Chapter 12 END

318 43 28
                                    

Chanyeol merasa bahwa rasanya tidak adil saat sebuah kebahagiaan yang datang menggelitik hangat hatinya kembali padam dengan waktu yang begitu singkat. Ia bahkan tidak mengerti mengapa tuhan seringkali merampas perasaan berharga itu. Mungkinkah dirinya tidak pantas memilikinya atau memang belum waktu yang tepat untuk merasakannya saja. Pikiran negatif ataupun positif bahkan tidak bisa membuatnya untuk berhenti berlari mengelilingi sudut jalan kota mencari seseorang yang hilang bak di telan bumi dalam sekejap.

"Permisi, kau melihat perempuan ini?" Tanyanya menyodorkan ponselnya dengan wajah penuh harapan bersamaan cucuran keringat membasahi dahinya.

Sudah banyak toko dan orang orang yang ia tanyakan tentang Wendy, namun hasilnya nihil mereka semua tidak melihat ataupun mengenalnya sama sekali. Bahkan terkadang Chanyeol memaksa seseorang yang lewat untuk melihat foto dengan teliti di ponselnya mengandaikan bahwa orang tersebut mungkin pernah melihatnya di suatu tempat dan jawabannya hanya gelengan kepala yang membuatnya merasa semakin frustasi.

Pemberitahuan Sooyoung tentang perginya Wendy dari rumah membuatnya tidak fokus dalam bekerja dan memilih untuk mencari keberadaan gadis itu secepatnya. Bolos dari kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai Presdir untuk kedua kali membuatnya bisa membayangkan apa yang akan Park Jaewon lakukan padanya setelah dirinya melakukan pelanggaran lagi dan lagi. Namun, kini pikirannya hanya terpusat pada gadis itu. Seseorang yang bisa membuatnya kalang kabut seperti ini.

Chanyeol berjalan lunglai masuk ke dalam lift apartemennya dengan perasaan kosong. Berjam jam di tepi jalanan kota dengan hasil pencarian tidak menemukan jawaban pasti membuatnya semakin putus asa. Pintu lift terbuka membuatnya merasa berat untuk melangkah pergi. Ia berjalan dengan gontai hingga tatapannya menyipit menemukan seseorang berjongkok membelakanginya tengah melakukan sesuatu.

"Siapa kau?"

Pria dengan topi hitam lengkap dengan masker kain hitam di wajahnya terperanjat kaget bersamaan menghentikan tangannya meletakan sebuah amplop di bawah pintu tersebut. Chanyeol berjalan mendekati pria asing tersebut yang bersiap melarikan diri.

"Kau tidak beruntung bertemu denganku hari ini. Jangan kabur kalau kau tidak ingin mati."

Chanyeol mencoba bersabar pada orang asing itu yang kini telah berdiri memunggunginya tanpa mau berbalik untuk memperlihatkan wajahnya. Ia yakin kalau semua teror yang diterimanya berasal dari orang di depannya.

Suara helaan nafas terdengar dari pria asing tersebut membuat Chanyeol semakin menatap tajam pria itu. Chanyeol melihat pria itu dengan perlahan berbalik menatap wajah tak bersahabat miliknya.

"Siapa kau?" Ulang Chanyeol dengan nada dingin.

Chanyeol mengerutkan dahinya melihat pria asing itu melepas topi yang digunakan dan kini tersisa masker yang menutupi sebagian wajahnya. Ia bisa merasakan bola mata penuh kecemasan yang memandangnya. Kini pria di depannya mulai melepaskan masker hitam tersebut dari wajahnya bersamaan pupil mata Chanyeol yang makin menggelap.

"Paman?"

Park Jungsoo menatap Chanyeol yang memandangnya dengan terkejut. Kedua pria itu menatap dalam diam untuk beberapa saat mencoba mencerna situasi yang sedang mereka lewati.

"Jadi...selama ini semua informasi aneh yang kuterima berasal dari Paman?" Tanyanya tak percaya.

Park Jungsoo menelan salivanya seraya mengangguk pelan. Ia berjalan mendekati Chanyeol dengan wajah penuh penyesalan disana.

"Ada hal yang ingin kubicarakan padamu sekarang juga."

Chanyeol terdiam beberapa detik sebelum dirinya menyetujui permintaan Park Jungsoo. Ia mempersilakan pria itu masuk ke dalam apartemennya menuju sofa ruang tamu. Chanyeol menoleh menatap pria yang duduk disampingnya terlihat diam. Ia mengerutkan dahinya saat Park Jungsoo bergerak bangun dan berlutut di depannya.

The Bond Of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang