curiosity killed the cat adalah idiom yang Hyunjin harus pelajari—
Bermain bersama Yeonjin dan Yeonwoo yang memang disediakan ruang main oleh Felix dilakukan Hyunjin sambil memakan tteok yang tadi di bawa Sunwoo.
"Hhhhmmmmm" deheman Hyunjin itu nyaring membuat Yeonjin yang asik menyusun puzzle terhenti.
"Kenapa uncle?"
"Nggak papa—" Hyunjin menggeleng kemudian tersenyum dan terus memperhatikan Yeonwoo.
"Uncle Yeonwoo gak nakal, jangan di lihatin teyus!" Yeonjin memprotes karena Yeonwoo jadi malu malu bersembunyi disamping anak perempuan yang paling berani kalau kata Felix sih.
"Ehh maaf, uncle gak bermaksud—" belum sempat meneruskan kata katanya, Hyunjin sudah diseret keluar oleh Yeonjin yang sudah mengomel entah dengan bahasa apa.
Dan pasrah sekarang gak ada kerjaan diruang tamu sambil melihat Felix mengerjakan kerjaan kantornya.
"Diusir ya?"
Dapat pertanyaan seperti itu dari Felix, Hyunjin berdehem mengiyakan.
"Yeonwoo tuu..."
"Anaknya Sunwoo sama sahabat aku Eric"
"Ahhhh begitu!" Akhirnya Hyunjin sedikit paham.
"Tapi ai..."
Panggilan Hyunjin terhadap Felix sudah berubah dari kemaren hari, entah karena apa— dan tidak mendapat protesan dari Felix jadi Hyunjin teruskan saja.
"Apa?"
"Gak mirip Sunwoo..."
"Hhhhhhh bukan urusan kamu!" Felix mengeluh, bukan karena acara kerjanya diganggu tapi karena Hyunjin terus menerus bertanya.
"Ehh— kamu gak jawab gak papa, aku penasaran aja... lanjutin kerjanyaaaaa" nyengir lebar, Hyunjin bangkit dari acara tidur tiduran dan berlalu kedapur cari alasan.
Tapi lengkingan suara Yeonjin membuat Hyunjin tersedak saat meneguk minuman.
"PWAPIIIIII~~~"
Buru buru laptop itu Felix biarkan dan Hyunjin juga sudah berlalu cepat ke ruang bermain— dan mendapati Yeonjin menunjuk hidung Yeonwoo yang berdarah karena mimisan.
"Astaga—" Felix terkaget terus mengangkat Yeonwoo dibawa ke ruang tamu. Sedangkan Hyunjin sudah mengendong Yeonjin. Memperhatikan betapa cekatannya Felix memberi pertolongan pertama sambil mencoba mencondongkan badan anak kecil laki laki itu kedepan.
Sambil hidunnya dikapit rapat.
"Ambil hp aku telpon Eric!"
Tidak sempat menurunkan Yeonjin, Hyunjin berlari ke kamar.
Mengambil ponsel Felix yang tapi terkuci.
"Password nya 030912"
Jerit Felix gak sabaran karena Yeonwoo sudah mulai mau menangis sedangkan tangan Hyunjin terhenti memencet tombol layar karena mengetahui arti dibalik tanggal password yang Felix berikan.
"Cepatttt" kini malah giliran Felix yang panik dan mau menangis karena Hyunjin lelet.
Sambungan terjadi, Hyunjin buru buru menjelaskan. Gak sampai lima menit— Hyunjin sudah melihat sahabat yang Felix katakan tadi sebagai Eric datang terbirit birit dengan nafas yang memburu.
Eric itu terlihat mengambil posisi Eric, tampak tenang walau mungkin hatinya menjerit.
Felix juga menyuruh Hyunjin masuk kamar saja, jadilah setelah Eric dan Yeonwoo itu pulang baru Hyunjin bisa melihat Felix yang sudah tenang.
"Yeonjin mana?"
"Tidur..."
Felix mengangguk kemudian duduk kembali di tempat yang tadi sebelum badai melanda.
"He's okay?"
"Emang gitu, gak papa Yeonwoo baik baik aja. Mungkin kecapek an main..."
"Tapi tadi baru sebentar—" Hyunjin mengelak, bahkan tidak sampai dua jam anaknya main bersama.
"Yeonwoo Hyun..."
"Yaa?..." Hyunjin bersitatap dengan mata Felix yang berubah sendu.
"Sakit leukimia"
Terkatup rapat, mulut itu tidak mau Hyunjin buka kembali sampai selesai Felix mengerjakan tugasnya dan hendak pamit pulang kerumah.
Sepatu kets itu sudah Hyunjin ikat talinya dan ia berhadapan dengan Felix yang berdehem memperhatikan.
"Besok sampai lusa aku gak bisa ketemu kalian, ini soal kerjaan"
Dan Felix hanya mengangguk paham.
"Terus?"
Hyunjin ingin bertanya perihal password ponsel Felix yang tadi ditaunya tapi diurungkan niat itu karena melihat Felix menguap tanda lelah.
"Dah sana masuk kamar"
Mengangguk lagi untuk yang kedua, Felix sudah mau berbalik menuju bagian dalam—
Sebelum Hyunjin mengumankan kata yang sayup sayup terdengar.
"Aku pulang"
Pintu ditutup Hyunjin tanpa tau kalau Felix langkahnya memberat di tempat dan terduduk begitu saja dilantai.
Kata pulang berarti begitu banyak untuk Felix. Pulang kemana Hyunjin sekarang, ke rumah? Yang seharusnya kan dia.
Memukul kepalanya sendiri, Felix nafasnya memberat sebelum tangis pilu dikeluarkan.
"Bodoh— kenapa gak ganti sih... ketahuan kan" hal ini perihal password ponsel Felix yang merupakan tanggal jadian mereka pada tahun dua ribu dua belas yang lalu di LA.
"Papi, Uncle gak ada?" Yeonjin bertanya perihal Hyunjin pagi ini yang tidak terlihat batang hidungnya.
Felix menggeleng seraya berkata "Uncle Hyun lagi ada kerjaan sayang jadi mungkin besok atau lusa baru bisa kesini lagi..."
"Yahhh" seperti Felix duga bahwa kenyataan ini Yeonjin tidak suka.
"Kenapa? Kan biasanya Yeonnie suka kalau berdua sama papi?"
Anak perempuan yang mirip Hyunjin itu membolakkan bola mata kemudian menutup mulut Felix seketika.
"Ndak gitu" kemudian kunciran satu yang sudah Felix lakukan pada rambut anak perempuan itu bergoyang goyang karena kepalanya digelengkan:
"Ndak gituu papiii"
"Ya terus gimana?" Felix berpura pura menampilkan wajah sedihnya kepada Yeonjin yang sudah kelabakan mencari alasan.
"Ungghh pwapi" bola mata Yeonjin dengan dramatis mau mengeluarkan air mata karena tanda bersalah persis seperti Hyunjin kalau tertangkap basah.
"Ehhh—" Felix terkekeh, Yeonjin Hyunjin benar benar sama duplikat satu sama lain.
"Papi bercandaaa..." kemudian Felix memeluk anak perempuan itu yang sudah menghela nafas karena hendak menangis sebelumnya.
Hari ini itu saja cerita mereka, ya tentu tidak lebih tidak kurang.
Masih belum ada tanda tanda bahwa Felix sudah membuka jalan walau Hyunjin berusaha mati matian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeonjin
Short StoryAda suatu hal yang membuat Felix seperti sedang kabur dari sesuatu yang bahkan tidak mengejar. Itu semata mata untuk melindungi Yeonjin putri kecilnya. kapalgetek ©