29 - ILY

3.1K 268 68
                                    

MASI STAY DI CERITA ALDRICH, BROU??! VOTE KOMEN JANGAN SAMPE LUPA DAN KALO ADA PENULISAN YANG SALAH ATAU TYPO TANDAI OKS

Kira-kira playlist yang cocok apa y?

Selamat membaca kalian

Selamat membaca kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Aldrich Bagaskara : Ke ruangan gue sekarang

Langkah Nindys berubah pelan. Beralih melirik sekilas Pak Dion lewat ekor mata yang berjalan di belakang mengikutinya. Hendak menuju parkiran mobil untuk segera pulang. Ngomong-ngomong nama Aldrich memang sudah ia ubah sesuai aslinya.

Alasan mengubah nama contactnya menjadi 'supir' sebenernya karena iseng aja sih. Abisnya dulu dia sendiri yang menawarkan ingin mengantar jemput dirinya.

Aldrich Bagaskara : Gak pake lama. Atau gue yang samperin lo

Spontan kakinya berhenti melangkah yang otomatis diikuti Pak Dion. Nindys berdecak, Aldrich dengan segala ancamannya sungguh menyebalkan. Bila tidak di turuti maka sudah pasti dia akan nyusul. Dan takutnya justru berakhir keributan.

"Ada apa, Non?" Pak Dion bingung.

"Kayaknya aku mau ke toilet dulu deh, Pak. Urgent banget." ujar Nindys.

Mulut Pak Dion terbuka, berencana menawarkan ingin di antar atau tidak, buru-buru ia memotong. "Bapak tunggu sini aja. Aku nggak akan lama."

Setelah memutuskan demikian Nindys segera pergi. Kondisi sekolah masih ramai mengingat selesai KBM di sambung ekstrakulikuler atau pelajaran tambahan sesuai jadwal masing-masing.

Sebelum singgah ke ruangan cowok itu, ia menuju toilet karena mendadak terasa ingin pipis. Kayaknya kena karma tadinya berniat bohong dengan orangtua. Usai semuanya, Nindys menatap pantulan dirinya pada cermin lalu merapikan rambut.

"Gue minta lo ke ruang ketos bukan toilet," tegur Aldrich tiba-tiba berada di sampingnya.

"A—Al ngapain ke sini?!" sentak Nindys melotot galak. Takut ada yang berpikir negatif melihat Aldrich masuk ke dalam toilet perempuan.

"Nyusulin lo,"

"Ya ampun. Sabar dikit nggak bisa, hah?"

"Nggak." balas Aldrich cepat.

"Sana ih keluar! Nanti ada yang lihat kita berduaan di toilet pada mikir macem-macem," ia berusaha mendorong Aldrich supaya beranjak dari posisi tapi tenaganya tidak cukup kuat.

"Macem-macem gimana?" senyumannya terukir jahil mengerti arah pembicaraan Nindys.

"Ya pokoknya gitu!"

"Gitu gimana coba, Nindys? Gue nggak paham,"

"Aldrich!"

"Apa yang—" Nindys makin membelalak lantaran salah tanggap. "Yang aus yang aus yang aus," Aldrich lanjut ngelawak.

ALDRICHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang