1. Bogor

57.5K 4.5K 27
                                        

Jika kalian punya hati. Tau dong cara menghargai karya orang.

Typo tandai.




HAPPY READING



"Assalamualaikum, Ummi" salam ku saat berjalan masuk ke dalam rumah.

"Wa'alaikumussalam, sudah pulang? Sayang. Sudah sholat Ashar belum?" Tanya Ummi saat menghampiri ku.

Aku mengangkat punggung tangan Ummi dan menyalami sebelum membalas pertanyaan Ummi. "Sudah Ummi. Belum, Arumi ke atas dulu, mau sholat"

"Iya sudah. Habis itu kamu bantuin Ummi buat kue, ya?"

"Iya Ummi, Arumi ke kamar dulu" pamit ku dan sebelum pergi aku mencium pipi Ummi.

Aku menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar, setelah itu aku mandi dan menunaikan sholat ashar. Setelah semuanya selesai, aku turun kebawa untuk membantu Ummi membuat kue.

Saat sampai di dapur, aku tidak melihat Ummi. Aku berjalan ke depan dan mendengar suara Ummi yang sedang bercerita dengan seseorang.

"Terima kasih, Nak Haris. Ayo masuk dulu atuh"

Aku menghampiri Ummi dan melihat orang yang sedang berbicara dengan Ummi, Haris. M Haris Gatra, baik dan sopan. Anaknya ramah, dia sering mengantarkan kue buatan ibunya. Anak tetangga sebelah yang juga sahabatan dengan para sepupu ku.

"Ummi."

"Ehh, sayang? Sini Nak bantuin Ummi bawah ini ke dapur. Sekalian buatin Haris minuman ya, Nak."

"Iya, Ummi" aku mengambil kotak kue di tangan Ummi dan membawanya ke dapur.

Usai aku buatkan minuman, segera aku bawah ke ruang tamu dan memberikannya kepada Haris.

"Silahkan di minum, Ris."

"Makasih, ya" ucapnya dengan senyum.

"Sama-sama."

"Ummi, Arumi ke kamar dulu ya" pamit ku yang di anguki Ummi.

Aku pergi karena tidak suka bergabung, apalagi tamunya laki-laki. Aku bukan tidak menghargai tamu tapi, kalau tamunya bertemu Ummi atau Abi, aku tidak bergabung.

.
.
.

Usai melaksanakan sholat Isya. Aku turun kelantai bawah, aku melihat sepupu-sepupu ku sedang menonton. Mereka memang kebiasaan menonton atau berkumpul di rumah ku.

"Kalian sudah sholat Isya?" Tanya ku dan ikut duduk di karpet.

"Sudah!" Jawab Mas Ar, dan Mas Air.

Dua orang yang menjawab membuat ku menatap keempat lainnya. Tahu dengan tatapan ku, mereka langsung jawab dengan serentak.

"Sudah!"

Aku mengangguk dan kemudian berdiri untuk pergi ke dapur.

"Mau kemana?" Tanya Mas Adam.

"Ke dapur buat minum, haus."

Mas Ar berdiri dan mencegah ku "disini saja, biar Mas yang pergi mengambilnya."

"Tidak apa-apa Mas, aku saja. Sekalian minuman buat kalian" tolak ku halus.

"Aku temenin"

"Ya udah terserah Mas, saja" pasrah ku dan kami berdua pergi ke dapur membuatkan minuman.

Tak butuh waktu lama, jus yang aku buat di bantu Mas Ar telah selesai. kami lalu kembali ke ruang keluarga.

"Guyss! Jus nya sudah jadi. Cobain deh pasti enak! Apalagi yang buatin chef Arbi, pasti enak banget!" Seru Mas dengan Pd. Aku dan yang lainnya hanya menggelengkan kepala.

Imamku Sepupuku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang