Chapter 8

169 33 14
                                    

Chanyeol menepikan mobilnya setelah sampai didepan rumah minimalis bergaya American Classic dengan rindang pohon disekitarnya, sungguh suasana yang terlihat damai nan tenteram. Rumah ini sering Chanyeol kunjungi ketika dirinya masih berada di Korea untuk sekedar melepas penat ataupun berbagi obrolan menarik bersama tuan rumahnya.

Ia berjalan mendekati pemilik rumah yang sudah menantinya di depan sana. Ia tersenyum kecil saat pria itu melambaikan tangannya singkat. Sesampainya, pria itu memeluk singkat Chanyeol seraya menepuk pelan punggungnya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Chanyeol-ah." Sapanya dengan ramah tanpa memudarkan senyuman di wajahnya.

"Ne. Maaf aku baru mengunjungimu sekarang, karena sebelumnya aku masih membereskan barang barang."

"Gwenchana, aku tahu. Mari masuk." Ajaknya.

Chanyeol merasa semua tata letak barang dan ornamen masih sama seperti dulu kala saat ia menginjakkan kakinya didalm rumah itu. Ia duduk di sofa berwarna kayu manis yang bisa dibilang sejak ia kecil sudah ada. Ia tahu bahwa pria yang tak lain bernama Park Jungsoo itu sangat apik memiliki barang.

Park Jungsoo menghampiri Chanyeol dengan nampan berisi teh hangat yang masih mengepul. Ia menyodorkan secangkir gelas putih antik itu padanya.

"Teh Krisantemum Kesukaanmu. Minumlah."

Chanyeol segera menyeruput hangat teh tersebut. Ia juga menikmati kepulan aroma khas yang masuk ke dalam hidungnya. Ini sangat cocok untuk merileksasikan pikiran dan tubuh.

"Apa sekarang kegiatan Paman masih sama?" Tanya Chanyeol membuka pembicaraan.

Park Jungsoo mengangguk singkat. "Aku tidak akan pernah bisa berhenti mengoleksi barang barang antik. Aku seperti tidak bisa untuk tidak jatuh cinta melihat barang tua."

"Ya, aku tahu." Balas Chanyeol seraya terkekeh pelan.

"Kau sudah bertemu Abeonim?"

"Ne. Tidak banyak yang diharapkan."

Park Jungsoo menghela nafasnya singkat. Ia tahu hubungan Chanyeol dan mantan ayah mertuanya memang tak begitu mulus. Ia selalu berharap mereka akan bisa berjalan bersama di masa depan.

"Harabeoji, menginginkan aku untuk menjadi Presdir. Aku menolaknya. Tapi, penolakanku tidak akan ada apa apanya dibanding tindakan dia nantinya. Aku yakin cepat atau lambat aku akan mengisi posisi itu." Balas Chanyeol tanpa hasrat di dalamnya.

"Chanyeol-ah, aku tahu kalau sejak awal kau tidak berminat sama sekali menjadi seorang Presdir. Tapi, kenapa kau tidak mencobanya dulu, mungkin pendapatmu akan berubah nantinya. Lagipula, Abeonim tidak bisa selamanya mengurus perusahaan sebesar itu, harus ada sosok yang menggantinya. Secara tidak langsung, ia butuh bantuanmu daripada orang lain karena kau adalah sosok yang tepat."

Park Jungsoo menatap iba keponakannya. Ia tahu jika Chanyeol merasa tertekan dengan upaya Park Jaewon. Namun, pada akhirnya ia tak bisa membantu apapun.

"Menjadi seorang Presdir tak pernah terbayangkan olehku, Paman. Banyak pertimbangan dan keputusan yang harus diambil dalam situasi apapun dan banyak orang didalamnya yang bekerja agar perusahaan tetap maju. Jika aku mengambil satu langkah salah saja aku mungkin akan menghancurkan perusahaan harabeoji." Ungkapnya.

Jungsoo paham kalau Chanyeol mengungkapkan apa yang ia khawatirkan jika gagal menjadi seseorang yang  Park Jaewon inginkan. Ia menatap Chanyeol dengan hangat.

"Kenapa kau harus ragu pada dirimu sendiri, itu sangat mengecewakanku. Kau adalah orang yang berkompeten. Kau mampu menghadapinya. Aku yakin kau bisa. Sejujurnya, aku berharap kalau yang mengisi posisi Presdir itu memang kau bukan yang lain. Dan juga banyak orang disekelilingmu yang akan membantumu disana."

The Bond Of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang