12

9.7K 1K 53
                                    

Happy Reading All
__________________________


******

Pagi yang cerah ini, terlihat seseorang gadis cantik yang masi menyelam mimpi nya. Bahkan gadis itu tidak terusik sama sekali dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah celah gorden.

"BELA, BANGUN GAK KAMU?"teriak sang bunda dari luar kamar. Gadis yang bernama bela itu terperanjat kaget saat mendengar teriakan sang bunda. Bela sudah ketar ketir ditempat kasur, karna bunda memanggilnya Bela bukan Ara. Itu tanda nya sang bunda benar-benar marah saat ini. Jika seseorang terdekat Ara memanggil nya dengan Bela maka seseorang itu benar-benar marah. Tapi, tidak dengan Daffin. Lelaki itu akan memanggil nya Naura jika Daffin marah besar.

"BELAAAAAA"bunda menggedor- ngedor pintu dengan keras. Ara melangkah menuju pintu tersebut, dengan muka yang dibuat-buat setengah sadar. Ya, Ara berusaha berakting didepan sang bunda. Supaya tidak dihadiahi Omelan dari bunda.

Ceklek

"Iya Apin?"tanya Ara berpura-pura. Padahal dalam hati ia sudah ketakutan saat melihat wajah bunda yang sangat garang. Alin-bunda Ara, berdecak malas. Ia tau kalau Ara sedang berakting.

"Ikut sinetron sana, Ra"sindir bunda. Ara cengengesan sembari menggaruk pipi nya. Alin menghela nafas nya kasar.

"Siap-siap sana!"titah bunda.

"Mau kemana bun?"tanya Ara polos.

"Sekolah Araaa"ujar bunda gerem. Mata Ara melotot lebar.

"BUNDA KENAPA GAK BANGUNIN ARA SIH?!"teriak Ara kesel. Gadis itu membanting pintu kamar dengan kuat, sehingga membuat sang bunda kaget seraya mengelus dada nya sabar.

Astaghfirullah itu anak siapa sih itu?batin bunda bertanya. Lalu, Alin melangkah turun untuk menuju ke meja makan, ia melihat Aldo-suaminya yang sedang menatapnya  dengan mesum.

"Apa?!"tanya bunda galak, berusaha untuk menutup malunya. Aldo tertawa kecil.

"Gimana bun? Enak gak tadi?"tanya Aldo dengan senyuman jahil.

"A-apasih!"dengan cepat bunda menyibukkan dirinya di dapur.

Udah tua juga Masi aja malu-malu batin papa sembari tertawa kecil.

Tak lama dari itu, datang lah seorang gadis mungil dengan seragam SMA dan rambutnya berkuncir dua. Ara menduduki bokongnya dengan senyuman manis. Ia menatap sang bunda dan sang papa dengan heran, karna bunda dan papa menatap Ara dengan menahan gemes.

"Bunda sama papa kenapa?"tanya nya.

"Tumben kamu kuncir dua gitu?"tanya papa. Ara melengkung kan bibir nya kebawah dengan mata berkaca kaca.

"Ara jelek ya? Kalau kaya gini?"tanya Ara parau. Bunda yang melihat sang anak ingin menangis, ia menabok  lengan papa dengan kuat, sehingga membuat sang papa mengaduh kesakitan.

"Eh bukan gitu sayang, anak papa cantik kok"kata papa sembari mengelus lembut pipi Ara.

"Iya sayang, hari ini kamu sangat lucu"ucap bunda antusias. Mendengar ucapan sang papa dan bunda, Ara melebarkan senyuman nya lagi dan menghapus kasar air mata nya.

Dafra[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang