Seorang Pria yang sudah menginjak usia lima puluh tahun lebih dengan rambut hampir didominasi warna putih itu tengah menyiramkan air ke beberapa bunga didepannya. Kegiatan menyiramnya memang sering ia lakukan beberapa tahun terakhir ini ketika dirinya memiliki waktu senggang.Ia memegang lembut kelopak bunga berwarna merah muda yang terlihat segar itu. Ia tersenyum sedih saat bunga tersebut selalu mengingatkan mendiang istrinya yang sudah tiada sejak empat tahun yang lalu. Ia merindukannya.
Pria itu menghirup udara segar pagi hari dengan perlahan merasakan udara tersebut memasuki rongga paru paru miliknya yang sudah tidak sesehat diwaktu mudanya. Ia sekali lagi memandang sekeliling taman rumahnya yang terlihat indah karena istrinya yang sudah merawat semua bunga tersebut sebelum wanita itu meninggal.
Seseorang berjalan mendekatinya lengkap dengan jas hitam formal kepengawalannya. Pria muda tersebut membungkuk sopan padanya dengan dibalas sebuah tepukan di bahu sambil menaruh watering can berwarna hijau di bangku taman.
"Selamat Pagi, Heojang-nim.", sapa pria muda itu.
"Ya. Aku akan memberikanmu satu kali lagi kesempatan untuk tidak memakai kostum jelek itu kalau aku sedang berada dirumah, Lee Jinki." Balasnya dengan nada tegas seraya menunjuk pakaian milik Jinki.
Pria yang dimarahinya menanggapi dengan senyuman diwajahnya yang membuatnya terlihat semakin manis diiringi tawa ringan dari Park Jaewon.
"Jinki."
"Ye, Heojang-nim."
Park Jaewon mendudukan dirinya di bangku yang berada dibelakangnnya bersamaan tangannya yang menepuk pelan permukaan bangku tersebut. "Duduklah."
"Terimakasih.", Lee Jinki segera memposisikan dirinya untuk duduk dengan tegap yang berbanding balik dengan pria disampingnya yang terlihat santai.
Mereka memandangi warna warna bunga yang berada tak jauh didepan. Bunga bunga tersebut sudah tumbuh sejak empat tahun yang lalu dimana menjadi saksi bisu dengan banyak memori kenangan yang tersimpan didalamnya.
"Istriku merawat mereka dengan baik, bukan?" Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari salah satu bunga yang menarik perhatiannya.
Jinki mengangguk sopan menanggapinya. Ia paham kemana arah pembicaraan ini akan berlangsung. Ia menatap wajah yang sudah menua dipenuhi dengan kerutan halus itu.
"Awalnya aku tidak mengerti mengapa ia harus bersusah payah mengurus hal yang tidak berguna itu. Setelah aku bertanya padanya, kau tahu apa yang dia katakan?"
"Animnida." Balas Jinki sopan.
Park Jaewon menyunggingkan senyumnya hingga tercipta lesung pipinya. "Katanya, bunga dapat mengingatkan pada sosok orang yang dicintai, lalu menyehatkan tubuh, mental, dan pikiran. Kupikir, aku menikahi wanita konyol. Namun, Sekarang aku sadar perkataannya memiliki kebenaran."
Jinki tidak tahu harus mengekspresikan dirinya seperti apa setelah mendengar setiap tutur kalimat yang Pria itu ucapkan. Dibalik sosoknya yang tegas dan berwibawa, Jinki tahu pria itu terlihat rapuh jika mengingat mendiang istrinya kembali.
"Kau sudah melakukannya dengan baik, Heojang-nim."
Park Jaewon menoleh lalu tertawa ringan mendengar ucapan tulus Jinki, "Kau semakin mengingatkanku pada Ayahmu, Lee Sungmin."
Jinki tersenyum saat pria paruh baya itu mengingat sosok Ayahnya.
"Aku tidak terima saat Ayahmu memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia sama saja meninggalkanku sendirian.", Park Jaewon melirik Jinki tanpa menyembunyikan nada tidak sukanya. "Aku mengerti dia butuh istirahat, Padahal aku saja yang lebih tua darinya tetap bugar. Ayahmu memang menyebalkan. Dia selalu saja mengatakan akan melindungi dan menjagaku dengan menyuruhmu menjadi penggantinya." Sambungnya dengan nada santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bond Of Fate
FanfictionCast : Wendy, Chanyeol Other Cast : You'll Find It Genre : You'll Find It Length : 12 Chapter END Made In February 2020