Catatan: Semua hanya karangan dan imajinasi (halu)
Happy reading ❤
️⭐⭐⭐
⭐⭐
⭐
✌️☹️====================================
"Hemm benar, bagaimana bisa?" Sambung Samanta.
Philips diam sesaat sebelum menghela nafas dan berkata "saat itu aku sedang bertarung melawan kerajaan musuh, namun aku ceroboh sehingga aku terdesak dan terjatuh dari tebing ke dalam sungai. Dan setelah itu aku pingsan, lalu..." Ujar Philips dengan mengerutkan kening
"Lalu apa...?" Ujar Samanta.
"Lalu aku berakhir disini dan melihatmu, calon istriku" ujar Philips dengan nada menggoda.
"Kau..kau. ah Philips jangan menggodaku, lagi pula siapa yang ingin menjadi istrimu, aku ini laki-laki" ujar Samanta sembari menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Philips hanya tertawa melihat Samanta. Namun tidak dengan Diaval, dia terlihat tidak suka dengan interaksi itu "sudahlah, habiskan makanan mu dan bagaimanapun juga kamu harus kembali ke kerajaan mu bukan!?" ujar Diaval pada Philips.
"Ah kau benar, aku memang harus kembali ke kerajaanku" ujar Philips.
"Ya sudah habiskan dulu makanan mu, baru setelah itu kau kembali" ujar Samanta sembari menambahkan lauk pada piring Philips dan Diaval.
Setelah makan siang, Philips pun pergi dengan diantar Samanta dan Diaval hingga perbatasan hutan kuno. "Samanta aku pergi dulu, jangan lupa untuk merindukan ku dan lain kali aku pasti akan menemuimu lagi" Ujar Philips sembari tersenyum.
"Ehm, datanglah kapan saja. Aku akan selalu ada dihutan ini, hati-hati" Ujar Samanta sembari membalas senyum Philips dengan senyuman indah yang dapat melunturkan keindahan ketujuh warna sang pelangi.
Jujur saja senyuman indah Samanta membuat Philips kehilangan fokus, namun tidak lama Philips kembali sadar lalu mengangguk dan berkata sembari tersenyum "sampai jumpa lagi cantik" ujarnya lalu mengeluarkan sebuah pedang dan menaikinya lalu terbang dengan cepat dan menghilang di balik awan.
"Sampai jumpa" benak Samanta sembari tersenyum lembut, lalu berbalik kembali kedalam hutan, diikuti oleh Diaval di belakangnya yang tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya.
.
.
.
Sudah lima bulan sejak Samanta dan Philips bertemu, sesuai dengan kata-katanya. Philips sering datang ke hutan untuk menemui Samanta dikala waktu luangnya, dan seiring berjalannya waktu juga, entah mengapa Samanta merasa memiliki sebuah perasaan khusus pada Philips dan begitu juga sebaliknya. Namun berbeda dengan Diaval dia tampak tidak suka jika Samanta dan Philips terlalu dekat, oleh karena itu, Diaval melakukan berbagai cara untuk menjauhkan keduanya.
.
'Samanta datanglah kemari, kami sudah lama menunggumu' ujar bisikan lembut itu yang membangunkan Samanta dikala tidur nyenyak nya.
Entah mengapa akhir-akhir ini Samanta seakan mendengar bisikan-bisikan aneh yang selalu menghantuinya. Karena rasa penasarannya, Samanta memutuskan untuk pergi mencari tahu dari mana bisikan itu berasal.
Samanta bangkit dari posisi berbaring nya dan pergi berjalan keluar pondok, entah mengapa malam ini udaranya sangat sejuk dari malam biasanya. Samanta memandangi sekitar dan tidak lama bisikan itu terdengar lagi 'samanta kemarilah, kami disini' ujar bisikan itu lalu cahaya hijau muncul di atas permukaan tanah seakan menunjukkan jalan pada Samanta.
Melihat ini, Samanta melangkahkan kakinya untuk mengikuti cahaya itu. namun saat hendak mengikuti cahaya itu, Samanta seakan merasa ada sepasang mata yang mengawasinya sedari tadi. Namun Samanta hanya menghiraukannya, karena dia sudah sering merasakan perasaan ini dan sudah menjadi terbiasa.
Samanta melanjutkan langkahnya dan mengikuti cahaya itu hingga waktu yang cukup lama, sampai tiba-tiba saja cahaya itu menghilang. Samanta memandangi sekitar dan mendapati bahwa dirinya berada di tempat yang belum pernah dia datangi sebelumnya, di tempat ini banyak pohon-pohon besar yang menjulang tinggi ke langit dan sebuah genangan air kecil ditanah.
Lalu tiba-tiba saja, secercah cahaya hijau terpancar dari genangan air kecil itu, diikuti oleh bisikan itu yang terdengar lagi ditelinga Samanta 'Samanta kami disini' bisiknya yang kali ini terdengar sangat jelas berasal dari genangan air itu.
Samanta pun berjalan menuju genangan air itu, setelah sampai di tepi genangan air itu. Samanta entah mengapa mengulurkan tangannya dan menyentuh permukaan air itu, lalu seketika cahaya itu menjadi jauh lebih terang hingga sangat menyilaukan dan membuat Samanta menutup matanya karena tidak tahan oleh silau yg di pancarkannya.
Setelah merasa bahwa cahaya menyilaukan itu menghilang, Samanta membuka matanya dan betapa terkejutnya dia saat mendapati dirinya berada di sebuah gua besar yang gelap dan berkabut. Lalu tidak berlangsung lama bisikan itu terdengar lagi ditelinga Samanta 'Samanta berjalanlah lebih jauh, kami sudah menunggumu' bisiknya
Samanta pun menjentikkan jarinya dan seketika bola cahaya kecil muncul menerangi jalannya, Samanta berjalan masuk lebih dalam kedalam gua itu. Hingga dia merasa bahwa tanah disekitarnya bergetar dan seketika seekor singa mendarat di depan Samanta, singa itu sangat besar dengan mengenakan armor serta sepasang sayap putih besar di punggungnya. "Samanta, aku sudah lama menunggumu disini" ujar singa itu sembari berlutut pada Samanta.
Samanta yang telah kembali sadar dari keterkejutannya berkata "siapa kamu? Kenapa kamu memanggilku?"
"Aku adalah binatang sihir milik penjaga alam sebelumnya, dan sekarang aku akan menjadi binatang sihir milikmu Samanta. Tapi sebelumnya, kita harus melakukan penyatuan terlebih dahulu" ujar singa itu pada Samanta.
"Baiklah aku mengerti, lalu apa selanjutnya?" Ujar Samanta pada singa itu.
"Kamu harus memberikan sebuah nama kepadaku, agar kita bisa melakukan penyatuan" ujar singa itu.
"Baiklah, bagaimana dengan nama Leo. Apakah kamu suka?" Ujar Samanta.
"Hem, nama yang bagus" ujar Leo, lalu berubah menjadi cahaya dan masuk kedalam tubuh Samanta. Dan seketika itu juga sebuah pola kecil berbentuk singa muncul di punggung Samanta lalu menghilang kembali masuk kedalam tubuh Samanta.
"Samanta, masih ada empat binatang sihir lagi yang menunggumu untuk menjadikan mereka binatang kontrak di dalam" ujar suara Leo terdengar di benak Samanta.
Samanta mengangguk dan pergi melangkahkan kakinya lebih dalam kedalam gua, hingga tanah kembali bergetar dan seekor Griffin dengan bulu bewarna emas serta sedikit sentuhan warna biru di bagian ekornya mendarat tepat di depan Samanta sembari membuka paruhnya "Samanta, sangat senang bertemu denganmu" ujar Griffin itu pada Samanta.
"Aku juga senang bertemu denganmu, sebaiknya kita harus cepat melakukan penyatuan ini. Aku akan memberi mu nama Eren, bagaimana?" Ujar Samanta.
"Nama yang bagus, boleh juga" ujar Eren, lalu berubah menjadi sebuah cahaya dan masuk kedalam tubuh Samanta. Dan seketika itu juga sebuah pola kecil berbentuk Griffin muncul di punggung Samanta lalu menghilang kembali masuk kedalam tubuh Samanta.
Bersambung...
Huwaaaaaa
o((*^▽^*))oGimana kalian suka? Kalo suka, bisa dipertimbangkan untuk vote, komen and kasih kritik dan sarannya biar aku bisa lebih semangat lagi ngehalunya.
Maaf ya kalo ceritanya gak jelas, banyak typo, dan kekurangannya. Dan makasih buat yang sudah vote and komen...
kalian best (つ≧▽≦)つ.⭐⭐⭐
⭐⭐
⭐
✌️☹️
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL-END] Guardian Of Nature✓
FantasySejak zaman dahulu, hutan-hutan yang luas telah menyimpan banyak sekali rahasia dan misteri yang tak terduga. Mereka adalah rumah bagi makhluk mistis yang tinggal di antara pohon-pohon kuno, dengan setia menjaga alam suci mereka. Samanta adalah ji...