chapter 05.

758 89 7
                                    

Catatan: Semua hanya karangan dan imajinasi (halu)

Happy reading ❤️
⭐⭐⭐
⭐⭐

✌️☹️

====================================


Bagai lukisan mega bintang yang menghiasi langit pada pagi itu. Sinar sang mentari yang perlahan muncul di timur, membuat danau yang luas terlihat seperti hamparan emas yang ditebarkan oleh sang maha kuasa dan di pertontonkan keagungan nya pada para makhluk-nya.

Dan kini Samanta tampak tengah asik menikmati suguhan itu sembari berjalan diikuti oleh Diaval di tepi danau.

"Samanta apakah selama kamu tinggal sendirian di hutan ini?" ujar Diaval memecahkan suasana keheningan yang sedari tadi melanda.

Samanta berbalik dan tersenyum lembut pada Diaval sembari berkata "ya meskipun disini tidak ada manusia, tapi aku bersyukur karena memiliki Zizi dan lainnya yang selalu menemaniku disini"

Untuk sesaat dunia seakan berhenti, membiarkan senyuman indah Samanta menyapa dunia, itu membuat Diaval kehilangan fokus. Setelah kembali ke kesadarannya, Diaval dengan cepat memalingkan wajahnya dan berkata "ya kau benar Samanta, (hutan) ini sangat indah dan tenang membuat siapapun akan betah berlama-lama di sini. Kau tau Samant..." Ujar Diaval, namun ucapannya terpotong saat seorang peri kecil terbang dengan cepat menuju Samanta sambil berteriak

"Samanta! Samanta... Samanta." Teriakannya sembari terbang mengelilingi samanta.

"Lili ada apa? Apa yang membuatmu terburu-buru dan harus berteriak sekeras ini?" Ujar Samanta yang sedikit terkejut.

"Samanta! Kawat eh gawat, ada hal yang mencurigakan.. Samanta!" Ujar peri yang bernama Lili itu.

"Lili perlahan-lahan, hal mencurigakan apa yang kamu maksud?" Tanya Samanta.

"Aku melihat seorang manusia yang tidak sadarkan diri mengapung di sungai Keristal!" Ucap Lili dengan nada cepat.

"Apa!" Ujar samanta yang langsung mengeluarkan sepasang sayap indahnya dan terbang dengan cepat menuju sungai Keristal begitu juga Diaval yang juga berubah menjadi burung elang dan terbang menyusul samanta, meninggalkan Lili yang tampak terombang-ambing di udara akibat tekanan gravitasi dari sayap besar Samanta.

.

.

Tidak perlu waktu lama bagi Samanta dan Diaval, dan sekarang mereka sudah tiba di sungai Keristal, dan benar saja terlihat seorang pria terombang-ambing di air. Bisa dilihat dari pakaian yang dikenakannya dia tampak seperti seorang bangsawan, dengan cepat Samanta melambaikan tangannya dan gelembung raksasa muncul dari dalam sungai membungkus dan membawa pria itu kepada Samanta.

Samanta membaringkan tubuh pria itu di atas rumput dengan perlahan, dan dengan cepat memeriksa nadi dan nafasnya. Sambil menghela nafas lega Samanta berkata "syukurlah dia masih hidup" ujarnya lalu melambaikan tangannya dan seketika itu juga seteguk air keluar dari mulut pria itu, yang membuatnya tersedak dan perlahan membuka matanya.

"Apakah kamu baik-baik saja tuan?" tanya Samanta pada pria yang tidak kalah tampan dari Diaval itu.

Pria itu memandang wajah cemas Samanta dan tidak bisa untuk tidak terpana pada kecantikan di depannya saat ini, dengan muka sedikit pucat pria itu tersenyum sembari berkata "yah aku merasa baik-baik saja, terimakasih karena telah menolongku. Kalo boleh tau siapa namamu?" Ujarnya pada Samanta sembari berdiri.

"Ah syukurlah. Namaku Samata dan tuan sendiri?" jawab Samanta sambil bertanya kembali.

"Nama yang cantik, sangat cocok untukmu. Owh ya namaku Philips, Pangeran dari Kerajaan Ulstead" Ujar Philips.

"Ah Yang Mulia. Maafkan hamba, hamba tidak ta.." ujar Samanta sembari hendak berlutut namun ucapannya di potong dan bahunya di pegang oleh Philips.

"Tidak perlu meminta maaf, kamu tidak usah terlalu formal terhadapku. Panggil saja aku dengan namaku, Philips" ujarnya sembari mencegah Samanta untuk berlutut.

"Baik yang mulia, ah maksudnya Philips" ujar Samanta.

"Bagus, lalu dia?" Ujar Philips sambil memandang Diaval yang sedari tadi hanya diam.

"Ah Philips, perkenalkan dia Diaval yang sudah ku anggap seperti kakakku sendiri" Ujar Samanta memperkenalkan Diaval pada Philips.

Diaval yang sedari tadi hanya diam sembari mengepalkan tangannya di balik jubahnya, sontak langsung memandang Samanta dan hanya bisa tersenyum sambil berkata " ya Samanta benar, perkenalkan aku Diaval dan sebaiknya kita pulang terlebih dahulu untuk makan siang" Ujarnya lalu langsung pergi meninggalkan Samanta dan Philips.

"Ya, ayo mampir dulu untuk makan siang" ujar Samanta lalu dibalas dengan anggukan Philips.

.

.

.

Di meja makan yang tidak terlalu besar itu, Samanta, Philips dan Diaval sedang duduk sembari menikmati makanan yang di suguhkan oleh Samanta.

"Em ini sangat enak dan lezat, selain cantik kamu juga pandai dalam memasak. Sungguh sempurna" Ujar Philips pada Samanta sembari mengunyah makanannya.

"Ah terimakasih atas pujiannya. Tapi jangan panggil aku cantik Bagaimanapun juga aku ini laki-laki, kau tau!" Tegas Samanta.

"Oke baiklah. Tapi asal kau tau Samanta, kamu memang sangat cantik melebihi sang dewi kecantikan" rayu Philips.

"Philips hentikan, kau membuat ku malu" ujar Samanta yang pipinya sudah memerah.

'uhuk..uhukk' batuk Diaval yang sedari tadi hanya diam memandangi interaksi antara Samanta dan Philips yang membuatnya merasa emosi, "oh ya, bagaimana kamu bisa hanyut di sungai?" Tanya Diaval pada Philips.

"Hemm benar, bagaimana bisa?" Sambung Samanta.








Bersambung...

Huwaaaaaa
o((*^▽^*))o

Gimana kalian suka? Kalo suka, bisa dipertimbangkan untuk vote, komen and kasih kritik dan sarannya biar aku bisa lebih semangat lagi ngehalunya.
Maaf ya kalo ceritanya gak jelas, banyak typo, dan kekurangannya. Dan makasih buat yang sudah vote and komen...kalian best (つ≧▽≦)つ.

⭐⭐⭐
⭐⭐

✌️☹️

[BL-END] Guardian Of Nature✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang