Third : a

440 82 12
                                    

"Mau ikut eomma ambil laporan nilai noona, atau ikut appa ke kantor?" Pertanyaan itu membuat Nufa bimbang.

'Kalo ikut appa, bica main ai campe cole, tapi bica bocan ugha. Kalo ikut eomma, nanti noona cibuk main cama teman-temanna, Nunu cuma ngikut eomma kemana-mana. Tapi di cekolah noona ada kantin, kata noona mamamna enak. Heum...'

Kira-kira seperti itu isi hati Nufa.

"Ikut eomma aja, nanti kita mam jajan di kantin!" seru Salsa meyakinkan Nufa.

"Ikut appa aja dong, nanti kita mampir ke minimarket, kita beli Kinderjoy!" ujar appa tersenyum manis pada Nufa.

*bukan endorse ya bestie

Mata Nufa berbinar, "Kindejoyi?"

"Iya, Kinderjoy." appa menatap sinis pada Salsa yang total kesal, sedangkan eomma hanya menyimak sambil memotong kuku tangan Nufa.

"Eum..." Nufa menunduk, sedang memikirkan pilihan mana yang paling menguntungkan.

"Di kantin sekolah noona ada puding mint!"

Nufa langsung menoleh dengan mata terbuka lebar, "Puding mint?"

"Halah boong." sahut appa.

"Ih, beneran loh!"

"Ada, appa. Di dalemnya ada coklat juga." Mendengar ujaran eomma, mata Nufa semakin bersinar.

"Ada cokelat-cokelat didalem pudingna?"

"Iya, ada." Eomma mengangguk sambil menggosok ujung kuku Nufa.

"Mau ikut eomma aja ke cekolah noona!"

"YEAYYY!" Salsa bersorak disamping appa yang tersenyum kecut.

"Nanti kita kenalan sama teman-teman noona, oke?"

"Oke!"

•••

"Jauh banget jauh!" keluh Nufa saat ia sudah melewati gedung kedua sekolah Salsa. Sekolah itu memang besar, dan semua tingkatan berada di lokasi yang sama namun gedung yang berbeda.

"Iya nanti kalo Nunu sekolah disini harus jalan kaki yang jauh juga." ujar Salsa yang menggandeng tangan Nufa.

"Macih lama itu."

"Siapa bilang masih lama?" sahutan eomma membuat Nufa mengehentikan langkahnya, begitu pun dengan Salsa yang masih menggandeng erat tangan Nufa.

"Belalti Nunu cekolahna bental lagi?"

Eomma mengangguk, "Iya, noona selesai ujian tengah semester Nufa bisa langsung sekolah."

"Ih kok cepet banget? Nunu kan macih kecil, macih tiga tawun." Nufa mengangkat tiga jari tangannya ke arah eomma.

"Noona juga mulai sekolah umur tiga tahun." ujar Salsa yang membuat Nufa menatap tak percaya.

"Maca cih, Nunu nda pelnah liat." Sekarang telunjuk itu berada di dagu mungilnya, kedua alis itu menukik, tanda ia sedang berpikir.

"Ya kan Nunu masih kecil waktu itu." Kini giliran eomma yang menjawab, membuat Nufa hanya mengangguk pelan.

"Emangna noona ujianna kapan?"

Panorama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang