16

4.4K 327 8
                                    

Shirin mengernyit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shirin mengernyit. "Tas siapa nih? Kayaknya masih baru," gumamnya, lalu ia meraih totebag disamping tas tersebut, mengambil pakaiannya lalu masuk ke dalam kamar mandi lagi.

Malam ini, ia akan menginap di apartemen Jeffrey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, ia akan menginap di apartemen Jeffrey. Tentu saja karna paksaan Jeffrey.

"Kamu suka tasnya?" tanya Jeffrey ketika melihat Shirin keluar kamar.

"Tas? Tas diatas kasur itu? Itu buat aku?"

Jeffrey tersenyum, "Iya, kamu suka?"

Shirin kembali masuk ke dalam kamar, disusul Jeffrey dari belakang.

Shirin menatap kagum tas pemberian Jeffrey. "Makasih!" ucapnya seraya memeluk Jeffrey.

Jeffrey mematung. Jantungnya berdetak tidak karuan, dengan ragu ia membalas pelukan Shirin.

Kalo gini, uang bulanan gue bakal utuh tak tersentuh, batin Shirin senang, ia memeluk Jeffrey erat.

Jeffrey tersenyum senang. Uang, Shirin suka uang, ia harus bekerja keras lagi.

.
.
.
.

"Pa!"

Tristan tersadar dari lamunnya, "Hm? Kenapa sayang?"

"Kenapa kita ngga tinggal bareng sama Mama?"

Tristan terdiam. Ia membawa Ara kepangkuannya, "Mama...Mama kamu..." Tristan menghela nafas, "Ngga bisa sayang, Mama ngga bisa tinggal bareng kita."

"Kenapa?" Ara mendongak.

"Sayang, Kenapa kamu nganggep Kak Shirin, Mama kamu?" tanya Tristan lembut.

Tristan heran tentu saja, wajah Shirin tidak ada mirip-miripnya dengan mendiang istrinya, tapi kenapa anaknya menganggap Shirin, Mamanya?

"Mama Shirin," lirih Ara sembari menundukkan kepalanya.

Tristan terdiam, lalu menatap anaknya dengan tersenyum senang. "Coba bilang Mama Shirin lagi," pinta Tristan seraya menatap anaknya berbinar.

"Mama Shirin."

Tristan langsung memeluk anaknya, mencium pucuk kepala Ara lama. "Kamu udah ngga cedal lagi sayang."

.
.
.
.
.

"Halo?"

"Shirin, lo ngga lupa kan?"

"Lupa apa?"

"Astaga! Lo bakal lawan Anton!"

Shirin langsung berdiri dari sofa hingga membuat Jeffrey terkejut.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Jeffrey khawatir.

"Gue kesana sekarang!"

Pip

"Shirin! Kamu mau kemana?"

Shirin menoleh, "Bentar aja, ya?"

"Kemana?"

Shirin berdecak, "Aku udah ada janji, tapi aku lupa. Aku harus buru-buru kesana."

"Tunggu!" Jeffrey menahan tangan Shirin.

"Apa lagi? Bentar doang elah!"

"Aku ikut!"

"Hah?"

Tbc...

Bad Cover : Tempted ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang