Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh♡
Sebelum baca, vote dulu yuk^^
Typo tandai.
HAPPY READING
Kami sedang berkumpul di ruang tengah. Aku duduk di samping Mas Shaka, sedang yang lain duduk di karpet dengan aktivitas mereka masing-masing.
"Ikut aku." Ajak Mas Shaka. Menggenggam tanganku dan sesekali mengecupnya.
"Kemana?" Tanyaku tanpa menoleh ke arahnya. Karena keasikan menonton film Korea di TV.
"Ke kamar" balasnya.
"Bentar Mas, dikit lagi sudah selesai " ujarku membuat Mas mengangguk memaklumi.
"Ya sudah, Mas ke kamar dulu" sebelum berdiri. Ia mengecup pucuk kepalaku lalu berdiri dan pergi.
"Bang, aku pinjam ponsel Abang, boleh tidak?" Ucap Mas Air.
Mas Shaka yang baru selangkah langsung berhenti dan menatapnya kemudian, menyerahkan ponsel ke arah Mas Air. Dengan senyum senang. Ia mengambil ponsel itu.
Setelahnya Mas pergi ke kamar.
"Passwordnya apa? Bang!" Tanya Mas Air berteriak karena Mas sudah di lantai dua.
"Tanggal pernikahan Abang dan Arumi!" Balas Mas Shaka ikut berteriak.
Mendengar itu. Aku senyum-senyum sendiri. Aku juga baru tahu jika ia menggunakan tanggal pernikahan kami sebagai password ponselnya. Aku juga tidak pernah meminjam ponselnya atau mengecek isi ponselnya. Jadi otomatis aku tidak tahu.
Mas Air menatap ku dan terkekeh geli. Melihatku yang senyum-senyum sendiri. Ia lalu menggoda ku dengan tingkah menyebalkannya itu. Mengambil bantal sofa lalu menutup wajahku yang sudah pasti memerah seperti kepiting rebus.
"Cie... Ada yang malu nih. Tidak usah di tutupin mukanya juga kali" celetuk Mas Ar sembari tertawa di ikuti yang lain.
"Ish! Masss" rengek ku.
"Hahah! Iya iya. Maaf"
Tidak menanggapi. Aku memilih melanjutkan menonton film. Mereka juga sudah tidak menggoda ku lagi.
Sudah sejam aku menonton film. Kini film nya telah selesai. Aku beralih memperhatikan mereka yang sedang asik dengan kegiatan mereka masing-masing. Mas Adam duduk di sofa single dan membaca artikel tentang Agama. Dan yang lain duduk berlesehan di atas karpet sembari membaca dan mengaji. Ternyata Mas Air meminjam ponsel suamiku untuk membuka Al-Qur'an.
Aku memperhatikan mereka dengan senyum. Berdiri dan membuat mereka menatap ku dengan tatapan bertanya.
"Arumi mau ke kamar dulu" pamit ku membuat mereka mengangguk.
Setelahnya aku melangkah menuju kamar di lantai dua. Menaiki anak tangga hingga aku tiba didepan pintu kamar kami. Senyum ku mengembang saat mendengar suara merdu Mas Shaka yang sedang bersholawat. Berdiri di depan pintu sembari mendengarkan suaranya.
Masya Allah. Ya Allah. Terimakasih karena telah memberikan seorang suami yang bukan hanya mencintai ku tapi, juga mencintai Engkau ya Allah. Berikan lah ia kesehatan dan mudahkanlah urusannya. Aamiin.
Yaa Rabbi ana baina yadaik.
Juuda 'alaiyya qalbii yunaadiik.
Raaji'u nadmaani liik yaa Rahman.
Tuuba alaiyya warji'ni liik.
Aku masuk dengan senyum dan menghampiri Mas Shaka yang sedang duduk di balkon kamar. Menyadari kedatangan ku. Ia langsung menatap ku dengan senyum manis. Merentangkan kedua tangannya lalu menyuruh ku untuk duduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Sepupuku (END)
EspiritualGara-gara perjodohan dari nenek kakek. Arumi di haruskan menikah dengan sepupunya sendiri. Mungkin jika seorang suami adalah Laki-laki lain, itu sudah pasti Arumi menerima dengan senang hati. Namun bagaimana jika suami kalian saudara sepupu kalian s...