Second : a

477 91 17
                                    

Ting tong!

Bunyi bel menggema di ruang tengah mansion Azmi. Nufa yang sedang makan biskuit buatan nenek langsung berdiri dan berlari menuju pintu depan, dimana salah satu pelayan tersenyum padanya sambil memegang gagang pintu.

"Nunu yang buka! Nunu yang buka!" Setelah menggapai gagang pintu yang cukup tinggi itu- dibantu sang pelayan, akhirnya Nufa membuka pintu besar itu.

"Ayah Tama? Mach Gilang? Ada pellu cama nenek, kah?" tanya Nufa saat melihat ayah dan kedua anaknya berdiri di depan pintu.

"Halo Nufa, iya ada perlu. Tapi sama kakak, bukan sama nenek." jawab Ayah Tama sambil tersenyum.

"Oh, kakak lagi mam kuki cama Nunu. Ayo macuk!"

Nufa membimbing jalan diikuti oleh ketiga tamu itu.

"Oh, Tama sudah datang. Si kakak baru masuk ke kamarnya, susulin aja." ujar eomma saat melihat tamu yang datang.

Ayah Tama dan Gilang pun memasuki sebuah kamar yang tak jauh dari ruang tengah, meninggalkan Hendra bersama Nufa dan eomma.

"Hendra mau minum apa? Biar Eomma Reren buatkan." tawar eomma pada Hendra yang mengunyah biskuit.

"Terserah Eomma Reren, Hendra minum apa aja kecuali air kotor." jawab Hendra sambil terkekeh. Eomma hanya menggeleng lalu beranjak menuju dapur.

Hendra menatap anak manis yang sedang duduk selonjoran sambil memangku toples cheeseball yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya, menatap televisi besar yang menampilkan animasi TOTS, seekor pinguin dan flamingo yang bertugas untuk mengantarkan bayi-bayi hewan ke orang tuanya.

"Hei." panggil Hendra yang tak dihiraukan oleh Nufa.

Syut~

"Hei." sambil menusuk pipi kenyal itu, Hendra kembali memanggil Nufa.

"Hei, denger ga sih?" tanya Hendra yang masih betah menusukkan jarinya pada pipi Nufa.

Jengah, Nufa menyingkirkan jari Hendra dari pipinya lalu menatap Hendra dengan tatapan kemusuhan. "Apa cii? Mach manggil capa? Nunu punya nama, dan nama Nunu bukan 'Hei'. Paham?!"

Hendra yang kaget karena diomeli Nufa hanya mengangguk patuh. Kemudian Nufa kembali melanjutkan acara menontonnya.

"Maaf ya, Nufa kalo nonton agak susah diganggu." Eomma Reren datang membawa sebuah gelas dan sebuah teko, lalu menaruhnya diatas meja pendek diatas karpet bulu yang mereka duduki.

"Gapapa, eomma. Hendra agak kaget aja tadi."

"Hahaha, ya sudah. Ini Eomma Reren bikinin es limun, Hendra suka?"

Hendra melebarkan bola matanya saat merasakan es limun buatan eomma, "Enak banget, makasih Eomma Reren."

"Sama-sama." Eomma beranjak kearah Nufa yang tak bergeming. "Eomma di belakang, kalo Nunu butuh apa-apa cari eomma di belakang, ya. Ato minta tolong sama Mba Anna, dia stay di dapur. Paham, Nunu?"

Nufa menatap eomma lalu mengangguk, "Paham, eomma!"

Eomma mengusak rambut Nufa lalu kembali menatap Hendra. "Hendra kalo butuh apa-apa minta sama Nufa, ya."

"Iya, eomma."

Setelah eomma meninggalkan ruang tengah, dua anak laki-laki itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Nufa dengan cheeseball dan televisi, serta Hendra dengan es limun buatan eomma.

Sret!

Hendra menoleh saat Nufa bangkit dan meninggalkan toples cheeseball dalam keadaan terbuka. Ia terkekeh pelan melihat Nufa yang berlari ke dapur dengan sangat, sangat, lucu sekali.

Panorama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang