07

223 77 4
                                    

Akhirnya bisa Up lagi, oh ya baca note ku di bawah aku mau tanya pendapat!

"Makasih ya kak Yoongi" Yoongi hanya diam dan mengangguk pelan, sedangkan Yoshi terus memandangi lukisan di dinding rumah kayu tersebut.

"Duh, kok kakak mirip kak Yoongi sih?" tanya seorang pemuda dengan senyum ramah nya. Pemuda tadi yang menolong nya membawakan penawar racun, dari mahkluk aneh tersebut.

"Gak tahu" jawab Yoshi singkat, sebenarnya pemuda itu juga menyadari nya tapi ia tidak mau kepedean jadi ia habya diam saja.

Yoongi menompang dagu, menatap Yoshi intens membuat pemuda itu sedikit bingung karena terus di tatap.

"Eh Gyu, itu mahkluk apa ya tadi?" pemuda tersebut Beomgyu mengatupkan bibir nya yang sedari tadi mengoceh tanpa henti.

"Sebenernya sih gak selalu datang, mahkluk itu datang yang berarti itu sebuah peringatan agar kalian cepat patahin kutukannya. Atau kalian akan selamanya kejebak, disini" ujar nya dengan wajah tertunduk sedih.

"Terus kalian kenapa gak, keluar?" Yoongi berdehem, memalingkan wajah nya ke luar.

"Karena kita disini buat tinggal, bukan buat patahin kutukannya" Yoshi mengangguk paham, sebenarnya ia cukup bingung bagaimana dua orang berbeda kepribadian itu bisa tinggal serumah di kondisi seperti ini.

"Lo pasti mikir aneh gue bisa tinggal ama ini manusia pintu, susah sih tapi i think is not bad. Semua yang terlintas di pikiran kita gak selalu jadi kenyataan, jadi kenapa kita harus terys overthink? Setiap masalah pasti akan ada, yang kita perlukan hanya menjalani nya" Yoshi termenung, dalam hati ia memikirkan ucapan Beomgyu baik - baik entahlah ia merasa kata - kata itu penting dan akan berguna nanti.

"Lo tahu, pengorbanan dan belajar ihklas selalu di butuhkan dalam sebuah masalah" lanjut Beomgyu tersenyum hingga kedua mata nya menyipit.

























Hyunjin, han, Haechan, Jihoon, Junkyu,

"Duh ini si Yoshi gimana, nih?" gumam Haechan merasa bersalah, pemuda itu duduk bersandar di salah satu pohon sedangkan yang lain sudah tepar di tanah.

"Berdoa aja dia baik - baik, aja" jawab Jihoon mewakili.

"Eh kyu, ya ampun badan lo anget njir" pekik Hyunjin tiba - tiba, pemuda itu hendak menarik Junkyu  untuk minggir agar tidak terjatuh.

Jihoon bangkit dari duduk nya menghampiri Hyunjin yang panik.

"Kyu.."

Junkyu mengerjab pelan, pemuda itu meringis merasakan kepala nya yang berdenyut nyeri.

"Ambilin roti sama obat penurun demam gih, tadi di tas ada" Han mengangguk, pemuda itu dengan segera mengambil benda yang di sebutkan oleh Jihoon.

"Nih makan dulu, abis itu minum obat nya" Junkyu hanya mengangguk lesu menuruti perkataan Jihoon.

Jihoon menelisik setiap penjuru, ia merasa tempat mereka saat ini adalah tempat yang paling aman. Mungkin.

"Eh kesitu yuk, ada rumah disana" sahut Hyunjin dari kejauhan, ternyata pemuda itu tadi berkeliling sebentar entah kemana.

Jihoon membantu Junkyu untuk berdiri dan memapah nya ke rumah tua tersebut.

Han mengetuk pintu rumah tersebut pelan, berharap ada orang yang mungkin bisa membantu mereka nanti.

Hening.

Tidak ada sahutan, dari luar pun rumah itu tampak kosong dan tidak berpenghuni.

"Udah masuk aja, kalau ada orang nanti kita tinggal jelasin" semua hanya mengangguk patuh, satu persatu dari mereka masuk ke dalam rumah yang tidak bisa dibilang kecil itu bahkan ada rumah tersebut memiliki dua lantai.

[2] The Island || 00L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang