"Abiiiii kamu kemana aja sih?! Susah banget menghubungimu!" nada suara Stella ditelepon yang agak tinggi membuat Abi spontan menjauhkan ponsel dari telinganya. Dia sangat tidak suka dengan sapaan awal itu.
"Abi, kok susah banget sih minta waktumu? Kamu kan bilang mau menemani aku ke butik untuk fitting gaun pengantinku" masih dengan nada kesalnya Stella.
"Iya, tapi kamu nggak bilang kalau fittingnya Sabtu besok kan? Malam minggu ini acara reuni sekolah, aku akan menghadirinya" jawab Abi tenang sambil memindahkan ponselnya ke telinga kiri. Dan tangan kanannya menyalakan mobil. Ia pun meninggalkan kantornya.
Terdengar helaan nafas kesal Stella di telepon,"Sejak bertemu perempuan itu kamu jadi sibuk banget".
"Namanya Shara. Aku pikir urusan gaun pengantinmu ini sudah selesai Stella, baru dua minggu lalu kan kamu fitting gaunnya, dan tidak ada keluhan yang kamu sampaikan. Kamu bilang semua sudah oke".
"Iya, tapi sekarang berat badanku naik, aku hanya merasa perlu untuk melakukan fitting terakhir kalinya Bi, semua harus sempurna. Sudah mau mendekati hari H-nya Bi".
Abi memperlambat laju mobilnya, ia mencari tempat untuk menepi "Hari minggunya bagaimana? Siang akan aku usahakan menemanimu".
Stella tersenyum senang "Oke. Minggu siang ya, aku akan re-schedule ke hari minggu".
"Iya, siang aku temani. Sudah dulu ya, aku sedang dijalan" Abi mencoba mengakhiri pembicaraannya.
"Oke thanks Bi. Drive carefully".
Stella menutup teleponnya. Jujur, ia merasa Abi sangat sulit ditemui sekarang. Selalu saja sibuk. Stella perhatikan, perubahannya terlihat sejak Abi bertemu kembali dengan teman semasa SMA nya dulu.
Siapa tadi namanya? Stella mencoba mengingatnya. Oh iya, Shara. Sekilas ia mengingat wajah perempuan itu. Shara memang perempuan yang cantik dan menarik. Tapi Stella yakin, ada hal istimewa diantara mereka daripada sekedar teman semasa SMA. Ia cukup mengenal dekat Abi. Abi bukanlah tipe lelaki yang mudah teralihkan, dan selama ia mengenal Abi, tak satupun reaksinya seperti Abi kini saat bertemu dengan Shara. Apa mungkin Abi sedang jatuh cinta?
Arrgghhh tiba-tiba saja Stella menjadi kesal.
Ia mengeluarkan ponselnya, mencari nama Dhio. Sepertinya ada yang harus dia infokan kepada Dhio, Stella tersenyum sambil membuka pintu mobil dan memberikan arahan kepada supirnya "Kerumah papa Pak."
***
Abi meletakkan ponselnya di kursi penumpang. Ia kembali melajukan mobilnya ke arah Sudirman, menjemput Shara. Pagi tadi ia tak sempat mampir ke kos sesuai janjinya karena jadwal meeting diubah menjadi pagi. Semoga perempuan itu bisa memahaminya. Abi sebenarnya merasa heran terhadap dirinya kini, memikirkan Shara kenapa mampu membuatnya diliiputi gairah yang seolah candu. Makin dipikirkan makin tak terbendung hasrat untuk menemuinya, dan hatinya kerap merasakan debaran aneh saat berhadapan dengan perempuan itu. Abi sangat menikmati tarikan senyum diwajah Shara, membuat matanya berbinar mempesona.
Shara memasukkan laptop kedalam tasnya. Ia masih berada di meeting room PT Indofood Asahi bersama Bastian. Jam menunjukkan pukul 17.30 WIB, sudah lewat jam pulang kantor. Pasti macet sekali diluar sana. Shara mempercepat gerakannya.
"Shar, gue pulang duluan ya. Mau jemput Raya dikantornya, udah telat banget. Kamu nggak apa-apa kan pulang sendiri?" tanya Bastian.
"Ya Bas, santai aja. Nanti aku pesan taxi kok. Salam buat istrimu ya".
"Siip. Lo hati-hati ya, jangan ketiduran di taxi" ujar Bastian sambil berjalan keluar ruangan. Shara hanya mengacungkan jempolnya kearah Bastian.
Setelah semua barangnya rapi kembali didalam tasnya, Shara mengambil ponselnya. Ia kaget melihat banyak telepon masuk dari Abi yang tentu saja tidak terangkat olehnya karena sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Lagi
RomanceShara tidak menyangka bahwa ia akan bertemu kembali dengan Abi, teman SMA nya dulu. Seolah selalu ada satu tanya yang kerap membutuhkan jawaban setiap bersinggungan dengannya.