5. jalan-jalan

26K 2.3K 8
                                    

Di larang keras untuk PLAGIAT. Mau itu dalam bentuk apapun! Sampai kedapatan! Gue nggak segan-segan labrak lo😏

Jika ada yang menemukan cerita nya sama kaya cerita gue. Tolong kasih tau gue🙏
Makasih.
















HAPPY READING


"Mas Arshaka kemana? Aku tidak melihatnya sejak tadi?!" Tanya ku ke Mas Adam lalu duduk di sampingnya.

Saat ini kami sedang berkumpul di ruang keluarga. Ummi dan Abi sedang keluar untuk menghadiri acara pernikahan anak teman bisnis Abi.

Setelah pulang dari kampus tadi. Mas Arshaka lebih banyak diam dan jarang berbicara. Bicara pun seadanya.

"Mungkin lagi di taman belakang." Sahut Mas Ar yang duduk di samping Mas Fahri sambil memainkan ponselnya.

"Ya sudah aku ke Mas Shaka, dulu" pamit ku membuat mereka mengangguk iya.

Aku pergi ke taman belakang dan melihat Mas Arshaka disana, ia sedang duduk di dekat kolam renang sembari menatap bulan dan bintang. Aku menarik nafas sejenak dan berjalan ke arahnya. Aku duduk di sampingnya sembari menatap bintang-bintang di langit yang begitu cerah dan indah.

"Kenapa keluar? Dingin Azza, nanti kamu sakit lagi" tanyanya lembut seraya melepaskan jaket yang ia pakai lalu memakaikannya ke pundakku.

Jaket yang kebesaran membuat tubuh ku tertelan oleh jaketnya. "Ingin lihat bulan. Mas kenapa tidak ikut gabung di dalam?" Tanya ku balik.

"Mas, hanya mau menikmati angin malam."

"Hmm. Mas ada masalah? Kalau ada, cerita saja ke Arumi. Arumi siap jadi pendengar yang baik."

"Tidak ada masalah, Zah."

Aku menggeser tubuhku agak ke samping dan menatapnya. "Mas?" Panggil ku dengan lembut. "Sebaik-baiknya kesabaran adalah saat Mas lebih memilih diam, padahal emosi Mas sedang meronta ingin di dengarkan. Dan sebaik-baiknya kekuatan adalah ketika Mas memilih tersenyum. Padahal, ada air mata yang sejak tadi tidak mau dibendung."

"Mas jangan pendam sendiri. Ada aku dan yang lainnya. Aku tidak suka melihat Mas seperti ini. Yang aku tahu, Mas itu ceria seperti yang lainnya. Tapi kenapa Mas lebih memilih tertutup kepada kami?"

"Mas bukannya tidak mau bercerita kepada kalian. Tapi Mas hanya mau bercerita kepada Allah. Mas tahu kalian juga pengin Mas cerita ke kalian, tapi Mas tidak percaya diri saja. Allah lebih suka apabila kita mencurahkan isi hati kita kepadanya. Ia akan membantu kita lebih dari yang kita duga" tuturnya yang membuat ku terdiam. Suaranya terdengar tenang. Wajahnya datar dengan pembawaan santai dan tenang.

"Mas tidak mau kalian juga ikut andil dalam masalah Mas, dan Mas tidak apa-apa kalau pendam sendiri, kan ada Allah. Allah saja yang bantu Mas. Kalian hanya tetap bersama Mas dan Mas butuh dukungan kalian."

"Iya Mas, kami selalu ada di samping Mas."

"Sudah jangan pikirkan lagi soal ini. Kamu masuk sana, sudah mulai larut. Angin malam tidak baik untuk kesehatan kamu." ujarnya lalu berdiri.

Aku ikut berdiri, setelah itu kami masuk kedalam rumah dengan aku yang berjalan di depannya.

Tiba di ruang keluarga. Aku lihat jam di dinding yang letaknya di atas TV. Sekarang jam setengah sepuluh. Aku kembali melihat mereka yang masih asik dengan aktivitas mereka, sampai tidak sadar dengan kedatangan kami.

Imamku Sepupuku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang