chapter 11.

390 40 2
                                    

Catatan: semua hanya karangan dan imajinasi (halu).

Happy reading ❤️.
✯✯✯
✯✯

✌️☹️

⭐=================================⭐


Langit biru yang awalnya bersih bagai tak terjamah, kini ternodai oleh gumpalan asap hitam yang telah menjadi awan. Asap hitam yang berasal dari pepohonan yang membara karena terbakar itu, kini terbang kesana-kemari mengikuti hembusan angin yang membawanya. Dan tidak jauh dari sana, di langit, Samanta melesat melewati gumpalan asap hitam itu dengan cepat mendarat di permukaan tanah diiringi oleh Lukash dan Diaval di belakangnya.

Dengan mata terbuka lebar dan genangan air di sudut matanya, Samanta merasa sakit dan tersiksa di hatinya. Bagaimana tidak, di hadapannya sekarang, hutan kuno yang awalnya indah dan menyebarkan aura ketentraman, kini menjadi gersang dan gelap tertutup kabut kehampaan. Namun kini manik mata indahnya menangkap sesosok yang di sayanginya tergeletak di tanah bagai tak berdaya.

"Zizi!!.. Zizi!" ujar Samanta sembari berlari dan berlutut mengambil Zizi yang tidak berdaya dengan tubuh yang di penuhi luka di tanah dan memindahkannya ke pangkuannya, sembari menahan tangisnya Samanta berkata "Zizi apa yang terjadi, siapa yang tega melakukan ini semua"

Zizi perlahan membuka matanya dengan lemah dan berkata dengan nada tak berdaya "ada banyak orang, aku tidak tau siapa mereka. Akan tetapi aku melihatnya, Samanta" ujarnya dengan suara kecil nan lembut.

"Siapa dia? Siapa yang kau lihat, katakan kepadaku!?" Tanya Samanta pada Zizi.

"Philips" ujar Zizi dengan lemah serta bibir mungilnya yang sedikit bergetar.

Samanta terdiam sejenak saat mendengar nama itu di telinganya, dan dengan tangan mengepal Samanta berkata "bajingan itu, apa sebenarnya yang diinginkan olehnya. Sampai-sampai harus melukai mahkluk yang tidak bersalah"

"Buku kuno!" ujar Lukash dengan cepat yang sedari tadi mengusap punggung Samanta untuk menenangkannya.

Mendengar ini, sontak Samanta teringat saat pertama kali dirinya datang kesini dan masuk ke dalam gua Keristal, saat itu dia juga melihat sebuah buku kuno yang tersegel disana. Dengan cepat berdiri, Samanta terbang ke gua Keristal sembari membawa Zizi di gendongan tangannya, diikuti oleh Lukash dan Diaval yang menyusulnya.

Tidak berlangsung lama, Samanta, Lukash dan Diaval sampai di depan gua Keristal. Dengan cepat mereka masuk kedalam. Dan benar saja, gua yang awalnya di penuhi oleh Keristal itu, kini kosong tidak menyisakan apapun selain batu dan debu di udara.

"Mereka telah berhasil mendapatkan buku kuno, aku khawatir bencana yang besar akan segera terjadi" ujar Lukash diikuti oleh Diaval yang mengangguk.

Tiba-tiba saja tubuh Zizi yang berada di gendongan Samanta bersinar terang dan dengan senyum lembut Zizi berkata "Samanta, aku ingin kamu menjaga dirimu baik-baik dan jangan pernah ceroboh lagi. Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi, aku akan pergi" ujarnya pada Samanta.

"Zizi, apa maksudmu? Kamu mau pergi kemana?" Tanya Samanta dengan cemas, yang hanya di balas oleh Zizi yang tersenyum lembut padanya dan seketika dengan perlahan tubuh Zizi lenyap menjadi bintik-bintik cahaya yang terbang melayang keluar gua, menuju ke langit luas yang tak terbatas, diikuti oleh teriakan Samanta yang menggema di dalam gua bahkan sampai keseluruh hutan kuno "Ziziiiiiiii..."

.

Disisi lain, di Kerajaan Ulstead.

Semua orang tertawa riang di aula istana sembari merayakan keberhasilan mereka "bagus. Bagus... Putraku memang hebat" sorak Raja John diikuti oleh semua orang yang berada di sana pada Philips, karena telah berhasil mengambil buku kuno.

[BL-END] Guardian Of Nature✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang