Diliriknya gadis itu melalui kaca spion mobilnya. Lelap rupanya.
Kepalanya bersandar ke jendela, ingin rasanya Abi memberikan bahunya kepada gadis itu agar lebih nyaman tidurnya.
"Bi, Abiii kamu dengar ngga sih aku ngomong?!" suara Stella mengagetkannya.
"Owh maaf, kamu bilang apa barusan?" tanya Abi merasa bersalah.
"Aku bilang, kita antarkan dulu temanmu itu supaya dia bisa tidur di kamarnya!" geram Stella.
Abi terdiam sejenak seolah berpikir.
"Aku antar kamu dulu ya, lagipun rumahmu dulu yang terlewati kan".
Sebenarnya Abi tidak tega membangunkan Shara yang tertidur.
"Terserahmulah!" cetus Stella kesal.
Lagi pula dia juga masih jetlag setelah menempuh perjalanan 15 jam dari London. Tak bertenaga rasanya kalau harus berdebat malam ini dengan Abi.
Dia kecewa karena ternyata Abi malah membawanya ke acara pertemuan dengan teman-teman nya tanpa memberitahu dulu. Padahal dia berharap, mereka bisa makan malam berdua setelah dua tahun berjauhan.
Pintu gerbang rumah mewah didaerah Patra Kuningan itu sudah terbuka seolah-olah memang menanti kedatangannya. Pak Munir, satpam dirumahnya segera menghampiri mobil Abi yang sudah terparkir.
"Selamat malam mas Abi, selamat malam non Stella".
Abi dan Stella membalas dengan anggukan.
Pak Munir membukakan pintu mobil mempersilahkan Stella turun, dan langsung menyuruh Pak Munir untuk menurunkan barang-barangnya dari bagasi mobil.
"Masuk Bi?" ajak Stella.
"Sudah malam sekali Stella, aku langsung saja ya, masih harus antar Shara juga kan. Sampaikan salamku untuk om dan tante Hermawan" jawab Abi.
Tanpa bicara lagi, Stella langsung melangkah masuk menuju rumahnya meninggalkan Abi. Teman Abi itu hanya menumpang pada mereka, malah jadi merepotkan dan merusak suasananya dengan Abi. Stella mendengus, lelah, dan marah.
Abipun bergegas masuk ke mobilnya, dan menutup pintu mobil perlahan. Khawatir membangunkan Shara yang ia lihat masih terlelap.
Situasi lalu lintas terlihat lengang di jalan Sudirman, namun Abi memilih melajukan kendaraannya pelan saja.
Abi memarkirkan mobilnya di kos-an Shara yang terlihat sudah sepi. Dia hanya melihat dua orang satpam yang sedang berjaga di-posnya.
Entah mengapa Abi memilih tidak segera membangunkan Shara.
Abi justru membalikkan badannya perlahan kebelakang. Ia menatap wajah Shara nyaris tak berkedip.
Sejak dulu, Shara memang berkulit putih mulus. Menurut Abi itulah yang menjadi kekuatan terbesar bagi pesona Shara secara fisik. Selain pribadinya yang ramah, energik, dan cerdas. Wajah tirus yang hanya dipoles tipis make up dengan lengkungan alis natural yang sempurna, menjadikan Shara berubah kian menawan.
Gerakan pelan Shara yang tiba-tiba, membuyarkan perhatian Abi dan itu membuatnya jadi salah tingkah.
"Loh Bi, ini sudah sampai kos-an ku?sudah lama kita sampai Bi? kok aku sampai tidak menyadarinya? Stella kemana Bi?" cerosos Shara langsung panik.
"Iya sudah sampai. Kamu sudah bisa turun dan melanjutkan tidurmu. Bagaimana bisa kamu tidur senyenyak itu! Padahal ini bukan kamarmu" Abi bicara tajam sambil memposisikan dirinya lagi kedepan.
Sekilas Shara bisa melihat wajah Abi yang lelah.
"Terima kasih banyak ya Abi,maaf sudah merepotkanmu. Hati-hati menyetirnya. Selamat malam" hanya kata-kata itu yang akhirnya meluncur dari bibir mungil Shara.
Abi hanya mengangguk, tanpa menoleh sedikitpun.
Selama beberapa menit Shara berdiri disana sampai kendaraan itu bergerak meninggalkan halaman parkir kosnya.
Sepi sekali, sepertinya semua penghuni kos sudah terlelap dalam mimpinya masing-masing.
Saat sedang membuka pintu kamarnya terasa ada getar dari ponsel nya, ada pesan masuk.
Kania
'Sudah sampai dengan selamat Shar?Kamu ngga diapa-apain Abi kan dijalan'Shara
'Udah,dan aku ketiduran dimobilnya Abi. Malu banget gue Niaaa..'Kania
'Hahahaha dasaaarrr...untung lo ngga dicumbui si Abi Shaar....'Shara
'Astaga Niaaa, ngacoo banget sih kamu.Byeeeeee...'Kania
'Night darling'.Shara merebahkan tubuhnya di kasur. Wajahnya tampak lelah.
Layar ponsel nya kemudian menyala lagi. Dengan malas Shara membuka pesan tersebut. Dan Ia kaget saat membacanya.
Tatapan Teduh
'Tidak baik wanita secantikmu pulang larut malam pakai taxy online!'Tatapan Teduh
'Lain kali hubungi aku kalo butuh dijemput Shara, good night'Spontan Shara bangun dan menyibakkan tirai kamarnya, Ia melihat sebuah Alphard hitam baru saja meninggalkan halaman kos-an nya.
****
Abi hanya membutuhkan waktu lima belas menit saja ke apartemennya.
Ia tinggal di apartemen yang cukup nyaman dilengkapi dengan dapur kecil, kamar mandi, dan tv berlangganan dengan berbagai pilihan channel.
Letaknya tidak jauh dari kantornya di Menara BCA, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Sebenarnya itu bukan apartemennya, Ia hanya beruntung saja diijinkan tinggal disana sementara waktu oleh Dhio.
Abi mengacak-acak rambutnya sendiri, kesal. Duh bodoh sekali aku, kenapa tadi bicaranya ketus kepada Shara, batinnya.
Abi berpikir apa Shara pun sering tertidur di mobil umum yang dia tumpangi? Bagaimana kalau dia pas sial, ketemu supir atau penumpang yang jahat? Astaga Shara kamu ceroboh sekali! Abi mendengus kesal.
Lalu sekarang bagaimana caranya meminta maaf kepada Shara. Ia bahkan lupa menanyakan nomor telepon gadis itu. Astaga Abii...jangan mengulang kesalahan yang sama lagi.
Ia menepuk frustasi kepalanya sendiri.
Sesampainya dikamar, Abi melempar begitu saja kunci mobilnya. Ia berjalan ke dapur dan meneguk segelas air dingin sekedar menenangkan hatinya.
Sharaa..desahnya panjang. Kenapa selalu mudah mengacaukan konsentrasinya. Bahkan setelah sekian lama mereka tak bertemu.
Dan kenapa dia selalu sulit mengontrol egonya.
****
Tuh kan nyesel Abi, sekian lama ngga bertemu teman lama kok malah judes gitu. Hayoo kenapa?
Dalam semalam Abi sudah membuat dua wanita cantik kesal nih.
O iya disini ada ngga yang punya kebiasaan sama seperti Shara?
Ada yang bisa menebak apa yang sedang dilakukan si tatapan teduh tengah malam di halaman parkir kos-an Shara?
And who is Dhio?
Terima kasih untuk tidak menjadi silent reader.
Jangan lupa vote ya
Kos-an Shara
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Lagi
RomanceShara tidak menyangka bahwa ia akan bertemu kembali dengan Abi, teman SMA nya dulu. Seolah selalu ada satu tanya yang kerap membutuhkan jawaban setiap bersinggungan dengannya.