54. RUMAH SAKIT

831 92 9
                                    

POV DINO

Kami berada didalam sebuah kapal rumah sakit militer yang datang beberapa menit setelah tragedi pulau pangkal pelangi terjadi. Gue duduk terselimuti handuk hangat di depan kamar rawat Lian dan saat itu Lena menghampiri gue. Lena berhasil di selamatkan oleh orang-orang keluarga Kevin bersamaan dengan di tangkapnya orang-orang suruhan Adry.

"Maaf gue sempet jebak kalian buat masuk ke ruang sauna" ucap Lena "Gue terpaksa nurutin kemauan orang-orang itu demi nyawa Andra, tapi ternyata mereka bohong" dia menunduk malu.

"Gak papa, hari ini semuanya fuck up banget, kalau gue punya orang yang gue sayang, gue yakin gue bakal lakuin apa yang lo lakuin juga"

Lena bersandar di bahu gue "harusnya gue mulai curiga kenapa Andra bisa dapetin pulau untuk pestanya"

"Gimana kondisi Andra sekarang?" tanya gue.

"Dia digigit ular laut, katanya si Sean sempat nyuntikin anti venom ke Andra, tapi sekarang dia masih dirawat karena ada beberapa racun yang terlalu dalam" jawab Lena.

Dokter keluar dari kamar rawat Lian, gue berdiri dan masuk ke kamar itu. Lena berjalan menuju ruang rawat Andra karena suster memanggilnya.

"Gimana tangan lo?" tanya Gue.

"Bolong lah" Lian menunjukkan perban tebal di tangannya "Untungnya gak kena organ penting, tapi gue harus tetap operasi nanti waktu kita sampe di kota"

"Jari lo bisa gerak?" tanya gue sambil memegang jari Lian.

"Jari tengah agak mati rasa" balas Lian "Tenang, gue tetep bisa main PS kok"

"Kenapa lo ngelindungin gue?" tanya Gue ke Lian. Mengingat Pak Pary, orang suruhan Adry sempat menodongkan pistol ke kepala gue dan Lian korbankan telapak tangannya untuk tertembak.

"kenapa? ya gue mau aja" jawab Lian "Kalo lo mati kan gue juga sedih, mending gue cidera, paling beberapa minggu sembuh"

"Makasih" Gue tersenyum dan menepuk punggungnya.

"Sama-sama" balas Lian.

Zaka masuk ke ruangan Lian dengan baju pasiennya, ada beberapa perban di tubuhnya, dan terlihat wajahnya sedikit memar.

"Gimana Zak?" tanya gue.

"Gue cidera dikit aja, lo gimana li?" tanya Zaka ngeliat ke Lian.

"Ya begini" jawab Lian.

"Kevin-Alvin gimana?" tanya gue ke Zaka.

Zaka terdiam sambil menarik nafas sebelum dia menjawab "Kevin punggungnya kebakar, luka bakarnya bener-bener berat" mata Zaka berkaca-kaca "Alvin koma, dia harus langsung ke rumah sakit daratan secepatnya"

Bella dan Hannah juga masuk ke kamar Lian. Bahu Hannah di balut perban sedangkan Bella punya beberapa lecet yang bisa ditutupi dengan plester luka. "Alvin dibawa pake helikopter" ucap Bella "Dia perlu peralatan untuk bikin dia tetap bisa hidup"

"Kenapa Alvin bisa kritis, sedangkan Kevin tenggelam lebih lama?" tanya Lian.

Tidak ada jawaban, kami semua tidak mendapatkan informasi apa-apa.

"Terus pelaku-pelakunya gimana?" tanya gue.

Seorang polisi dan pria tampan masuk ke dalam ruangan kami "Halo, saya Felix, Kakak Kevin.  saya ingin mengucapkan sangat terima kasih untuk kerja keras kalian yang berusaha melindungi Kevin walaupun dia mungkin bukan teman yang baik" ucap pria yang berpakaian jas, terlihat matanya berkaca-kaca dan tangannya sedikit bergetar. Pria itu sangat tampan, putih bersih, seperti Kevin namun lebih gagah dan tinggi.

Siput lamban dan Kelinci yang Menunggunya ( GREEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang