Satu hari sebelum Akad.
Bandar Udara Internasional Dubai.Tampak seorang pemuda yang kesulitan menenangkan bayi yang sedari tadi terus menangis. Pemuda itu terlihat tampan juga sederhana mengenakan thawb.
"Bintang! Itu anakmu jangan di tenteng kayak beras gitu, Astaghfirullah. Sini, sini nak, sama Mama."
"Uti.. biasanya kamu panggil aku Habibi, kok berubah?" Ucap seorang pemuda bernama Bintang sedikit merengek.
Ia bisa menebak wajah jijik istrinya dibalik cadar memandang ke arahnya. Bintang nyengir kemudian menggandeng tangan istrinya dan menganyun-ayunkannya sembari berjalan dengan semangat.
"Bintang, malu! Tolong, kamu ini kenapa sih? Ya Allah."
"Huehehe.." Bayi yang ada di dalam gendongan Uti tertawa pelan sembari bertepuk tangan kecil.
"Anak papa senang ya, hihi." Ucap Bintang sembari cekikikan menutup bibirnya gemas.
"Duduk disitu sambil nunggu jemputan mobilnya Syekh Ahmed kata Abah, Bin."
"Iya iyaa, zheyenk." Bintang langsung duduk di tempat yang di tunjuk Uti.
Uti yang sudah duduk pun merasa diperhatikan. Rupanya sepasang suami istri yang duduk di sebelah kanannya sedari tadi selalu curi pandang ke arahnya.
Wanita paruh baya tersebut tepat duduk disebelah kanan Uti. Dirinya ketahuan memandang Uti sedari tadi, ia pun tersenyum lembut.
"Kau seperti calon mantuku." Ucap wanita itu yang hanya di balas anggukan sopan dari Uti.
"Kudengar dia juga menggunakan penutup wajah." Lanjutnya.
Uti tak tahu lagi harus membalas apa, "Tujuan anda kemana, Nyonya?" Ucap Uti pada perempuan berambut cokelat ikal yang indah tersebut.
"Sharjah, mengunjungi putra ku satu-satunya yang akan menikah." Sahutnya.
Uti menatap Bintang yang sedang asik bermain dengan putra nya. "Anakmu?" Tanya sang wanita paruh baya tersebut.
"Eh, iya, Nyonya." Sahut Uti.
"Zheyenk, itu kan? Mobilnya Syeikh Ahmed yang pernah Abah kirim fotonya?"
"Iya, Bin. Ayo, sepertinya supir itu telah melihat kita." Balas Uti, "Kami duluan, Nyonya." Lanjutnya.
"Ah, iya. Kami juga sudah dijemput oleh anak kami."
✨✨✨
Suasana di dalam mobil cukup canggung. Uti tak menyangka bahwa wanita paruh baya yang berbicara dengannya tadi merupakan calon mertua adik nya.
Kemudian pria tinggi yang ia kira supir tadi merupakan calon suami adiknya. Allah.
"Saya Bintang. Bintang Syi'ra Husayn, kakak dari Ila, ini istri saya, Uti dan ini anak kami Kahfi." Ucap Bintang membuka percakapan dengan ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi cool dan berwibawa.
"Ah, itu Matthew putra kami. Saya ibunya, Elizabeth. Sedangkan disebelah kiri saya adalah Alexander, ayah Matthew, lalu Eleanor, putri kami."
Bintang tersenyum sopan kemudian mengalihkan tatapannya pada seorang pemuda tampan, bermata biru, dan memiliki rambut sedikit ikal yang sedang mengemudi.
'Dia ternyata.' Batin Bintang.
Bintang kemudian melihat ke arah pria bermata biru di depannya, ayah Matthew. Benar kata Abah nya, ayah Matthew terlihat tidak baik-baik saja.
"Eh, apa itu Plants vs. Zombies?" Suara Uti girang sembari menunjuk ke arah Handphone seorang gadis di depannya.
"Iya." Jawabnya singkat, ia takut pada orang yang wajahnya tak terlihat seperti wanita di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSAFIR
SpiritualMatanya kemudian bertemu dengan mataku yang sedari tadi terpaku menatapnya. Purdahnya tersingkap, membuatku terkejut karena dapat melihat wajahnya. <3 Huah! Terbang ke Dubai niat belajar malah di nikahin sama Abah!