Kami semua berangkat naik 2 mobil menuju ke pantai tempat kapal penyebrangan ke pulau ujung pelangi berada. Mobil pertama di bawa Dino, diisi Lian, Hannah, Lena dan Andra. Mobil kedua dibawa Zaka diisi gue, Kevin, dan Bella. Butuh 5 jam dari kota sampai ke pantai, di pertengahan jalan kami berhenti sejenak di rest area untuk ke wc, isi bensin, dan ngemil.
Udah lama gue gak ngeliat ke hp gue semenjak kejadian dengan om Angga dan saat itu gue masuk ke WC untuk memberanikan diri. Melihat chat-chat penuh amarah, hinaan, dan cacian yang keluarga gue kasih ke gue setelah om Angga benar-benar menceritakan semuanya ke mereka.
Mama, gue yakin mama pasti bakalan mau dengerin sapaan gue, seengaknya tahu alasan gue bakal menghilang sejenak 2 hari kedepan..
"Halo" Gue telpon mama sambil duduk di toilet rest area.
"Alvin, kemana kamu nak?" tanya mama.
"Ada urusan sama temen, aku bakalan ngelepas HP sampai lusa" balas gue yang sebenarnya menahan air mata.
"Nak, mama paham kalau kamu ngerasa malu dengan diri kamu sendiri, kami bakalan sampai kesana lusa, kita bakalan bicara langsung karena itu cara terbaik" balas Mama.
"Bicara apa? kalau emang mama dan papa gak nerima kondisi aku, aku ngerasa semuanya gak bakal sama" balas gue.
"Semuanya memang gak bakal pernah sama Alvin, semua gak bakal pernah sama lagi karena kamu berubah gak seperti yang kami kenal dulu. Kami percaya sama kamu tapi ternyata kamu ngecewain mama dan papa" balas Mama.
Gue benar-benar menangis saat itu. Dianggap gak seperti yang dikenal, dianggap mengecewakan dan gak bisa dipercaya karena bertindak atas nafsu dan cinta.
"Kemanapun kamu pergi kamu harus sampai ke rumah besok, kami bakalan sampai disana lusa. Kita bakalan bicara, kita selesaikan semua masalahnya, dan mama papa sepakat buat mindahin kamu ke sekolah lain "
"aku masih mau sekolah disini ma"
"satu sekolah sama orang orang yang bikin kamu melenceng itu? Kami bakal masukin kamu ke sekolah yang lebih disiplin Vin"
Gue matiin telpon itu dan melemparnya ke lantai sampai retak gitu aja. Hati gue berantakan, merasa bersalah, merasa bodoh, dan pengen lompat dari gedung.
----
Mobil berhenti di sebuah pantai. Kami bertemu dengan Pak Samudra, seorang nahkoda kapal 40 tahunan yang juga punya rumah di pantai untuk kami turis-turis memarkirkan mobil.
"Kalian siap berlayar?" tanya Pak Samudra, rambutnya yang spike, kumis dan jenggotnya yang tebal membuatnya terlihat seperti pria dewasa yang keren.
"Siap pak.." ucap kami bersamaan, tepatnya cuma Lian dan Dino yang kelihatan paling menikmati liburan ini tanpa beban. Para cewek udah capek karena perjalanan.
Setelah memasukkan mobil ke garasi pak Samudra, kami memasukkan barang-barang ke dek kapal, lalu naik ke kapal itu menuju ke pulau ujung pelangi..
"Kenapa nama pulaunya pulau ujung pelangi pak?" tanya Bella.
"Gak tahu juga saya, itu pulau baru. Dulunya pulau biasa, sampai ada milyarder yang ngebeli pulaunya buat dibuat jadi tempat liburan" jawab pak Samudra.
"Disana ada apa aja pak?" tanya Lena.
"Ada hotel, ada kolam renang, ada kebun-kebun juga, ada tambak ikan, pokoknya masih asri disana, ada tempat sauna, dan penangkaran" balas pak Samudra.
"Penduduk asli sana ada?" tanya Hannah.
"Gak ada neng, itu pulau kosong, semua aktivitas disana diatur pekerja resort. Saya aja baru daftar jadi pengantar tamu disana, kapal ini punya pulau, saya terima gaji aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Siput lamban dan Kelinci yang Menunggunya ( GREEN)
RomanceBL 18+ [Selesai - Menuju tahap revisi] 🔕🔕 Dark - Erotic - Drama Judul nya Imut, Isinya Brutal Kalian salah kalau mengira ini hanya cerita BL biasa yang lembut dan menggemaskan, cerita ini akan semakin gelap dan panas di tiap chapternya. 🏩🏩 Memua...