44 : PESTA ANDRA : PERSIAPAN (ZAKA)

855 87 5
                                    

Kami berdua panik, gue dengan pantat yang masih nyeri berlari naik ke kamar Alvin sedangkan Alvin yang panik karena lantai dapur penuh pelumas, kondomnya ada di lantai, dan seseorang sudah masuk ke rumahnya sempat ngeliat gue yang udah telanjang bulat lari di tangga..

"Ngapain kamu Vin? Ada mobil di depan pagar jadi Om parkir agak jauhan" terdengar suara pria dewasa yang mendekati Alvin, gue di kamar Alvin langsung pake baju dan mengintip dari tangga.

"Om Angga, gak ngapa-ngapain, Alvin cuma, itu.." Alvin terlihat sangat panik dan menutup selangkangannya.

"ohhh hahaha gak papa, om paham" om nya tertawa dan memberikan Alvin handuk yang ada di depan kamar mandi.

"Jangan bilang sama mama papa ya om" pinta Alvin.

"Santai gak bakal, kan om juga pernah bawa kamu ke bar cewek bayaran" Om itu terlihat ramah dan gue dengan bodohnya keluar menampakkan diri dengan baju berantakan dan celana belum dikancing.

Alvin shock karena gue keluar. Om Alvin membalikkan badannya dan tersenyum ke gue.

"Oh ini temennya. Saya Angga, om-nya Alvin" Om angga menepuk bahu gue "Saya waktu muda dulu juga kaya kalian.."

"Om gay?" tanya gue.

JEDARRR... Mendadak gue ngeliat wajah Alvin dan Om nya berubah..

"Zak" Alvin ngeliat gue dengan air yang sudah membasahi kelopak matanya.

"Gay?" Om Angga terlihat terkejut dan ngeliat sekeliling rumah yang sepi "Mana cewek nya"

"Om..." Alvin berusaha menggapai om-nya "Om jangan sampe mama papa tahu om"

Om Angga menepis tangan Alvin "Mana ceweknya?" Dia langsung meninggalkan dapur, naik ke kamar Alvin..

Anjinggg. Gue ngancurin hidup Alvin...BANGSAT

Alvin terduduk di lantai dapur dan gue saat itu juga panik "Vin maafin gue vin"

Alvin menangis dan saat itu gue naik ke kamarnya.. Om Angga melihat bagaimana kamar Alvin berantakan, sex toy dimana-mana dan ada sisa sperma di kasur.

"Punya siapa ini?" tanya Om Angga menunjuk ke arah sperma di kasur Alvin.

Gue terdiam "Mungkin kita bisa duduk om, kita bahas dulu"

"SAYA TANYA INI SPERMA SIAPA? " Om Angga membentak gue, bisa aja gue langsung nonjok dia, tapi dia paman Alvin..

"Saya Om" balas Gue.

"Kamu apain keponakan saya?" PLAK Om Angga menampar gue "Kamu buat dia jadi HOMO hah?" gue gak ngelawan waktu Om Angga ngehajar kepala gue berkali-kali, gue emang pantes di pukul. Kalo aja tadi gue diem dan gak bahas homo, pasti kita masih bisa bikin alasan lain.

Alvin masuk ke kamarnya dengan penuh air mata "Om, tolong, ini bukan salah dia..."

"Pergaulan kamu udah kelewatan batas Alvin" bentak Om Angga..

"Tapi Alvin bahagia sekarang"

"Bahagia jadi Homo??" Om Angga mendorong Alvin cukup kuat sampai dia jatuh ke lantai "Papa mama kamu pasti kecewa sama kamu.." Om Angga terlihat sangat marah, dia mengumpulkan liur lalu CUIH meludahi Alvin... Gue melindungi Alvin dalam waktu yang singkat, membiarkan ludah pamannya kena muka gue..

"Keluar" ucap Gue lembut ke Om Angga "Saya mohon anda keluar dan kita bahas ini nanti, biarkan Alvin pakai pakaian dulu"

"Kamu siapa berani ngatur saya?" PLAK Om Angga kembali menampar pipi gue.

"Saya mohon om, selesaikan dengan kepala dingin dulu"

"Homo Bangsat" Om Angga kembali ngeludahin gue..

Gue hapus liurnya di muka gue dan saat itu dengan sekali tinjuan tangan gue bikin lubang di pintu kayu kamar Alvin.. Brakk, tangan gue masuk ke pintu kayu itu dan gue rasain sakitnya tertusuk potongan kayu pintu yang tahan "Gue bilang lo keluar, ini bukan rumah lo dan lo cuma numpang disini" ucap Gue dengan wajah marah, tangan berdarah dan suara yang bikin Om Angga ketakutan.

"Saya telepon papa mama kamu Alvin" Om Angga keluar kamar Alvin dengan ekspresi takut.

Alvin menangis dan tubuhnya bergetar gelisah..

"Vin.. Maafin gue Vin"

"Kita ke apartemen lo sekarang.. Kita mau ke pantai besok" balas Alvin sambil merapikan semua sex toy dan memasukkannya kembali ke laci rahasianya. Alvin memakai baju dan dengan sembarang memasukkan barang ke tas nya..

"Vin" Gue berusaha nenangin dia..

"Ayo pergi" Alvin tanpa Emosi narik gue keluar dari kamarnya.

"Vin kita bisa minta om lo untuk ngerahasiain ini" Gue membujun Alvin.

"Zak.. satu-satunya yang gue mau sekarang cuma keluar dari rumah ini" Bisa gue liat Alvin berusaha tegar tapi air matanya terus keluar.

Bisa kami dengar Om Angga menelpon papa Alvin dan Alvin meninggalkan rumahnya tanpa menoleh ke belakang, dia melempar tasnya ke mobil gue dan saat itu gue duduk di kursi kemudi..

"Nunggu apa lo, langsung pergi kita sekarang" ucap Alvin..

Kami berkendara dan saat itu gue bener-bener ngerasa bersalah. Alvin menyandarkan kepalanya ke kursi mobil sambil menutup mata dan berusaha bernafas sewajarnya..

"Gue benar-benar minta maaf Vin" Gue ngelirik ke Alvin.

"Udah, kita punya liburan buat di nikmatin, gue selesein masalah gue habis liburan ini, jangan sampe ada yang tahu ya Zak, terutama Kevin.. Gue mau besok, lo nikmatin liburannya seolah-olah hari ini gak pernah terjadi"

"Gue minta maaf Vin"

"LO BISA DIEM GAK" Alvin menutup wajahnya sendiri "ANJINGGGG" Dia menghentakkan kakinya dan menjambak rambutnya sendiri.

"Vin" gue ngehentiin mobil dan langsung memeluk Alvin.

"Tolong lupain Zak, lupain semuanya tadi" pinta Alvin "Gue mau liburan dengan tenang"

"Oke, kita liburan dengan tenang"

Siput lamban dan Kelinci yang Menunggunya ( GREEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang