"Kania, aku nanti ke rumah mu aja ya? Kita berangkat dari sana".
"Nggak usah, nanti gue jemput di kos-anmu aja bareng bang Edo ya" jawab Kania di telepon.
"Yaah ngerepotin bang Edo terus sih aku Nia, nggak enak lama-lama."
"Ah basi banget lo, kan sekalian jalan karena searah tempat acaranya" lanjut Kania lagi.
"Oke, thanks ya".
"Eh Shar, gimana hubungan lo sama Abi? Kemarin pagi jadi dijemput dan diantar ke kantor?"
"Nggak jadi. Abi mendadak harus meeting pagi-pagi sekali" jawab Shara cepat.
"Truuuuss......" Kania bertanya penuh semangat.
"Sebenarnya dia menjemputku di sorenya, saat pulang kantor. Tapi pas banget aku meeting diluar sampai sekitar jam tujuh malam. Dan ponselku mati".
"Haaa...kok bisa??Lalu kalian nggak ketemu?"
"Ketemu Ni, dia menunggu dikos-anku lengkap dengan makan malam buatku".
"Aduuuh Shar, romantis banget sih Abi. Menurut aku niiih, Abi sepertinya masih menyimpan perasaan cinta deh sama kamu Shar. Nggak lo propspek aja tuh?"
"Lo pikir Abi saham?"
Mereka lalu tertawa di telepon.
"Ih serius gue Shar, he's a very nice man, feeling gue ya. Type laki-laki yang bertanggungjawab, nggak suka tebar pesona, pintar dan family man juga. Pekerjaan dia juga oke. Kamu pun kan mandiri, jadi kurasa kalian akan jadi pasangan yang cocok deh."
"Eh masalahnya Abi masih single atau udah punya kekasih ya?"
"Nggak tauuuuu..." Shara menjawab enteng.
"Wah nanti aku tanyain deh!"
"Ataauuu...apa lebih baik lo sama Pak Teguh aja Shara, dia juga sepertinya naksir kamu deh."
"Hah apaan siiih....udah-udah ah.."
"Ih gemes deh ni anak kalau diajak ngomongin masa depan, malah kabur"
"Bye darling....." Shara memutuskan sambungan teleponnya dengan Kania.
Shara duduk diatas kasur sambil mengingat-ingat isi lemarinya, memikirkan baju apa yang ia mau pakai untuk acara nanti.
Ia jadi teringat pembicaraannya dengn Kania tadi. Sejujurnya, ada juga pertanyaan yang mengusiknya tentang Abi. Apakah perempuan dengan wajah blasteran yang pernah bertemu denganya itu kekasihnya Abi? Atau malah dia calon istrinya Abi? Ah sudahlah, nanti lagi dipikirkan. Sekarang ia harus bergegas mandi dan sudah harus cantik saat dijemput Kania.
***
"Hi Bi, aku sudah dengan Kania dan bang Edo. Ketemu disana ya? Oke, bye." Shara kembali memasukkan ponsel kedalam tasnya.
Kania membalikkan tubuhnya mengarah ke Shara yang duduk di kursi belakang "Abi ya? Memangnya dia mau jemput kamu? Kok kamu nggak bilang?"
"Abi menawarkannya, tapi kan aku udah janjian sama kamu" ujar Shara.
"Ya nggak apa-apa juga kalau kalian mau berangkat bareng. Aku dukung banget loh. Kita kawal mereka sampai ijab kabul nanti ya bang Edo?" Kania kini bertanya sambil menatap penuh harap bang Edo juga menyetujuinya.
"Iya sayang..." jawab bang Edo lembut.
Kania tersenyum lebar sambil mengelus pipi kiri bang Edo.
"O iya, apa kabar Pak Teguh? Masih di Singapore?"
"Masih, mungkin Senin sudah masuk kantor."
Shara baru menyadari terakhir ia berkomunikasi dengan Pak Teguh saat sakit. Setelah itu pak Teguh belum menghubunginya lagi. He must be very busy taking care of the new branch office. Begitu pikir Shara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Lagi
RomanceShara tidak menyangka bahwa ia akan bertemu kembali dengan Abi, teman SMA nya dulu. Seolah selalu ada satu tanya yang kerap membutuhkan jawaban setiap bersinggungan dengannya.