9. perpisahan keluarga

32.8K 2.4K 19
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh♡

Sebelum baca, vote dulu yuk^^

Typo tandai.

HAPPY READING



Selesai makan malam, kini aku dan Mas Shaka berada di balkon kamar kami. Aku duduk di pangkuannya sembari bersandar di dada bidangnya. Mas Shaka memeluk ku. Mengusap perut rata ku sembari mengecup pundak ku.

"Kamu bahagia kan dengan pernikahan ini?" Tanya Mas lembut. Masih setia mengusap perut ku.

"Tentu saja aku bahagia, Mas" balasku lalu menatap nya. "Makasih ya, Mas. Sudah mau menerima aku sebagai istri mu. Aku kira waktu Nenek mengatakan seperti itu, Mas akan menolaknya tapi, aku salah. Hehehe!"

"Alhamdulillah kalau kamu bahagia. Mas takut kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini. Harusnya Mas yang bilang makasih ke kamu, karena sudah menerima Mas. Mas sayang kamu melebihi apapun. Mana mungkin Mas menolak kamu yang telah membuat Mas jatuh cinta sampai saat ini. Mas sayang kamu dari dulu, sekarang, dan sampai selamanya. Insha Allah. Maut yang memisahkan kita."

Hati ku langsung berseri saat mendengar ucapan Mas Shaka yang lembut penuh kasih sayang. Aku tersenyum lalu memeluknya.

"Aku sayang, Mas"

"Ana uhibbuki fillah" bisik Mas Shaka lalu membalas pelukan ku dengan erat.

Mas melepaskan pelukan kami dan menatap mataku dengan teduh. Ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah ku. Tersenyum manis yang begitu indah untuk di pandang. Aku ikut tersenyum.

Kami belum mengakhiri tatapan kami. Hingga ia membawa wajahnya begitu dekat. Aku menutup mata dan merasakan nafasnya yang begitu hangat. Bau mint yang akhir-akhir ini begitu ku sukai dan membuatku candu.

Cup

Ia mengecup bibirku sekilas.

Pipi ku sudah pasti merah. Dan ku yakin. Jika Mas melihat wajah ku, pasti ia akan menggoda ku habis-habisan. Sebelum ia menatap wajah ku. Aku langsung memeluknya. Tak perduli ia menggoda ku. Yang penting aku bisa menyembunyikan wajah ku ini. Ishh! Jantung ku sudah berdebar kencang. Ya Tuhan. Jangan buat aku mati muda saat ini.

Dan benar saja. Ia malah tertawa dan memeluk ku semakin erat. Menggoyangkan tubuh kami ke kanan-kiri. Merasa gemas. Ia berhenti dan mengigit pipi ku.

Aku diam dan menerima semua kegemesan dia terhadap ku. Mau protes juga percuma. Dia akan mengulanginya lagi.

"Masuk yuk. Mas sudah mengantuk" ajaknya yang ku angguki.

Saat aku ingin beranjak. Tiba-tiba tubuhku melayang. Mas mengendong ku. Ku tatap wajahnya yang tersenyum lebar.

Mas melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar dan menuju kasur. Saat sampai, tubuhku di letakkan di kasur dengan hati-hati. Ia kembali menuju pintu balkon dan menutupnya.

Kemudian Mas menuju kasur dan ikut naik ke atas. Lalu membaringkan tubuhnya di samping ku.

"Sini Mas peluk. Mas kayaknya masuk angin deh, dek" ujarnya lalu memeluk ku.

"Mau Arumi buatkan teh untuk Mas?" Tanyaku khawatir. Menatapnya yang ia juga menatap ku balik.

"Tidak usah sayang... Mas hanya butuh pelukan dari kamu. Mungkin besok sudah membaik" tolaknya halus.

"Beneran tidak usah, Mas?" Tanyaku memastikan.

"Iya, Yang. Sekarang ayo tidur" ujarnya lalu mengecup pucuk kepalaku dan kembali memeluk tubuh ku dengan erat.

Menghembuskan nafas panjang dan mengangguk. Aku balas memeluknya dan memejamkan mata.

🌻🌻🌻

Imamku Sepupuku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang