Lunch Break

67 4 2
                                    

Hari Senin selalu menjadi hari yang sangat sibuk buat Shara. Rasanya libur di weekend kemarin tidak terlalu berpengaruh buatnya.

Shara berjalan keluar dari ruang meeting menuju ke meja kerjanya.

Ia melirik sekilas ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan jam dua belas lewat tiga puluh siang. Pantas saja perutnya sudah mulai mengeluarkan suara-suara sumbang, pagi ini Ia pun melewatkan sarapannya.

"Bas, jadi kan kita makan sate ayam di Pasfest? Aku lapar sekali. Rasanya sepiring sate ayam dengan es kelapa segar tak sabar kunikmati" ujar Shara.

"Wait, masih ada sedikit laporan yang aku harus selesaikan. Pak Bos minta aku kirimkan via email sekarang juga" Bastian menjawab dengan tatapan lurus ke laptopnya.

Shara menggeser kursinya ke arah meja kerja Bastian.

"Baass...gue lapeeeer. Malas kalo makan sendirian. Ini yang lain udah pada pergi makan siang ya? Kok sepi banget" terus saja Shara bicara.

Bastian tak bergeming, Ia tampak sangat serius menyelesaikan pekerjaannya.

Dari kejauhan Shara mendengar suara langkah kaki seseorang mendekati mereka.

"Oh tidak, please jangan dia" bisik hati Shara.

"Shara, jangan ganggu Bastian. Dia harus menyelesaikan laporan itu segera. Kamu ikut saya sekarang" suara berat dan sedikit serak yang diyakini milik bos nya terdengar dekat.

Walau bingung, Shara bangkit dari kursi dan mengambil wol blazer navy blue nya. Ia lantas saja mengikuti berjalan dibelakang Pak Teguh.

"Bos, saya juga belum makan siang loh. Ikut ya?" Bastian tiba-tiba bangkit dari kursinya menatap mereka penuh harap.

Pak Teguh berjalan melewati mereka, tapi baru tiga langkah, berbalik dan berkata pada Bastian "Saya cek laporan mu jam satu ini Bas! Kamu makan dekat-dekat sini saja".

Bastian menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil nyengir "Oke Bos!".

Shara memberikan senyum terbaiknya untuk Bastian sebagai penghiburan. Lalu ia pun cepat-cepat berlalu.

Sesampainya di lobby gedung utama, sudah ada MPV Alphard Hitam terlihat terparkir persis didepan pintu  keluar gedung.

Pak Teguh berhenti sejenak dan melambaikan tangannya kearahku yang masih berada agak jauh darinya "Ayo cepat Shara"...

Akupun sedikit berlari menyamai langkahnya. Duh, mau kemana sih buru-buru sekali, gumam Shara dalam hati.

Kulihat Pak Husen, supir Pak Teguh membukakan pintu mobil untuk kami.

"Maaf Pak Teguh, mau makan siang dimana?" tanya Pak Husen setelah mobil melaju meninggalkan gedung perkantorannya.

"Ditempat biasa saja" jawab Pak Teguh.

"Siap!" suara Pak Husen mantap.

Setelah beberapa saat tak ada yang bersuara. Sepertinya Pak Teguh bisa menangkap kebingungan diwajahku.

"Keberatan kita makan siang Shara?Aku lapar sekali siang ini. Dan kamu kalau saya ajak, seringkali menolak kan? Jadi menurut saya begini lebih baik" ujarnya.

Yah kalo caranya seperti tadi, mana bisa juga dia protes, pikir Shara.

"Oh baik Pak, tidak masalah" kujawab juga dengan pasrah.

Pak Teguh tersenyum, lalu memejamkan matanya.

"Saya istirahat sebentar ya, penat sekali rasanya setelah marathon meeting pagi ini".

Jatuh Cinta LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang