Maaf banget baru bisa Up, karena jujur aku lagi sibuk mikirin semua data aku yang ilang. Jadi semua salinan cerita ini juga hilang maaf ya?
Ini last chapter guys.."Yoshi, lo inget gak yang gue bilang?" tanya Sanha pada Yoshi.
Kini hanya tersisa mereka berdua, yang lain masih di perjalanan alias masih di atas jembatan.
Yoshi hanya tersenyum tipis, pemuda itu menatap Sanha dengan pandangan yang sulit di artikan."Iya San, gue tahu kok. Kalau itu bener terjadi, tolong bilangin ke mama ya, kalau gue sayang dia" Sanha hanya terdiam menatap Yoshi dari samping pemuda itu kemudian menghela nafas panjang, memijit kepala nya yang berdenyut nyeri.
"Yosh, good luck!"
Yoshi tersenyum manis, pemuda itu kemusian menuntun Sanha untuk berjalan lebih dulu membuat pemuda itu mau tidak mau berjalan lebih dulu.
Jujur ia ingin menggantikan Yoshi tapi sayangnya, ia tidak memiliki apapun untuk menukar nya. Karena sihirnya saja tertahan dan semakin terkuras.
"lo tenang aja, gue bakal balik kok mungkin "
Sanha meringis dalam hati pemuda itu menyumpah serapahi dalang di balik ini semua, sungguh jika ia tahu siapa dalangnya ia akan membunuh nya saja.
Sanha perlahan melangkah maju, jembatan itu semakin buruk apalagi dilewati oleh 7 orang sebelum mereka.
Jujur Sanha itu phobia ketinggian, pemuda itu perlahan melangkah maju meskipun ragu dengan Yoshi yang berjalan santai di belakangnya berjaga - jaga kalau terjadi sesuatu di belakang.
Gggrrr
Sial sepertinya keberuntungan tidak berpihak dengan mereka karena sekumpulan hewan buas berlari ke arah mereka, membuat 3 orang yang masih di atas jembatan kelimpungan.
Yoshi menoleh pemuda itu berbalik dan berjalan menuju sekumpulan serigala.
"YOSHI LO JANGAN NEKAT!!" Teriak Jihoon mencoba menyadarkan pemuda setengah iblis itu.
Sanha ragu haruskah ia melangkah maju atau harus menolong Yoshi?
"SANHA CEPET LARI SEKARANG!!" teriak Yoshi mencoba menyadarkan Sanha dari lamunanya membuat pemuda tinggi itu tersadar.
"Tapi Yosh gue gak bisa.. " lirih Sanha karena Yoshi itu iblis pendengarannya tajam ia bisa mendengar ucapan Sanha walaupun bising.
"LO GAK MAU KAN USAHA GUE SIA - SIA?" buru - buru Sanha menghapus air mata nya, pemuda itu membulatkan tekadnya untuk selamat agar perjuangan Yoshi tidak sia - sia.
Kkrrtt
Sanha buru - buru melangkah manu menyusul Jihoon dan Junkyu, pemuda itu mengkode dua orang itu agar cepat berjalan karena jembatan itu hendak runtuh.
Dalam hati Sanha berdoa agak Yoshi bisa selamat, semoga saja ia taku jika Yoshi tiada karena menolong dirinya.
Ia akan merasa bersalah nantinya.
Sanha terduduk di tanah, tubuh pemuda itu melemas dan tatapan nya berubah sendu.
Jihoon menepuk pundak pemuda tersrbut berusaha menguatkan.
"Lo denger kan apa yang dia bilang? Kita harus selamat biar perjuangan nya gak sia - sia" Sanha hanya diam memandang kosong ke depan.
Ia mengingat jelas erangan Yoshi yang berusaha menahan segerombolan serigala itu.
"Plis San, jangan kaya gini. Lo gak mau kan Yoshi sedih dan merasa gagal?" ujar Jinyoung sendu.
Sanha mengangguk pemuda itu tersenyum tipis menepuk celana nya yang kotor.
"Ayo kita balik, kita harus cepet balik dan temui adik - adik kita. Gue harap perngobanan Yoshi gak sia - sia dan juga moga Asahi gak merasa bersalah karena kehilangan Yoshi.
Mereka semua hanya bisa mengangguk mengiyakan, mereka tidak bisa membayangkan sehancur apa Asahi saat tahu Yoshi kakak kesayangannya berkorban demi mereka? Semoga itu tidak menimbulkan konflik baru.
"Lo gak usah merasa beralah, ini udah takdir. Kalaupun bukan Yoshi sama aja kan? Kita sama - sama kehilangan" ujar Haechan sendu, untuk pertama kalinya pemuda itu lesu dan tidak bertenaga ia tidak mood bercanda lagi.
"Udah gak usah do nge sad boy gitu, Yoshi korbanin diri nya bukan bikin kita kaya gini oke? Kita harus bahagia" ujar Han menyemangati, padahal tadi ia begitu putus asa dan frustasi.
"Ayo kita harus cepet temuin adik kita, gue khawatir mereka kenapa - napa"
Duh sepertinya kamu telat Han, kan mereka emang kenapa - napa HAHA.
"Huft, akhirnya gue bisa ngerasain cahaya matahari lagi" pekik Haechan senang, pemuda itu amat senang saat bisa menghirup udara bebas.
Sungguh ia tidak betah di pulau itu meskipun memiliki keindah alam yang luar biasa.
"Gila - gila, kita udah sebulan di dalem sana" Jinyoung berdecak tidak menyangka saat melihat jam di ponsel nya.
Ia semua kembali semua mobil mereka kembali utuh tanpa ada yang kurang, dan hutan itu masih ada tapi agak jauh dari posisi mereka.
"Hah sumpah sebulan? Gila - gila lama banget" Haechan berdecak tidak mengangka, lpemuda itu kemudian mengambil ponsel nya yang sama sekali tidak tersentuh.
Ia heran kenapa baterai ponsel nya yang tidak berkurang tapi otak nya sudah sangat panas sekarang, ia malas berfikir lagi.
"huft, akhirnya kita bisa keluar dari pulau terkutuk itu" gumam Soobin terharu meskipun Yoshi harus berkorban.
"Eh lah terus kak Yoongi itu ama Kim Beomgyu?" Sanha menggeleng tidak tahu.
"Kan udah di bilang semua itu ilusi, orang - orang yang ada disana itu semua cuman ilusi, tapi ada karakter nyata di dunia asli" ujar Jinyoung menengahi.
"Wah gila anjir kita bisa keluar dari hutan itu" Haechan menggelengkan kepalanya tidak percaya.
Gimana ya rata - rata tidak ada yang selamat dari hutan tersebut. Dendam emreka terlalu kuat.
"Jangan senang dulu, karena kita gak tahu dendam itu masih ada atau enggak"
"Yah berdoa aja kutukannya berakhir.. "
Note:
Yuhuu last chapter, tinggal epilog.
Mian ya lama? Aku lagi stress banget huh.
Maap juga kalau pendek sumpah aku kesel banget semua data ku ilang huhu.Maklum in aku ya? See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] The Island || 00L ✔
Mystery / Thriller❝Welcome to the island, of a thousand curses❞ Book 2 dari 'Spirit bell'