" Tanya Appa yang sedang menyetir.

Nufa yang mendengar nama tak asing itu langsung berbinar, "Uji?!"

"Iya, Uji."

"Uji yang celing ditelepon Eomma itu?"

"Iya, sayang. Uji yang itu." Eomma tertawa mendengar kehebohan Nufa.

"Mawu! Mawu!"

"Nde, kaja!"

•••

Sepuluh menit mereka berdiam di meja makan itu. Salsa dan Nufa sudah menghabiskan dua halaman buku gambar yang selalu dibawa oleh Salsa kemana-mana. Maklum, mereka berdua memang mudah bosan.

Tok tok!

Cklek!

"Permisi, salah satu tamu anda sudah datang." Pelayan restoran itu berujar.

"Oh, tolong bawa mereka masuk."

Pelayan itu mengangguk lalu mempersilahkan para tamu untuk masuk ke dalam ruang makan tersebut. Dua orang pria dewasa, dan dua anak laki-laki.

"Fikri! Apa kabar?" Appa menjabat tangan kedua pria itu, dan menepuk pundak salah satunya dengan akrab.

"Baik semua, gimana kalian di Korea?" Balas pria itu.

"Ya, seperti yang kamu liat. Baik semua, semoga yang satu disini juga sama."

"Ayo duduk." Eomma mempersilahkan para tamu untuk duduk.

"Salsa, Nufa, ayo kenalan dulu."

Nufa dan Salsa menghentikan kegiatannya. "Ayah Tama?!"

"Halo, anak-anak." Ayah Tama mengelus kepala Nufa dan Salsa yang tersenyum manis.

"Aku ga disapa?" Seorang anak yang duduk disamping Ayah Tama bertanya dengan wajah murung.

"Mach Gilang! Halo!"

"Halo, Mas Gilang."

"Halo Nufa, halo Salsa." Gilang langsung tersenyum saat disapa oleh dua anak manis itu.

Panorama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang