Chapter 10

179 41 23
                                    

Chanyeol menatap sebuah kotak putih berukuran minimalis ditangannya. Ia menyesal karena sebelumnya hanya menyimpan selama  bertahun tahun kotak itu tanpa memperhatikannya di dalam lemari pakaian semasa kecil di rumah Park Jaewon hingga kotak putih itu sedikit menguning. Ia mendudukan dirinya di kursi kerjanya dengan tenang seraya membuka isi kotak yang sudah lama tidak dilihatnya. Ia memandang tiga benda yang membuatnya menjadi rindu dengan seseorang. Ia mengerutkan dahinya saat melihat secarik kertas yang diselipkan disana. Ia membaca sebuah kalimat panjang disana yang diyakini sebagai tulisan dirinya sendiri

Jangan lupakan cinta pertamamu, Chanyeol! Aku sangat menyukai sahabatku, Wendy, aku akan menunggumu!

Ia menatap terkejut sebuah nama disana. Bagaimana mungkin Chanyeol lupa kalau dia memiliki sahabat bernama yang sama dengan Wendy. Ia mendengus kasar setelah berpikir konyol kalau Wendy yang ia kenal sekarang adalah sahabat kecilnya. Tapi, bukankah peluang itu besar jika Wendy yang ia pikirkan adalah orang yang sama dengan sahabat kecilnya dulu kala.

Mengingat gadis itu rasanya ia tak menyangka jika mereka sudah bertemu kemarin malam itu adalah sebuah kebetulan yang luar biasa. Namun, sangat disayangkan Chanyeol tidak memiliki waktu banyak bersama Wendy karena harus memperkenalkan diri pada semua kolega kakeknya.

Menyadari bahwa Wendy tinggal bersama seorang pria lain membuatnya merasa tak nyaman walaupun ia tahu bahwa ada alasan dibaliknya. Jika dipikirkan kembali tentang seorang Min Yoongi, Ia tahu nama pria itu saat membaca semua background perusahaan sebelum acara itu diadakan. Tapi, fakta bahwa gadis itu kini bersama Min Yoongi membuatnya dimudahkan untuk mengetahui keadaan Wendy sekarang dan tentunya pria itu bukanlah orang yang berbahaya.

Suara ketukan pintu membuat Chanyeol menutup kotak putih itu dan menaruhnya di dalam laci mejanya. Ia melihat sekertaris Lee datang dengan setumpuk dokumen untuk diberikan padanya.

"Hari ini Heojang-nim ingin anda membaca latar belakang perusahaan Cho yang akan menjadi mitra baru bulan depan. Dan juga tiga puluh menit lagi kita akan mengadakan rapat." Ungkapnya seraya menaruh dokumen tersebut di atas meja.

Chanyeol menghela nafasnya sambil membuka dokumen tersebut lalu mulai membaca dengan teliti setiap tulisan yang tercetak disana. Ia memengerutkan dahinya ketika Sekertaris Lee menyodorkan sebuah amplop putih. Ia menatap heran pria berumur kepala empat itu.

"Apa ini?"

"Saya tidak tahu, hanya saja beberapa jam lalu seorang kurir memberikan amplop itu yang ditujukan untuk anda, Presdir." Jelasnya.

"Terima kasih, kau boleh pergi." Balas Chanyeol.

Chanyeol menyipitkan bola matanya seraya menerawang isi amplop putih tersebut. Rasa penasaran menjalar di tubuhnya karena sebelumnya tidak pernah ada yang mengiriminya sebuah paket untuknya. Ia membuka amplop itu dan menemukan sebuah tulisan yang berisikan banyaknya angka di kertas putih tersebut. Ia tidak mengerti dengan maksud angka tersebut. Chanyeol memejamkan bola matanya merasa bodoh karena seharusnya ia tidak membuka amplop dari orang  iseng yang hanya ingin mengerjainya di siang hari. Ia hendak membuang amplop  tersebut namun di urungkannya saat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Ia melihat pesan tersebut dengan kerutan dahi yang tampak jelas.

"Wendy akan datang ke kantorku siang ini, kau mau melihatnya?"

Ia segera meraih kunci mobilnya menuju kantor Park Sunyoung tanpa memikirkan risiko yang akan dihadapinya nanti karena meninggalkan pekerjaannya secara tiba tiba. Sungguh, ia tidak mengerti tujuan bibinya melibatkan Wendy di antara mereka.

The Bond Of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang